Abdullah bin Saba', Pendiri Syiah
Abdullah bin Saba bahasa Arab : عبد الله بن سبأ (ca. 600 M), juga dikenal dengan nama Ibnu Saudah merupakan seorang Rabbi Yahudi yang ...
Pandangan Syi'ah
Menurut Askari watak Abdullah bin Saba' adalah hasil rekaan Sayf yang juga telah mencipta beberapa karakter, tempat, dan kota khayalan. Dari cerita Sayf inilah beberapa orang penulis telah mengambil cerita Abdullah bin Saba' tersebut seperti Said ibn Abdullah ibn Abi Khalaf al-Ashari al-Qummi (w301H/913M) dalam bukunya al-Maqalat al-Firaq, al-Hasan ibn Musa al-Nawbakhti (w310H/922M) dalam bukunya Firaq al-Shiah, dan Ali ibn Ismail al-Ashari (w324H/935M) dalam bukunya Maqalat al-Islamiyyin. Allamah al-Askari mengesan cerita Abdullah ibn Saba' dari riwayat syiah dari Rijal oleh al-Kashshi. Al-Kashshi telah meriwayatkan dari sumber Sa'd ibn Abdullah al-Ashari al-Qummi yang menyebut bahawa Abdullah ibn Saba' mempercayai kesucian Ali sehingga menganggapnya sebagai nabi. Mengikut dua riwayat ini, Ali AS memerintahkannya menyingkirkan fahaman tersebut, dan disebabkan keengganannya itu Abdullah ibn Saba telah dihukum bakar hidup-hidup (walau bagaimanapun menurut Sa'd ibn Abdullah Ali telah menghalau Ibn Saba' ke Madain dan di sana dia menetap sehingga Ali AS menemui kesyahidannya. Pada ketika ini Abdullah ibn Saba' mengatakan Ali AS tidak wafat sebaliknya akan kembali semula ke dunia).
Al-Kashshi, selepas meriwayatkan lima riwayat yang berkaitan dengan Abdullah ibn Saba' menyatakan bahawa tokoh ini didakwa oleh golongan Sunni sebagai orang yang pertama yang mengisytiharkan Imamah Ali AS. Allamah Askari menyatakan bahawa hukuman bakar hidup-hidup adalah satu perkara bida'ah yang bertentangan dengan hukum Islam sama ada dari madzhab Syi'ah atau Sunnah. Kisah tersebut pula tidak pernah disebut oleh tokoh-tokoh sejarah yang masyhur seperti Ibn al-Khayyat, al-Yakubi, al-Tabari, al-Masudi, Ibn Al-Athir, ibn Kathir atau Ibn Khaldun. Peranan yang dimainkan oleh Abdullah ibn Sabak' sebelum berlakunya peristiwa pembunuhan Uthman atau pada zaman pemerintahan Imam Ali AS telah tidak disebut oleh penulis-penulis yang terawal seperti Ibn Sa'd (w230H/844M0, al-Baladhuri (w279H/892M) atau al-Yaqubi. Hanya al-Baladhuri yang sekali sehaja menyebut namanya dalam buku Ansab al-Ashraf ketika meriwayatkan peristiwa pada zaman Imam Ali AS berkata: " Hujr ibn Adi al-Kindi, Amr ibn al-Hamiq al-Khuzai, Hibah ibn Juwayn al-Bajli al-Arani, dan Abdullah ibn Wahab al-Hamdani - ibn Saba' datang kepada Imam Ali AS dan bertanya kepada Ali AS tentang Abu Bakr dan Umar..." Ibn Qutaybah (w276H/889M) dalam bukunya al-Imamah wal-Siyasah dan al-Thaqafi (w284H/897M) dalam al-Gharat telah menyatakan peristiwa tersebut. Ibn Qutaybah memberikan identiti orang ini sebagai Abdullah ibn Saba'. Sa'd ibn Abdullah al-Ashari dalam bukunya al-Maqalat wal-Firaq menyebutkan namanya sebagai Abdullah ibn Saba' pengasas ajaran Saba'iyyah - sebagai Abdullah ibn Wahb al-Rasibi. Ibn Malukah (w474H/1082M) dalam bukunya Al-Ikmal dan al-Dhahabi (w748H/1347M) dalam bukunya al-Mushtabah ketika menerangkan perkataan 'Sabaiyyah ', menyebut Abdullah ibn Wahb al-Saba'i, sebagai pemimpin Khawarij. Ibn Hajar (w852H/1448M) dalam Tansir al-Mutanabbih menerangkan bahawa Saba'iyyah sebagai ' satu kumpulan Khawarij yang diketuai oleh Abdullah ibn Wahb al-Saba'i'. Al-Maqrizi (w848H/1444M) dalam bukunya al-Khitat menamakan tokoh khayalan Abdullah ibn Saba' ini sebagai 'Abdullah ibn Wahb ibn Saba', juga dikenali sebagai Ibn al-Sawda' al-Saba'i.'
- Diriwayatkan dari jalur Abu KhaitsamahIa berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abbad ia berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari ‘Ammar ad-Duhani katanya, saya mendengar Abu Thufail berkata …..”
- Diriwayatkan melalui jalur ‘Amr bin Marzuk, Ia berkata, telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Salamah bin Kuhail dari Zain bin Wahb ia berkata, “Ali radhiallahu ‘anhu berkata, ‘ada apa denganku dan dengan orang jahat yang hitam ini (maksudnya Abdullah bin Saba’) ia telah mencela Abu Bakar dan Umar radhiallahu ‘anhu.”
- Diriwayatkan pula melalui jalur Muhammad bin ‘Utsman bin Abi Syaibah,ia berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Ala ia berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin ‘Ayyas dari Mujalid dari Sya’bi ia berkata, “Pertama kali yang berdusta adalah Abdullah bin Saba’.”
- Ibnu Ya’la Al-MushiliBerkata dalam kitab Musnadnya, “Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib ia berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hasan Al-Asadi ia berkata, telah menceritakan kepada kami Harun bin Shalih dari Harits bin Abdurrahman dari Abul Jallas katanya, ‘aku mendengar Ali berkata kepada Abdullah bin Saba’.
- Berkata Abu Ishaq al-Fazzari.Dari Syu’bah dari Salamah bin Kuhail dari Abu Za’ra’ dari Zaid bin Wahb (lihat semuanya di Lisanul Mizan 2/40)
Abdullah bin Saba’ di Kitab-kitab Ahlus Sunnah
- Ibnu Taimiyyah berkata, “Sesungguhnya permulaan rafidhah berasal dari seorang Zindiq, yaitu Abdullah bin Saba’.” (Majmu’ Fatawa 28/483)
- Imam Adz-Dzahabi berkata, “Abdullah (bin Saba’) termasuk zindiq yang ekstrim, ia sesat dan menyesatkan.” (Mizanul I’tidal 2/426)
- Ibnu Hajar berkata, “Abdullah bin Saba’ termasuk zindiq yang paling ekstrim…. Ia memiliki pengikut yang disebut Sabaiyyah, mereka (kaum Sabaiyyah) memiliki keyakinan sifat ketuhanan pada diri Ali bin Abi Thalib. Beliau telah membakar mereka dengan api pada masa kekhilafaannya.” (Lisanul Mizan 3/360)
- Abul Muzhaffar Al Isfarayini dalam Al Milal wan Nihal ketika menceritakan tentang As-Sabaiyyah berkata, “Dan bahwasanya yang membakar mereka adalah Ali, yaitu kelompok dari rafidhah yang meyakini padanya (pada Ali) ada sifat ketuhanan, merekalah yang disebut kelompok Sabaiyyah pendirinya adalah Abdullah bin Saba’ seorang Yahudi yang menampakkan keislaman…” (lihat Fathul Bari 12/270)
- Abdullah bin Muslim bin Qutaibah dalam kitabnya Ta’wilu Mukhtalafil Hadits 1/21 berkata, “Kami tidak pernah mengetahui ada pada ahli bid’ah dan pengikut hawa nafsu yang meyakini adanya sifat ketuhanan pada manusia selain mereka (yaitu rafidhah ekstrim). Sesungguhnya Abdullah bin Saba’ meyakini adanya sifat ketuhanan pada diri Ali.”
- Az Zarkali berkata, “Abdullah bin Saba’ pendiri kelompok Sabaiyyah.” (Al-A’lam 4/88)
- Demikian pula, para ulama’ Ahlus Sunnah sering sekali menjuluki seorang rawi yang beraqidah Rafidhah ekstrim sebagai Sabaiyyah (pengikut Abdullah bin Saba’), kalau seandainya Abdullah bin Saba’ adalah tokoh fiktif mana mungkin mereka memakai istilah tersebut.
- Ash-Shafadi berkata, “As-Sabaiyyah dinisbahkan kepada Abdullah bin Saba’.’ (Al-Wafil Wafayat 5/30)
- Beliau juga berkata, “Pendiri As-Sabaiyyah adalah Abdullah bin Saba’, dialah pendiri kelompok Sabaiyyah, dia pula yang berkata kepada Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, ‘Kamu adalah Tuhan.” (5/393)
- Ibnu Hibban berkata, “Dan adalah al-Kalbi seorang Sabaiyyah termasuk yang berkeyakinan Sesungguhnya Ali belum mati, dia akan kembali ke dunia sebelum hari kiamat…” (Al-Majruhin 2/253)
- Ibnu Makula berkata dalam kitab Rijalnya, “Faraj bin Sa’id bin ‘Alqamah bin Abyadh bin Hamal As Sabay… dan Sabayyah termasuk rafidhah yang paling ekstrim nisbah kepada Abdullah bin Saba’. (lihat Ikmalul Kamal 4/536)
- As Sam’ani dalam kitabnya Al Ansab 3/209 berkata, “Dan Abdullah bin Wahb as Saba’i, gembong khawarij, menurutku bahwa Abdullah bin Wahb ini dinisbahkan kepada Abdullah bin Saba’, dia dari rafidhah, dan jama’ah dari mereka yang dinisbahkan kepadanya disebut, as Sabaiyyah.”
- As Suyuthi dalam kitabnya Lubbul Lubab fi Tahriril Ansab 1/42 berkata, “…Dan (dinisbahkan juga) kepada Abdullah bin Saba’ pendiri Sabaiyyah dari rafidhah.”
- Al Kisysyi dalam kitabnya Ar-Rijal 1/324 meriwayatkan dari Muhammad bin Qauluwiyah ia berkata, telah menceritakan kepadaku Sa’d bin Abdillah ia berkata, telah menceritakan kepadaku Ya’qub bin Yazid dan Muhammad bin ‘Isa dari Ali bin Mihziyar dari Fudhalah bin Ayyub al-Azdi dari Aban bin Utsman ia berkata, “Aku mendengar Abu Abdillah berkata, ‘La’nat Allah atas Abdullah bin Saba’, sesungguhnya ia meyakini adanya sifat ketuhanan pada diri Amirul Mukminiin (Ali), padahal demi Allah! Amirul Mukminin hanyalah seorang hamba yang taat.”
- Demikian pula Al Qummi dalam kitabnya Al Khishal meriwayatkan seperti diatas dengan sanad yang berbeda.
Jadi, pembahasan tentang Abdullah bin Saba’ tidak sebatas ada dalam kitab Tarikh Ath-Thabari saja dan tidak hanya melalui jalur periwayatan Saif bin ‘Umar At-Tamimi, walaupun beliau adalah seorang yang dapat dijadikan sandaran dalam bidang sejarah sebagaimana yang kami jelaskan diatas.
Setelah ini semua, masihkah kita mengingkari keberadaan Abdullah bin Saba’ si Yahudi yang berpura-pura masuk islam?
Inilah yang dapat kami suguhkan pada kesempatan kali ini. Wallahu a’lam bish shawwab. [1] Lihat biografi Abdullah bin Saba’ selengkapnya di Tarikh Dimasyq 3/29, Tarikh Thabari, Al Kamil karya Ibnul Atsir, Al Ma’arif hal.622 karya Ibnu Qutaibah, Mizanul I’tidal 2/426, Al Milal wan Nihal hal.365 karya Asy-Syihristani, Al Wafi bil Wafayat 17/189.