Jangan Mengumpat Nyamuk!

Al-Burghuts/Nyamuk Rasulullah SAW, melarang kita mengumpat nyamuk dalam hadits riwayat Ahmad, Al-Bukhari dalam "Al-Adab al-Mufrad...

Al-Burghuts/Nyamuk

Rasulullah SAW, melarang kita mengumpat nyamuk dalam hadits riwayat Ahmad, Al-Bukhari dalam "Al-Adab al-Mufrad", Al-Bazzar, At-Thabrani, dan Al-Baihaqi dalam "Syu'bul Iman"; dari Anas bin Malil RA, sesungguhnya Rasulullah SAW mendengar seorang lelaki mengumpat nyamuk. Lalu beliau bersabda: 

لَا تَسُبَّهُ , فَإِنَّهُ أَيْقَظَ نَبِيًّا مِنْ الْأَنْبِيَاءِ لِصَلَاةِ الْفَجْرِ 

"Jangan kau umpat nyamuk (itu), karena sesungguhnya ia membangunkan seorang nabi dari para nabi untuk melakukan shalat fajar".
Dalam riwayat At-Thabrani dalam "al-Mu'jam al-Kabir" dan al-Baihaqi dalam "Syu'bul Iman", Anas bin Malik meriwayatkan: 

ذُكِرَتْ الْبَرَاغِيثُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : إنَّهَا لَتُوقِظُ لِلصَّلَاةِ

"Disebutkan kepada kami tentang nyamuk di hadapan Rasulullah SAW. Lalu dia bersabda: 'Sesungguhnya nyamuk membangunkan seseorang untuk shalat". 
At-Thabrani dari Ali bin Abi Thalib RA, beliau berkata:

نَزَلْنَا مَنْزِلًا فَآذَتْنَا الْبَرَاغِيثُ فَسَبَبْنَاهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : لَا تَسُبُّوهَا فَنِعْمَتْ الدَّابَّةُ , فَإِنَّهَا أَيْقَظَتْكُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ

"Kami menempati sebuah rumah, lalu kami disakiti nyamuk-nyamuk. Kami pun mengumpatnya. Lalu Rasulullah SAW bersabda: "Jangan mengumpat mereka. Mereka adalah sebaik-baik hewan. Sesungguhnya merekan membangunkan kalian untuk berdzikir kepada Allah".
Seorang penyair mengatakan:

لَا تَسُبَّ الْبُرْغُوثَ إنَّ اسْمَهُ  *  بِرٌّ وَغَوْثٌ لَك لَوْ تَدْرِي
فَبِرُّهُ مَصُّ دَمٍ فَاسِدِ   * وَغَوْثُهُ الْإِيقَاظُ فِي الْفَجْرِ

"Jangan kau umpat nyamuk. Sungguh! namanya ialah baik dan menolongmu, meski kau tak tahu. Kebaikannya adalah menghisap darah kotor dan pertolongannya adalah membangunkan untuk shalat Fajar".
Menurut kalangan Hanabilah, nyamuk hukumnya sama dengan hewan-hewan lain yang tidak punya darah sendiri (ma la nafsa laha sa'ilah), seperti kutu, kalajengking, jangkrik dan lain-lain. Hukumnya adalah suci baik saat hidup atau telah menjadi bangkai. Akan tetapi haram mengkonsumsinya untuk makanan. 

Sumber: Ghada'ul Albab, Karya Muhammad bin Ahmad bin Salim Al-Safarayini.

Related

Hamparan Taman Surga

Rasulullah –shallallahu ‘alayhi wa sallam- bersabda: ما بين بيتي ومنبري روضة من رياض الجنة “Tempat di antara rumah dan mimbarku adalah sebuah taman dari taman-taman surga”. Para ulama be...

Silsilah Kitab-kitab Syafi’iyyah

Karya-karya monumental As-Syafi’i dalam bidang fiqh terdiri dari 2 kateori, yaitu: kitab yang memuat qaul qadim, dan kitab yang memuat qaul jadid. Kitab-kitab yang mendokumentasikan qaul qadim tid...

Hadiah Kyai Sholeh Darat untuk RA. Kartini

Seusai salah satu pengajian Tafsir Al-Fatihah yang disampaikan Kyai Sholeh Darat yang dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Demak, seorang gadis usia belasan memberanikan diri menemui sang Kyai. Ia...

Posting Komentar

emo-but-icon
:noprob:
:smile:
:shy:
:trope:
:sneered:
:happy:
:escort:
:rapt:
:love:
:heart:
:angry:
:hate:
:sad:
:sigh:
:disappointed:
:cry:
:fear:
:surprise:
:unbelieve:
:shit:
:like:
:dislike:
:clap:
:cuff:
:fist:
:ok:
:file:
:link:
:place:
:contact:

TerpopulerTERBARUArsip

Arsip

Statistik Blog

6,296,061
item