Tiga Hal Negatif Dalam Nikah
Diantara keindahan anugerah Allah ialah penciptaan manusia dari setetes air dan menjadikan mereka berkembang secara turun menurun. Disamp...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2011/10/tiga-hal-negatif-dalam-nikah.html
Diantara keindahan anugerah Allah ialah penciptaan manusia dari setetes air dan menjadikan mereka berkembang secara turun menurun. Disamping itu Allah memberi syahwat bagi manusia sebagai bekal untuk meneruskan keturunan. Namun demikian masalah yang berhubungan dengan syahwat ini adalah masalah yang pelik dan selalu membawa dorongan melakukan hal-hal negatif yang tidak diridloi Allah SWT. Maka Allah memberikan aturan-aturan dengan mengharamkan perbuatan zina bahkan menggolongkannya sebagai perbuatan yang paling keji dan menganjurkan untuk melakukan nikah.
Para ulama berbeda pendapat dalam keutamaan menikah. Sebagian mereka menganggap bahwa menikah lebih baik dari pada menyendiri hanya untuk beribadah kepada Allah. Sebagian lain mengakui nikah lebih utama, tetapi mereka lebih mengedepankan menyendiri untuk beribadah kepada Allah selama tidak ada kemungkinan akan timbulnya keinginan untuk melakukan hal-hal yang tidak diridoi Allah SWT. Sebagai bentuk keutamaan nikah Allah memuji para nabi dan rasul melalui firmanNya:
ولقد أرسلنا رسلا من قبلك وجعلنا لهم أزواجا وذرية
"Dan Sesungguhnya kami Telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan" (QS. Ar-Rad: 38)
Allah juga memuji para kekasihnya :
والذين يقولون ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين
Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami)". (QS. Al-Furqan: 74)
Banyak keutamaan dan faidah yang dapat dipetik dari pernikahan dan kehidupan berkeluarga, namun di sisi lain banyak punya hal-hal negatif yang timbul dari kehidupan berkeluarga yang terkadang menjadi jalan yang paling cepat menuju kesengsaraan yang tak terbatas. Namun perlu diingat, hal-hal negatif ini akan menjadi sesuatu yang kecil, jika dihadapkan pada perbuatan zina, salah satu perbuatan yang paling keji dan paling mencelakakan. Na'udzubillah min dzalik. Sehingga Ibunda sayyidah Maryam berdoa:
وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
"Sesungguhnya aku memohonkan perlindungan kepada Engkau (ya Allah) bagi Maryam dan keturunannya dari syetan yang terkutuk". (QS. Ali Imran: 36)
Berikut adalah tiga dari hal-hal negatif yang timbul dari kehidupan berkeluarga.
1. Ketidakmampuan mendapatkan harta yang halal
Bagi seorang suami mencukupi kebutuhan keluarga adalah sesuatu yang wajib. Memberi makan keluarga dengan benda-benda hal juga merupakan kewajiban. Namun, hal ini bukan merupakan sesuatu yang mudah, apalagi di masa ini, dimana mendapatkan perkara halal adalah pekerjaan yang sangat sulit. Ketika tuntutan ekonomi semakin mendesak sementara penghasilan tidak cukup mampu menekan, maka bagi sebagian orang hal ini menjadi alasan untuk menerjang hal-hal yang diharamkan. Uang pun diburu tanpa memandang jalan, halal atau haram tidak menjadi persoalan. Maka dari sinilah awal dari kehancuran diri dan keluarganya.
Dalam hadits disebukan bahwa seorang hamba diakhirat nanti terhenti di tempat penimbangan amal (mizan). Ia mempunyai amal kebaikan sebesar dan setinggi gunung. Tetapi saat diminta pertanggungjawaban akan nafkah keluarganya ia mampu memberi jawaban, hingga dosa tanggung jawab yang tidak mempu dipenuhi tersebut menenggelamkan semua amal baiknya.
Ini adalah hal negatif yang paling besar dan paling merata dialami oleh sebagian besar manusia. Sedikit yang mampu menyelamatkan diri kecuali orang yang mampu menerima apa adanya dan rela dengan pekerjaan yang dinilai hina. Biarkan sebuah pekerjaan dinilai hina asalkan benda halal yang diterima.
2. Lalai akan tanggung Jawab
Suami adalah pimpinan keluarga, sekaligus pendidik isteri dan anak-anak. Baik atau tidaknya akhlak isteri dan anak-anak berada di tangan suami. Akan tetapi mendidik mereka menuju kebaikan bukan sesuatu yang mudah. Ada yang mengibaratkan bahwa melakukan ceramah di depan seorang isteri lebih sulit dari pada berceramah di hadapan sejuta orang. Banyak orang yang berprofesi sebagai guru sukses dalam mendidik siswa, tetapi gagal mendidik isteri dan anak-anaknya.
Hal negatif ini hampir dialami banyak orang. Yang mampu menghindarinya hanya orang-orang yang berilmu, berakhlak yang baik, sabar akan cercaan mulut isteri dan tidak selalu menuruti kemauan beruk isteri dan anak-anaknya.
3. Berkeluarga Mengganggu Ibadah
Dengan berkelurga seseorang akan berusaha memenuhi kebutuhan nafkah keluarganya. Setiap hari yang terpikir hanya bagaimana cara mendapatkan uang, hingga waktu yang ada diisi dengan kegiatan untuk mendapatkan uang. Kalaupun ada waktu istirahat, waktu itu hanya digunakan dengan bercanda dengan istri dan anak-anak. Ibadahpun terbengkalai atau hanya diberi sedikit waktu. Itupun terpaksa dipotong lagi jika ada keperluan berhubungan dengan keluarga. Wallahul Musta'an
Diambil dari Kitab Ihya' Ulumiddin Karya Imam Al-Ghazali