Nasehat Untuk Isteri (1)
Isteri yang baik adalah isteri yang menginginkan kehidupan rumah tangga yang penuh kebahagiaan. Untuk mendapatkan itu, seorang isteri p...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2012/11/nasehat-untuk-isteri-1.html
Isteri yang baik adalah isteri yang menginginkan kehidupan rumah tangga yang penuh kebahagiaan. Untuk mendapatkan itu, seorang isteri pertama kali hendaknya bertaqwa kepada Allah; menjalankan kewajiban dan menjauhi yang diharamkan. Timbanglah segala ucapan dan perbuatan dengan timbangan syariah. Bergaulah dengan orang yang selalu memberikan nasehat, bukan orang yang bersikap manis di depan tetapi di belakang ia menginginkan dan bergembira ketika terjadi gejolak dalam rumah tangga orang lain.
Taqwa dan akhlak yang baik adalah pondasi kebahagiaan. Diantara akhlak yang baik ialah selalu berbaik sangka terutama kepada suami. Imam As-Syafi’i mengatakan “Barang siapa baik persangkaannya, maka hidupnya akan bahagia”. Seorang isteri hendaknya jangan terlalu memperhatikan dan meneliti kekurangan suami, karena Allah akan memberinya balasan berupa keberadaan orang yang selalu memperhatikan keburukan seorang isteri dan menyebarluaskannya kepada orang lain. Jangan terlalu mengandalkan pendapat sendiri hingga menentang pendapat suami. Iakanlah pendapat suami selama tidak bertentangan dengan syariat. Beprasangkalah yang baik kepada suami, lindungi kekurangannya dan jangan sebarluaskan kepada orang lain. Ingatlah bahwa melindungi kekurangan orang lain berpahala sangat besar. Hal ini jika ada keyakinan dan kejelasan akan kekurangan itu. Jika kekurangan hanya sebatas praduga atau bahkan masih diragukan, maka sangat layak untuk dilindungi dan ditutupi.
Seorang isteri hendaknya jangan terlalu sering berteriak dan membentak-bentak di hadapan keluarga dan tetangga. Sertakan sikap bijak dan sabar dalam setiap perbuatan, karena sikap marah membuat penghuni rumah tidak betah untuk tetap berada di rumah.
Seorang isteri hendaknya selalu menerima dengan rizki yang sedikit dan selalu memuji kepada Allah atas kenikmatan yang telah Allah berikan saat ini. Dalam urusan dunia, pandanglah mereka yang berada di bawah jangan memandang orang yang di atas. Jika kondisi berubah dari cukup menuju kekurangan, maka ingatlah bahwa kebanyakan para nabi dan para wali adalah orang-orang yang kekurangan. Ingatlah pula bahwa orang-orang yang kekurangan akan masuk surga terlebih dahulu dari pada orang-orang yang kaya dengan jarak 500 tahun.
Akhlak yang baik membuat kehidupan rumah tangga berada dalam ketenteraman dan menjauhkannya dari segala keburukan. Sabarlah ketika suami berbuat semena-mena dan ketika dalam kondisi kesusahan dan musibah. Maka kecintaan suami kepada isteri akan semakin bertambah. Bantulah suami memecahkan masalah dan jangan menambah beban.
Masalah yang tentu saja timbul dalam kehidupan rumah tangga, terutama yang menyangkut hubungan pribadi antara suami dan isteri hendaknya jangan sampai terdengar oleh orang lain, karena jika hal ini terjadi penyelesaiannya akan sulit ditemukan. Pada saat keretakan hubungan suami isteri terjadi, tetaplah untuk tidak mementingkan pendapat sendiri yang bertentangan dengan pendapat suami. Percayakan semuanya kepada suami dan ingatlah firman Allah:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاء
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita” (An-Nisa: 34)
Selalu taatlah kepadanya dalam hal taat kepada Allah dan jangan turuti dalam hal maksiat kepada Allah
Seorang isteri hendaknya jangan mengingkari kebaikan suami kepada isteri, hanya karena perbuatan suami yang menyakiti isteri atau hanya karena dugaan bahwa suami menyakiti isteri, padahal suami tidak pernah melakukannya. Hal ini akan membuat hati suami terbakar dan atas sikap ini, seorang isteri berhak mendapatkan laknat dan amarah Allah yang membuatnya menjadi pengguni neraka.
Anak-anak suami adalah juga anak-anak isteri. Mereka adalah titipan yang dibebankan kepada suami dan isteri. Maka hendaknya isteri membayarkan hak-hak Allah untuk mereka. Jagalah mereka dan didiklah dengan pendidikan yang baik. Jauhkah mereka dari segala apa yang dapat merusak, semisal pergaulan yang tidak baik dan biaskan mereka hidup dalam pergaulan yang baik.
Jangan sekali-kali memasukkan orang lain ke rumah, sementara suami tidak mengizinkannya. Janganlah menjadi isteri yang nyenyak dalam mimpi sementara suami dalam keadaan marah kepadanya. Penuhilah permintaan suami jika tidak ada udzur syar’i. Kenakan pakaian terbaik dihadapan suami, dan berhiaslah untuknya hingga seolah tidak pernah ada keburukan dalam diri isteri di mata suami.
Seorang isteri juga hendaknya tetap memberikan perhatian penuh terhadap suami. Tinggalkan kesibukan diri untuk menyediakan makan, minum dan tempat tidur untuknya. Jangan sekali-kali bebicara sesuatu yang tidak disenangi suami, saat ia makan atau saat berbaring untuk tidur.
Jagalah harta suami dengan baik. Jangan pula menampakkan kegembiraan saat ia susah atau menampakkan kesusahan ketika ia berbahagia. Tetaplah dalam kesabaran, jangan terlalu sering mengeluh, hingga isteri akan selalu tampak semakin cantik dihadapan suami. Jangan terlalu sering meminta karena terkadang permintaan ini menjadi sebuah beban yang tidak dapat ia tanggung. (Bersambung)