Kisah Nabi Musa Alaihissalam dan Tongkatnya
Allah subhanahu wa ta’ala membekali para nabi dengan mukjizat-mukjizat yang besar. Nabi Musa ‘alaihis salam dibekali oleh Allah dengan ...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2015/03/kisah-nabi-musa-alaihissalam-dan.html?m=0
Allah subhanahu wa ta’ala membekali para nabi dengan mukjizat-mukjizat yang besar. Nabi Musa ‘alaihis salam dibekali oleh Allah dengan beberapa mukjizat yang diantaranya adalah sebuah tongkat. Allah ta’ala berfirman:
﴿قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَى غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مَآرِبُ أُخْرَى﴾[سُورَةَ طَهَ: 18]
Artinya: Berkata Musa: “Ini adalah tongkatku, Aku bertelekan padanya, dan Aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya”. (QS. Thaha: 18)
Dikatakan, tongkat ini dibawa oleh Nabi Adam alaihissalam ke bumi hingga malaikat Jibril memberikannya kepada Nabi Musa.
Diantara keajaiban tongkat yang bercabang dua ini, ia dapat berbicara dan berjalan bersama nabi Musa. Dua cabangnya sering digunakan Nabi Musa menggantungkan busur dan anak panah. Jika malam tiba kedua kepala tongkat bersinar seperti lilin.
Ketika nabi Musa hendak mengambil air dari dalam sumur, nabi musa menggantungkan timba di ujung tongkat, lalu memasukkan ke dalam sumur. Tongkatpun memajang sedalam sumur, hingga mencapai permukaan air.
Saat di tengah gurun yang tidak ditemukan sumur, nabi Musa menancapkan tongkanya ke tanah. Dengan izin Allah, muncul sumber air dari tempat tongkat ditancapkan. Jika keperluan akan air telah terpenuhi, nabi Musa mencabut tongkatnya. Seketika, air surut dan mengering.
Jika cuaca panas kedua cabang tongkat memanjang, lalu mengeluarkan payung yang dapat dijadikan nabi Musa berteduh di bawahnya.
Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa ketika nabi Musa dihadapkan kepada para penyihir raja Firaun, tongkat ini –dengan izin Allah-- berubah menjadi ular yang besar lalu menelan ular-ular palsu buatan para penyihir tersebut.
Awal kali tongkat ini berubah menjadi ular, Nabi musa melihatnya mempunyai jambul seperti jambul kuda, dan mulutnya lebar seukuran 40 meter. Ular ini menelan semua yang dilewatinya seperti batu-batuan dan pepohonan, sehingga Nabi Musa mendengar gemeretak bebatun dari dalam mulut dan perut ular tersebut. Allah ta’ala lalu menurunkan wahyu agar Nabi Musa memasukkan tangannya ke mulut ular itu untuk memperkuat hatinya bahwa ular itu adalah mukjizat dan ia tidak berbahaya baginya. Nabi Musa melakukannya dan seketika ular itu berubah menjadi tongkat kayu seperti semula.
Diantara mukjizat nabi Musa dengan lantaran tongkat ini adalah terbelahnya lautan dan memunculkan jalan menuju seberang setelah nabi Musa memukulkan tongkat itu ke pantai. Kejadian ini terjadi, ketika nabi Musa beserta Bani Israil hendak keluar dari Mesir, dan dikejar oleh raja Firaun beserta para tentaranya yang berjumlah 1.600.000 orang. Sedangkan rombongan Nabi Musa hanya berjumlah 600.000 orang.
Nabi Musa dan pengikutnya segera menyeberang lautan. Firaun dan tentaranya terhenti di tepi pantai. Firuan ragu apakah terus mengejar atau tidak. Akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke Mesir, karena ia beranggapan bahwa terbelahnya lautan hanya sihir belaka. Tetapi kuda jantan yang ditunggangi Firaun melihat kuda betina yang ditunggangi malaikat Jibril berlari menerobos celah terbelahnya lautan. Kuda raja Firaun berlari mengejar tanpa diharapkan, menerobos celah lautan. Melihat Sang Raja menerobos lautan, para tentara segera mengacu kudanya mengikuti rajanya. Allah mengembalikan lautan seperti semula. Firaun dan para tentaranya tenggelam diterjang gelombang lautan, setelah Nabi Musa dan pengikutnya berhasil menapakkan kaki di seberang lautan. Wallahu A’lam.