Kafir Keturunan; Siapa Yang Disalahkan?
Assalamu’alaikum…. Siapakah yang disalahkan dengan orang-orang kafir yang kafirnya itu dari keturunan orang tuanya? Terima kasih. Al-...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2012/02/kafir-keturunan-siapa-yang-disalahkan.html?m=0
Assalamu’alaikum….
Siapakah yang disalahkan dengan orang-orang kafir yang kafirnya itu dari keturunan orang tuanya? Terima kasih.
Jawaban
Siapakah yang disalahkan dengan orang-orang kafir yang kafirnya itu dari keturunan orang tuanya? Terima kasih.
Al-Halabi, al_halabie81@yahoo.com
Jawaban
Wa’alaikum Salam Wr. Wb.
Sebelumnya, kita patut bersyukur karena ditaqdirkan Allah sebagai orang-orang Islam. Al-hamdulillah ‘ala ni’matil islam. Dan semoga islam dan iman ini sebagai nikmat Allah yang paling besar ini selalu bersama kita hingga kita menghadap Allah SWT. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Sifat jaiz bagi Allah sebagaimana disebutkan dalam kitab ‘Aqidatul ‘Awam adalah:
“Jaiz (mungkin) hukumnya berdasar anugerah dan keadilah Allah, Dia meninggalkan (tidak melakukan) sesuatu yang mungkin, sebagaimana Dia melakukannya”
Jadi, melakukan atau tidak melakukan hal-hal yang mungkin secara akal bagi Allah adalah sesuatu yang jaiz (mungkin). Allah bisa saja memberi siksa bagi orang yang taat dan memberi surga bagi yang berbuat maksiat, berdasarkan keadilan dan anugerahnya. Allah belum pasti dan tidak harus memberikan pahala bagi yang taat, atau memberi siksa bagi yang maksiat. Kepastian atau keharusan Allah berbuat demikian menunjukkan ketidakmampuan Allah, dimana ini adalah sesuatu yang mustahil bagiNya. Begitu pula dalam masalah nikmat. Allah bebas memberikan nikmat kepada orang yang Dia kehendaki, tanpa terikat dengan apapun. Allah berfirman:
“Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al-Baqarah: 284)
Dalam Ayat lain Allah berfirman:
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. (QS. Al-Qashash: 56)
Oleh sebab itu, dalam masalah ini tidak ada yang perlu disalahkan.
Terima Kasih. Wallahu A’lam
Sebelumnya, kita patut bersyukur karena ditaqdirkan Allah sebagai orang-orang Islam. Al-hamdulillah ‘ala ni’matil islam. Dan semoga islam dan iman ini sebagai nikmat Allah yang paling besar ini selalu bersama kita hingga kita menghadap Allah SWT. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Sifat jaiz bagi Allah sebagaimana disebutkan dalam kitab ‘Aqidatul ‘Awam adalah:
وَجَائِزٌ بِفَضْلِهِ وَعَدْلِهِ * تَرْكٌ لِكُلِّ مُمْكِنٍ كَفِعْلِهِ
“Jaiz (mungkin) hukumnya berdasar anugerah dan keadilah Allah, Dia meninggalkan (tidak melakukan) sesuatu yang mungkin, sebagaimana Dia melakukannya”
Jadi, melakukan atau tidak melakukan hal-hal yang mungkin secara akal bagi Allah adalah sesuatu yang jaiz (mungkin). Allah bisa saja memberi siksa bagi orang yang taat dan memberi surga bagi yang berbuat maksiat, berdasarkan keadilan dan anugerahnya. Allah belum pasti dan tidak harus memberikan pahala bagi yang taat, atau memberi siksa bagi yang maksiat. Kepastian atau keharusan Allah berbuat demikian menunjukkan ketidakmampuan Allah, dimana ini adalah sesuatu yang mustahil bagiNya. Begitu pula dalam masalah nikmat. Allah bebas memberikan nikmat kepada orang yang Dia kehendaki, tanpa terikat dengan apapun. Allah berfirman:
فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al-Baqarah: 284)
Dalam Ayat lain Allah berfirman:
إِنَّكَ لا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. (QS. Al-Qashash: 56)
Oleh sebab itu, dalam masalah ini tidak ada yang perlu disalahkan.
Terima Kasih. Wallahu A’lam