Kisah Nabi Nuh: Kesabaran dan Ketegaran Dalam Dakwah
Nabi Nuh ‘alaihissalam adalah nabi dan utusan Allah ke-3 setelah nabi Adam dan Idris dari 25 orang nabi yang wajib diketahui oleh setia...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2013/05/kisah-nabi-nuh-kesabaran-dan-ketegaran.html
Nabi Nuh ‘alaihissalam adalah nabi dan utusan Allah ke-3 setelah nabi Adam dan Idris dari 25 orang nabi yang wajib diketahui oleh setiap mukallaf. Nabi Nuh adalah putra dari Lamak bin Mattusyalakh atau Nabi Idris bin Yard bin Mahlabil bin Qinnan bin Anusy bin Syits bin Adam. Nabi Nuh hidup setelah kurang lebih 100 abad setelah nabi Adam ‘alaihissalam, sebagaimana keterangan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban
Dalam al-Qur’an terdapat surat Nuh yang menceritakan kehidupan dan dakwah ilahiyah yang dibawa oleh beliau. Dalam ayat pertama surat Nuh, Allah azza wa jalla berfirman:
إنَّا أرسلنا نوحًا إلى قومِهِ أنْ أنْذِرْ قومَكَ مِن قبلِ أن يأتيهُم عذابٌ أليمٌ (نوح: 1)
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih”. (QS. Nuh: 1)
Secara garis besar, Nabi Nuh ‘alaihissalam diutus oleh Allah terhadap sekelompok kaum yang menyembah berhala. Dalam hal ini Allah ta’ala menginformasikan:
وقالوا لا تَذَرُنَّ ءالِهَتَكُم ولا تذرُنَّ وَدًا ولا سُواعًا ولا يغوثَ ويعوقَ ونسرًا (سورة نوح: 23)
Artinya: “dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr”. (QS. Nuh: 23)
Wadd, Suwwa’, Yaghuts, Yau’q dan Nasr adalah nama-nama berhala yang dibuat sesembahan oleh kaum nabi Nuh. Sebelumnya nama-nama tersebut adalah nama-nama para shalihin pengikut Nabi Idris yang mempunyai banyak pengikut. Ketika mereka wafat, syetan membisikkan kesesatan dalam hati pengikut mereka untuk membangun monumen di tempat mereka berdakwah dan memberi nama monumen tersebut dengan nama-nama mereka, meskipun tidak sampai menyembahnya. Setelah generasi pertama pengikut para shalihin itu meninggal, dan informasi yang sebenarnya dari para shalihin dan monumen yang dibangun untuk mereka menjadi simpang siur, monumen-monumen tersebut mulai dijadikan sesembahan.
Dakwah Nabi Nuh ‘alaihissalam
Allah mengutus Nabi Nuh terhadap orang-orang kafir penyembah berhala itu, untuk mengajak dan mengembalikan mereka kepada jalan yang benar, ibadah yang benar, yaitu beribadah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukannya. Allah ta’ala berfirman menceritakan ajakan nabi Nuh:
اعبُدوا اللهَ ما لكُم من إلهٍ غيرهِ إنِّي أخافُ عليكم عذابَ يومٍ عظيمٍ (الأعراف : 59)
Artinya: “"Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat)”. (QS. Al-A’raf: 59)
Nabi Nuh mengajak kaumnya untuk kembali kepada Allah dengan berbagai macam cara, siang, malam, secara sembunyi-sembunyi, terang-terangan dan lain sebagainya. Tetapi, kebanyakan mereka tidak mau beriman dan tetap berada dalam kesesatan, dan tidak mau berhenti menyembah berhala. Bahkan, mereka menampakkan sikap permusuhan kepada nabi Nuh dan orang-orang yang beriman. Allah berfirman:
قالَ الملأُ مِن قومهِ إنَّا لَنراكَ في ضلالٍ مُبينٍ ، قالَ يا قومِ ليسَ بي ضلالةٌ ولكنِّي رسولٌ من ربِّ العالمينَ* أُبَلِّغُكم رسالاتِ ربي وأنصحُ لكم وأعلمُ مِنَ اللهِ ما لا تعلمونَ (الأعراف: 60-62)
Artinya: “Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya Kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata". Nuh menjawab: "Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam. Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu. dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui” (QS. Nuh: 60-62)
Allah berfirman:
فَقَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ ما نراكَ إلا بشرًا مِثلنا وما نراكَ اتَّبَعَكَ إلا الذينَ هُم أراذِلُنا باديَ الرَّأيِ وما نرى لكًم علينا مِن فضل بلْ نَظُنُّكُم كاذبينَ (سورة هود: 27)
Artinya: “Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: "Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti Kami, dan Kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara Kami yang lekas percaya saja, dan Kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas Kami, bahkan Kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta". (QS. Hud: 27)
Nabi Hud alaihissalam selalu berada dalam kesabaran mengajak kaumnya ke jalan yang benar, hingga 950 tahun lamanya. Tidak pernah ada rasa putus asa dalam usaha yang dilakukan, bahkan semangat beliau semakin bertambah kuat. Namun, kaum beliau tetap dalam kesesatan, dan kesesatan tersebut dari tahun ke tahun semakin parah, kecuali segolongan kecil yang dengan secara sadar mau menerima dan mengakui risalah yang dibawa beliau.
Selanjutnya Allah memberikan wahyu kepada Nabi Nuh, sesuai firmanNya dalam al-Qur’an:
وَأُوحِيَ إِلَى نُوحٍ أَنَّهُ لَنْ يُؤْمِنَ مِنْ قَوْمِكَ إِلَّا مَنْ قَدْ آمَنَ فَلَا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ (هود: 36)
Artinya: “Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan”. (QS. Hud: 36)
Pada saat ini, Nabi Nuh pun beranggapan bahwa kaumnya tidak akan mungkin mengikuti ajarannya. Allah azza wa jalla berfirman:
وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا * إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا * رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا (نوح: 26-28)
Nuh berkata: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat ma'siat lagi sangat kafir. Ya Tuhanku! ampunilah Aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahKu dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan”. (QS. Nuh: 26-28)
Bersambung