Keistimewaan Ummat Muhammad: Tidak sepakat dalam Kesesatan (7)
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2017/12/keistimewaan-ummat-muhammad-tidak.html
“Enaknya jadi ummat Nabi Muhammad!”. Begitulah kenyataan yang ada bagi ummat Rasulullah SAW. Begitu banyak keistimewaan yang diberikan Allah bagi umat ini. Dan memang itu adalah selayaknya. Ketika Rasulullah adalah yang teristimewa, maka tentu sesuatu yang berkaitan dengan beliau juga menjadi yang teristimewa. Jika Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah manusia terbaik, maka ummatnya adalah umat terbaik dan begitu seterusnya. Dalam artikel-artikel sebelumnya, telah disebutkan 17 macam keistimewaan umat ini. keistimewaan selanjutnya adalah:
18. Umat ini tidak akan bersepakat dalam kesesatan
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
سَأَلْتُ رَبِّيْ أَنْ لَا تَجْتَمِعَ أُمَّتِيْ عَلَى ضَلَالَةٍ فَأَعْطَانِيْهَا [رواه أحمد والطبراني وابن أبي خيثمة]
“Aku meminta kepada Tuhanku agar umatku tidak bersepakat dalam kesesatan. Maka Dia memberikannya”. (HR. Ahmad, Tabrani dan Ibnu Abi Khaitsamah)
Menurut Syaikh Waliyuddin, ummat Muhammad tidak akan berkumpul dan bersepakat atas hukum dengan keyakinan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Mereka tidak akan menganggap hukum dari sebuah perkara adalah wajib, sunnah, makruh, atau haram kecuali sesuai dengan apa yang menjadi keputusan Allah. Jika mereka menghukumi suatu masalah dengan hukum haram misalnya, maka menurut Allah hukum masalah tersebut adalah haram.
Dalam hadits marfu’ dari Ibnu Umar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
أَنَّ اللهَ لَا يجمعُ هَذِهِ الأمة على ضَلَالَةٍ أبدًا، وإنَّ يَدَ الله مَعَ الْجَمَاعَةِ، فَاتَّبِعُوا السَّوَادَ الْأَعْظَمَ، فَإِنَّ مَنْ شَذَّ شَذَّ فِي النَّارِ [رواه أحمد وأبو نعيم والحاكم]
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan umat ini di atas kesesatan selamanya. Dan Sesungguhnya tangan Allah bersama jamaah. Maka ikutilah kelompok terbesar, karena barang siapa menyendiri, maka ia menyendiri di neraka”. (HR. Ahmad, Abu Nuaim dan Al-Hakim)
Dari hadits ini jelas, bahwa umat Islam secara umum sampai kapanpun tidak akan terjerumus dalam kesesatan. Oleh sebab itu, jika terjadi perselisihan pendapat, maka yang harus diikuti adalah pendapat dan apa yang menjadi keyakinan kelompok terbesar umat ini.
Ibnu Mas’ud mengatakan: “Jika salah seorang diantara kalian ditanya, maka lihatlah kitab Allah. Jika tidak kau temukan, maka carilah dalam sunnah Rasulullah. Jika tidak ditemukan, maka lihatlah apa yang menjadi kesepakatan (mayoritas) umat Islam”.
Dari sini, anggapan yang mengatakan bahwa kebanyakan umat Islam sudah melenceng jauh dari apa yang digariskan oleh Rasulullah adalah sebuah kesalahan yang sangat fatal. Suara-suara yang mengajak umat ini untuk kembali kepada ajaran Rasulullah yang asli dengan meninggalkan apa yang menjadi tradisi dan keyakinan mayoritas umat Islam, adalah ajakan yang justru menyesatkan. Karena Allah menjaga umat ini dari kesepakatan atas kesesatan.
19. Konsensus umat ini adalah Hujjah dan perbedaan umat ini adalah rahmat.
Ijma (konsensus) disini adalah kesepakatan para ulama Islam yang memenuhi syarat-syarat tertentu atas hukum dari sebuah masalah. Ijma’ ini terbatas kepada masalah-masalah besar dengan dasar pasti dari al-Qur’an dan hadits, seperti dalam permasalahan akidah dan dasar-dasar syariah semisal kewajiban shalat, puasa, zakat dan sejenisnya. Ijma’ adalah bukti yang pasti dan tidak dapat ditawar lagi bagi umat ini. Oleh karena ijma’ adalah bukti pasti, maka perbuatan menyalahi ijma’ dapat menyebabkan seseorang dianggap keluar dari agama Islam. Inilah bagian dari keistimewaan umat Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Dalam masalah-masalah kecil dan cabang-cabang syariah, banyak terjadi perbedaan pendapat. Hal ini disebabkan perbedaan cara pandang, metode pengambilan hukum dan kondisi setempat. (Baca postingan : 6 penyebab perbedaan ulama). Dan istimewanya, perbedaan ini bagi umat Muhammad merupakan rahmat, kenikmatan besar dan anugerah yang besar, agar umat ini mempunyai banyak alternatif dalam memecahkan masalah ketika memberikan hukum. Dari sini umat Muhammad tidak merasakah kesulitan dalam menjalankan syariat agama mereka. Keistimewaan ini hanya diberikan kepada umat ini, karena bagi umat lain perbedaan pendapat para ulama mereka dalah adzab.
Bersambung