Belalang Emas Nabi Ayyub
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2016/09/belalang-emas-nabi-ayyub.html
Nabi Ayyub alaihissalam adalah salah seorang nabi yang kaya raya. Beliau tinggal di desa Batsaniah salah satu desa di daerah Hauran, yang terletak di antara kota Damaskus dan Adzri’at Yordania. Allah memberinya kekayaan yang besar, tanah luas dan subur, kesehatan, harta benda dan anak yang banyak. Beliau selalu bersyukur kepada Allah atas kenikmatan yang Dia berikan. Beliau mencintai sesama hamba Allah, berbuat baik kepada fakir miskin, menyantuni anak yatim dan para janda, memuliakan tamu dan selalu menyambung kekerabatan.
Allah maha kuasa dan perkasa. Suatu saat Allah memberinya ujian yang besar dan bencana yang menyusahkan, agar pahala yang diperoleh semakin bertambah. Semakin tinggi derajat seseorang di hadapan Allah, semakin berat pula ujian yang harus dijalani. Dan ujian ini tentunya tidak akan mampu dihadapi oleh orang-orang yang mempunyai derahat di bawahnya. Rasulullah shalllahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَشَدُّ النَّاسِ بَلاءً الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ
“Seberat-berat ujian manusia adalah ujian para nabi, lalu yang lebih serupa lagi”.
Begitulah! Agar manusia ketika mengingat ujian yang alami nabi Ayyub serta kesabaran beliau yang besar di dalam menghadapinya, dapat melatih diri untuk bersabar saat menghadapi musibah, sebagaimana nabi Ayyub.
Diceritakan bahwa sekelompok Syetan merusak dan membakar harta bendanya, membunuh semua hewan ternaknya, dan membakar lahan pertaniannya. Melihat apa yang terjadi, beliau sama sekali tidak mempermasalahkan apa yang telah dikehendaki Allah itu, bahka beliau berkata: “Hanya untuk Allah apa yang Dia berikan dan untuk Allah apa yang telah Dia ambi. Dialah Raja diraja, dan hanya untukNya segala puji dalam atas segala keadaan”.
Sekelompok syetan datang lagi. Kali ini mereka akan menghabisi putra-putri nabi Ayyub. Saat putra-putri itu sedang menikmati rizki yang diberikan Allah di istana ayah mereka, para syetan itu menggoyang-goyangkan istana itu, seolah terjadi gempa. Dinding-dinding istana itupun rubuh, mengenai putra-putri nabi Ayyub, membuat mereka semua mati.
Ketika kabar kematian putra-putri yang begitu dicintai sampai kepada nabi Ayyub alaihissalam, beliau hanya bisa menangis. Beliau hadapi musibah itu hanya dengan kesabaran.
Para syetan begitu marah melihat kesabaran dan kepasrahan nabi Ayyub di dalam menghadapi ketentuan Allah. Para syetan itupun menebarkan banyak penyakit ganas di tubuh nabi Ayyub alaihissalam. Bertubi-tubinya musibah besar yang menimpa, serta penyakit ganas yang bermacam-macam menggerogoti tubuhnya membuat orang-orang disekitarnya lari menjauh. Namun isteri beliau tetap setia melayani beliau dengan layanan yang baik walaupun hidup terasa sangat sulit, teringat akan kebaikan suaminya saat masih hidup lapang.
Telah lama waktu berlalu, penyakit tak kunjung sembuh, hingga sisa-sisa hartanya sudah tidak ada sama sekali. Dua orang pengikut beliau datang menjenguk. Tetapi salah satu diantara mereka menjadi kafir kembali, manakala melihat penyakit yang diderita oleh nabi Ayyub. Syetan telah merasuki hatinya dengan keyakinan yang buruk, bahwa para nabi dan orang-orang yang shalih tidak akan mendapat musibah dari Allah. Keyakinan buruk ini menghilangkan keimanannya kepada nabi Ayyub sebagai seorang nabi.
Nabi Ayyub alaihissalam begitu bersedih atas apa telah yang menimpa salah seorang pengikutnya itu. Akhirnya beliau berdoa kepada Allah, agar diberikan kesembuhan dan dihilangkannya musibah yang menimpa agar tidak ada lagi pengikutnya yang mukmin melepas keimanannya.
Setelah musibah yang begitu besar dan berat itu dialami nabi Ayyub hingga 18 tahun dengan penuh kesabaran, senantiasa bersyukur dan selalu ingat kepada Allah, Allah subhanahu wa ta’ala mengutus malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu kepada beliau. Allah memerintahkan beliau untuk menghentakkan kaki ke tanah. Setelah baliau melakukannya, maka munculah dua buah mata air. Satu mata air untuk diminum airnya agar sembuh bagain dalam tubuh beliau. Sementara mata air yang lain digunakan airnya untuk mandi, agar sembuh bagian luar tubuh beliau.
Allah telah mengilangkan segala penyakit yang telah diderita dan menggantinya dengan kesehatan lahir batin dan keindahan tubuh yang sempurna. Allah juga memberinya dua buah kain berwarna putih dari langit. Satu kain beliau buat sebagai sarung, sementara kain yang lain dibuat untuk menutupi bagian atas tubuh beliau.
Setelah semuanya sempurna beliau menemui isterinya dan memberitahu terlebih dahulu. Beliau ucapkan salam. Sang isteri berkata: “Semoga Allah merahmatimu! Apakah engkau melihat nabi Allah yang tertimpa musibah? Ia sangat mirip denganmu andaikan ia sehat!”.
Nabi Ayyub menjawab: “Dia adalah aku!”.
Allah juga mengembalikan masa muda dan masa subur isterinya, hingga ia dapat melahirkan 17 anak laki-laki sebagai ganti dari putra-putrinya yang telah mati di masa yang lalu.
Awan datang menyelimuti mengguyurkan hujan emas memenuhi lumbung gandum. Awan lain datang mengguyurkan hujan perak memenuhi lumbung jagung. Semuanya adalah mukjizat yang dianugerahkan Allah untuk beliau yang selalu sabar dan bersyukur dalam setiap keadaan. Allah juga mengirimkan awan menurunkan belalang emas menghujani rumah beliau selama tiga hari tiga malam.
Kisah nabi Ayyub ini adalah sebuah suri tauladan bagi hamba-hamba yang beriman. Kisah ini juga menjadi penghibur bagi mereka yang tertimpa musibah dalam dirinya, harta dan anak-anaknya, dimana musibah yang dialaminya masih terlalu kecil dibandingkan dengan musibah yang dialami nabi Ayyub alaihissalam. Kisah ini adalah kisah dimana Allah menghilangkan segala musibah sebagai bentuk kasih sayang dan kebaikan Allah kepada orang-orang yang selalu sabar dan tetap bersyukur walaupun saat mengalami ujian yang berat.
Setelah kejadian ini, nabi Ayyub hidung hingga 70 tahun, mengajak manusia kepada agama yang diridai Allah.