Shafar Bulan Penuh Sial?
Islam mengajarkan kita bahwa tidak ada keistimewaan yang patut diperhitungkan bagi berlangsungnya hari dan bulan. Tidak ada waktu, hari...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2014/12/shafar-bulan-penuh-sial.html
Islam mengajarkan kita bahwa tidak ada keistimewaan yang patut diperhitungkan bagi berlangsungnya hari dan bulan. Tidak ada waktu, hari atau bulan yang dapat memberikan manfaat dan musibah selain apa yang telah ditaqdirkan Allah subhanahu wa ta’ala. Lebih khusus, tidak ada hari buruk dan tidak ada hari naas dalam bulan shafar sebagaimana kepercayaan masyarakat jahiliyah. Mereka meyakini menganggap adanya kesialan dengan masuknya bulan shafar, akibat banyaknya ketidakberuntungan yang mereka rasakan pada bulan ini, sehingga masyarakat jahiliyah menghentikan segala aktifitas-aktifitas penting seperti berdagang, perang dan aktifitas lainnya. Atas dasar keyakinan ini pula mereka mendahulukan bulan shafar dari muharram, dan menjadikan bulan shafar sebagai bagian dari asyhurul hurum (bulan-bulan yang dihormati).
Untuk membatalkan dan menghilangkan kepercayaan sesat masyarakat jahiliyah ini, Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada empat bulan haram”. (QS. At-Taubah: 36)
Disamping itu, Rasulullah juga membatakan keyakinan yang sesat ini. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallahu alaihi wa sallam, sesungguhnya beliau bersabda:
لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَلَا هامَةَ وَلَا صَفَرَ
“Tidak ada penyakit menular, tidak ada pertanda buruk, tidak ada burung malam yang membawa kesialan dan tidak ada bulan shafar diakhirkan dari tempatnya”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah melarang mendatangkan unta yang sakit kepada unta yang sehat. Dalam hadits yang lain Rasulullah memerintahkan kita untuk berlari dari orang yang berpenyakit judam seperti seekor harimau. Beliau juga melarang kita memasuki sebuah daerah yang di sana terdapat wabah penyakit. Hadits-hadits ini memberikan kesan kepada sebagaian orang bahwa penularan penyakit itu ada. Dan pada akhirnya menganggap hadits-hadits seperti ini telah manasakh hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim di atas.
Menurut jumhur ulama tidak ada nasakh hadits dalam masalah ini. Anggapan tidak adanya penyakit menular dalam hadits adalah sebuah panafian yang dilakukan Rasulullah terhadap keyakinan masyarakat jahiliyah yang beranggapan bahwa penyakit mempunyai karakter menular kepada yang lain, tanpa adanya keyakinan kepada apa yang ditakdirkan Allah subhanahu wa ta’ala. Sedangkan hadits yang memuat larangan rasullullah mendatangkan unta sehat kepada unta yang sakit, mendekati orang sakit dan memasuki daerah berkembangnya wabah penyakit, adalah hadits yang mengajarkan kita untuk menjahui penyebab bagi timbulnya penyakit dalam diri kita, seperti halnya larangan menjatuhkan diri ke dalam api, atau tempat-tempat yang secara adat dan kebiasaan hal itu dapat menimbulkan bahaya, dengan tetap berkeyakinan bahwa hanya Allah yang menciptakan sabab dan musabbab dari segala sesuatu.
Ad-Dairabi dalam al-Mujarrabat mengatakan bahwa menurut sebagian ulama ahli ma’rifat dalam setiap tahun akan turun 320 ribu balak. Semuanya akan diturunkan pada hari Rabu terakhir di bulan shafar. Agar Allah menyelamatkan kita dari balak-balak itu dianjurkan untuk shalat sunnat mutlak 4 rakaat, setiap rakaat sesudah fatihah membaca surat al-Kautsar 7 kali, al-Ikhlas 5 kali dan al-mu’awwidzatain satu kali. Setelah salam membaca doa sebagai berikut:
(بسم الله الرحمن الرحيم. وصلى الله تعالى على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم، (اللهم) يا شديدَ القوَى، ويا شديدَ المحال، يا عزيزُ ذلّت لعزَّتك جميعُ خلقك، اكفني من جميع خلقك، يا محسنُ يا مجمل، يا متفضل، يا منعمُ يا مكرِمُ، يا من لا إله إلا أنت برحمتك يا أرحم الراحمين، (اللهم) بسرّ الحسن وأخيه، وجدِّه وأبيه، اكفني شرّ هذا اليوم وما ينزل فيه يا كافي، فسيكفيكهم الله وهو السميع العليم، وحسبنا الله ونعم الوكيل، ولا حولَ ولا قوّة إلا بالله العليّ العظيم، وصلى الله تعالى على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم).
Sebagaian ahli ma’rifat juga menganjurkan untuk membaca surat Yasin. Sesampai pada ayat “salamun qaulan min rabbin rahim”, ayat ini diulangi 313 kali. Selesai membaca yasin berdoa:
اللهم صلّ على سيدنا محمد صلاة تنجينا بها من جميع الأهوال والآفات، وتقضي لنا بها جميع الحاجات، وتطهّرنا بها من جميع السيئات وترفعنا بها أعلى الدرجات، وتبلغنا بها أقصى الغايات جميع الخيرات في الحياة وبعد الممات ، اللهم اصرف عنّا شرَّ ما ينْزل من السماء، وما يخرج من الأرض، إنك على كل شيء قديرٌ، وصلى الله تعالى على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم.
Dilanjutkan dengan doa-doa lain yang penting bagi kebaikan dunia akhirat. Dan juga meminta kepada Allah agar diberikan dan keselamatan
Juga dianjurkan menulis ayat-ayat yang akan disebutkan di bawah ini ke selembar kertas lalu dimasukkan ke dalam air. Insya Allah yang meminumnya akan dilindungi Allah dari balak di hari itu sampai sempurna satu tahun. Ayat-ayat itu adalah:
سلام قولاً من رب رحيم. سلامٌ على نوح في العالمين. سلام على إبراهيم. سلام على موسى وهارون. سلام على إلياسين. سلام عليكم طبتم فادخلوها خالدين. من كل أمر سلام هي حتى مطلع الفجر
Amalan ini lebih memberikan banyak manfaat terutama bagi wanita dan anak-anak dan orang-orang yang tidak dapat melakukan amalan-amalan yang disebutkan sebelumnya.
Wallahu A‘lam