Kenapa Suriah?
Dr. Joserizal Jurnalis, SpOT, salah seorang relawan medis dan Presidium MER-C yang telah berpengalaman di berbagai lokasi perang dan konf...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2012/08/kenapa-suriah.html
Dr.
Joserizal Jurnalis, SpOT, salah seorang relawan medis dan Presidium MER-C yang
telah berpengalaman di berbagai lokasi perang dan konflik baik di dalam maupun
di luar negeri, menuliskan analisanya terhadap konflik yang tengah terjadi di
Suriah saat ini.
Suriah
adalah negara dengan jumlah penduduk 22.517.750 orang (estimasi 2010).
Komposisi penduduknya berdasarkan agama adalah Muslim Sunni 74%, Muslim
Alawi-Syiah-Druze 16%, Kristen 10%, dll.
Presiden
Suriah sekarang adalah Bashar Assad yang menggantikan bapaknya, Hafesz Assad,
seorang Marsekal. Hafesz Assad adalah pemimpin Suriah yang keras dan diktator.
Bersama saudaranya Rifyad Assad, mereka membawa Suriah melalui masa-masa sulit
terutama dalam perang 6 hari tahun 1967. Hafesz berhasil menangkap Ellie Cohen
seorang mata-mata Israel yang menyusup ke pemerintah Suriah sampai menjadi
teman dekat Hafesz. Hafesz kemudian menggantung Ellie Cohen walaupun dia
diprotes banyak negara. Hafesz juga memberangus Ikhwanul Muslimin, banyak
korban berjatuhan karenanya. Namun di sisi lain dia juga mau menerima Hamas
berkantor di Damaskus ketika negara-negara Arab tidak mau menerima mereka
membuka perwakilan. Hafesz banyak menampung pengungsi Palestina, salah satu
kamp yang pernah penulis bersama relawan MER-C kunjungi adalah kamp Yarmuk.
Bashar jauh
lebih lembut dari bapaknya karena dia orang sipil (dokter mata?). Kesalahan
Bashar adalah track-record keluarganya yang keras dan diktator, tidak
transparan soal keuangan negara dan belum mengembangkan proses demokrasi di
negaranya. Tapi kelebihannya, dia kommit terhadap perjuangan rakyat Palestina
dengan menyediakan tempat buat Hamas di Suriah dan mendukung penuh Hizbullah.
Hamas (Sunni) dan Hizbullah (Syiah) DIDUKUNG PENUH oleh Bashar karena mereka
adalah kelompok perlawanan (muqowwamah) terhadap Israel.
Penulis
bersama relawan MER-C pada saat berkunjung ke Lebanon saat-saat akhir perang 34
hari tahun 2006, menyaksikan bahwa kantor Hamas berada di kompleks Hizbullah
yang hancur dihajar Israel saat perang 34 hari tahun 2006. Ini sengaja penulis
kemukakan untuk MEMBANTAH bahwa Hizbullah PURA-PURA kerjasama dengan Hamas.
Hizbullah berhasil mengalahkan Israel dalam perang darat tersebut.
Saat ini
yang jelas melakukan perlawanan BERSENJATA di Timur Tengah terhadap Israel
adalah Hamas dan Hizbullah. Penulis bersama relawan MER-C sempat menyaksikan
dua pertempuran dahsyat dua kelompok ini melawan Israel. Penulis bersama
relawan MER-C masuk ke Gaza saat Israel menyerang Gaza dengan dahsyatnya, 1-2
hari sebelum gencatan senjata. Dalam pertempuran ini, tepatnya 27 Desember 2009
sampai 18-19 Januari 2010, Hamas berhasil menahan laju serangan darat Israel
bahkan mengalahkannya.
Israel
sangat serius memandang ancaman kedua kelompok perlawanan ini karena secara
kekuatan mereka bukan negara tapi dapat mengimbangi bahkan mengalahkan Israel
ketika Israel mulai melakukan serangan darat.
Tentu
Israel harus memikirkan bagaimana caranya melumpuhkan kedua kelompok perlawan
bersenjata ini. Untuk Hamas, Israel melakukan kebijakan blokade Gaza karena
Hamas memerintah di sini dan terus melakukannya sampai saat ini.
Untuk
melumpuhkan Hizbullah, secara logika yang mudah saja, PUTUS JALUR PENDUKUNGnya.
Jalur pendukung tersebut adalah SURIAH. Oleh sebab itu Suriah harus dikuasai
secara politik, yaitu GANTI PENGUASANYA !!
Saat ini di
dunia Arab sedang ada trend mengganti penguasa yang sudah lama berkuasa dalam
suatu gerakan Arab Spring dengan dalih untuk menegakkan demokrasi. Ini adalah
road map-nya kebijakan luar negeri Amerika. Kita tahu kebijakan luar negeri AS
ditentukan oleh badan-badan lobby Israel (AIPAC, ADL, CFR, RAND COORPORATION,
Bilderberg dll). Dari penguasa yang sudah tumbang dan yang sedang diusahakan
tumbang, QADAFI dan BASHAR mempunyai KONTRIBUSI BESAR untuk Palestina. Penulis
menyaksikan sendiri bantuan Qaddafi bertruk-truk antri di Raffah Mesir saat
Gaza diserang Israel tahun 2009.
Rencana
penurunan Bashar ini semata-mata bukan persoalan Bashar demokratis atau tidak
dan tiran atau tidak, karena ada penguasa Arab seperti ini tidak disuruh turun
oleh AS, malah diajak kerjasama oleh AS utk menurunkan Qaddafi dan Bashar.
Israel menginginkan Bashar TURUN !! Seperti biasa Israel memperalat Amerika
Serikat melalui kebijakan luar negerinya.
Bersamaan
dengan semangat Arab Spring, Israel dan AS menunggangi isu ini utk menurunkan
Bashar. Supaya lebih efektif isu ini ditambah tonasenya dengan isu sektarian,
konflik Sunni-Syiah sama seperti Qaddafi yang disebut inkar sunnah.
Israel, AS,
Arab Saudi, Qatar, Turki dan Eropa berada dalam satu blok melawan Rusia, Cina
dan Iran dalam konflik Suriah ini.
Rusia
sangat berkepentingan melawan dominasi AS di Timur Tengah karena tinggal Suriah
tempat berpijak Rusia setelah Libya jatuh ke tangan Barat. Selain itu AS juga
mengacak-acak Rusia dengan cara meletakkan perimeter anti rudalnya di bekas
negara Uni Soviet seperti Georgia.
Cina tidak
mau ketinggalan dalam melawan AS. Setelah berhasil menahan hegemoni AS dibidang
ekonomi, Cina diancam oleh AS melalui pergerakan Angkatan Laut AS di Pasifik.
Cina saat ini berhasil menciptakan kapal perang anti radar yang membuat AS
khawatir.
Iran adalah
negara yang tidak disenangi oleh Saudi Arabia, Qatar dan negara Arab lainnya
karena berhasil melakukan REVOLUSI 79 menumbangkan Raja Reza Pahlevi yang juga
sahabat penguasa Saudi Arabia. Para raja-raja khawatir revolusi tersebut
diekspor ke negara-negara mereka. Salah satu cara untuk mempertahankan
kekuasaan mereka, isu yang paling ampuh ditiupkan adalah Iran adalah negara
SYIAH bukan negara Islam karena Syiah SESAT.
Iran
mempunyai kepentingan yang besar di Suriah karena Bashar bisa menjamin JALUR
LOGISTIK Hizbullah.
Israel dan
Barat menggunakan segala cara untuk menurunkan Bashar termasuk mempersenjatai
oposisi dengan senjata berat. Di sinilah peranan Saudi Arabia, Qatar dan sedkit
Turki. Israel dan Barat juga menggunakan MEDIA dan PBB untuk membantu mereka.
Hal ini mulai terlihat ketika terjadinya pembantaian 25 Mei di Houla Suriah.
Korban adalah penduduk sipil termasuk anak-anak dan wanita. BBC langsung
menampilkan foto tumpukan korban pembantaian yang sudah dibungkus kain kaffan.
Ternyata kemudian terkuak foto tersebut adalah foto korban pembantaian di Irak
tahun 2003. Untung pengambil fotonya, Marco Di Lauro mengenali foto tersebut
dan memprotes BBC. Pertanyaannya apakah ini keteledoran atau bagian dari
kampanye anti Bashar?
UN
Commisioner for Human Right membuat tuduhan bahwa yang melakukan pembantaian
tersebut adalah milisi yang loyal dengan Bashar yaitu Shabiyya. Padahal mereka
hanya dapat info dari ORANG LOKAL per TELEFON.
UN Security
Council, korban di Houla adalah akibat tembakan ARTILERI dan TANK pada hari
Minggu 27 Mei 2012. Tapi pada hari Selasa tanggal 29 Mei 2012 diralat oleh UN
High Commission for Human Right bahwa korban DITEMBAK DARI JARAK DEKAT dan
DIGOROK LEHERnya. Tapi tuduhan tetap ke milisi pro Bashar. Kemudian terkuak
bahwa yang terbunuh itu adalah PENDUKUNG Bashar. Bagaimana mungkin sesama
pendukung Bashar saling bunuh?
Tampak
dengan jelas bagaimana media dan PBB berusaha MEMPERKERUH situasi supaya AS dan
NATO dapat melakukan intervensi dengan payung PBB atas nama KEMANUSIAAN.
Konflik
belum selesai, kita lihat bagaimana permainan Israel ini berjalan...
Dr.
Joserizal Jurnalis, SpOT