9 Amal Pelebur Dosa

Adalah fitrah, selain malaikat, para nabi dan rasul, tidak pernah luput dari dosa. Tidak ada ceritanya manusia selalu mampu berbuat baik...

Adalah fitrah, selain malaikat, para nabi dan rasul, tidak pernah luput dari dosa. Tidak ada ceritanya manusia selalu mampu berbuat baik dan selalu mampu menghidari kesalahan. Sifat lalai disertai nafsu dalam diri manusia itulah yang membuatnya tidak pernah akan luput dari kesalahan. Hal ini mengindikasikan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah, dimana dengan kelemahan yang dimiliki diharapkan ia mampu berintrospeksi diri, dan mampu mengakui bahwa yang mempunyai kekuasaan mutlak adalah Allah SWT. Bersyukurlah bila seseorang mampu berbuat baik dan mampu menghindari kesalahan. Karena hal itu bukan semata-mata kehendaknya, tetapi Yang Maha Berkuasalah yang melakukan hal itu. 

Dosa adalah dosa dan kesalahan adalah kesalahan. Ia akan tetap mendapat balasan sebagaimana pahala sebagai balasan atas kebaikan. Jalan satu-satunya untuk bebas dari balasan dosa adalah bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah. Allah menegaskan bahwa Dia adalah dzat penerima taubat hambaNya. Sebesar apapun dosa yang pernah dilakukan, Allah akan membebaskan balasannya, dengan taubat yang dilakukan dengan sebenar-benarnya.

Akan tetapi, taubat yang sebenarnya adalah sesuatu yang sulit. Memohon ampunan kepadaNya adalah sesuatu yang sangat berat. Beribu permohonan ampun kadang dilakukan seseorang, namun itu hanya sebatas permohonan palsu. Permohonan yang hanya sebatas ucapan lisan yang tidak pernah terbesit dalam hati. Hingga akhirnya, permohonan ampunan itu pun harus dimohonkan ampunan. Al-istighfar yahtaju ilal istighfar, begitu ucapan sebagian ulama. 

Mengapa taubat yang sesungguhnya sulit dilakukan? Karena karakter manusia itu sendiri. Seseorang akan merasa bahagia jika mendapatkan apa yang ia harapkan dan apa yang ia sukai. Sebaliknya, ia akan berduka, jika yang diharapkan tidak dapat ia capai, dan yang disukai lenyap dari sisinya. Sementara itu, semua bentuk dosa dan keburukan merupakan hal yang disenangi manusia. Dan sebaliknya kebaikan adalah sesuatu yang dibenci. Sedangkan yang dimaksud taubat adalah merasa susah dan menyesal dari apa yang telah dilakukan. Nah, bagaimana dapat terjadi seseorang susah dan menyesal telah melakukan dosa, sementara dosa adalah hal yang menyenangkan dan membahagiakan baginya?

Syariat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, diciptakan Allah dengan kesempurnaan. Prinsip daf'ul haraj (menghilangkan kesulitan) dalam syariat yang suci ini memberikan keleluasaan bagi umat manusia, untuk berbuat baik sebanyak-banyaknya, dan menghindari kesalahan dan dosa seminim mungkin, sebagai bentuk ibadah dan tanda syukur kepada Allah yang telah menganugerahkan segalanya.

Kesempurnaan syariat Islam, sesuai dengan karakter dan fitrah manusia yang tidak akan pernah luput dari dosa. Ketika manusia tidak mampu bertaubat dengan sebenarnya, Allah menyediakan sarana lain, yang membuat balasan dosa yang telah dilakukan terhapus dengan sendirinya. 

Berikut ini adalah sembilan dari berpuluh-puluh amal yang mampu menghapus dosa. Sangat baik jika amal-amal ini dikerjakan, disamping tetap berusahan untuk melakukan taubat dengan sebenar-benarnya.

Pertama: Melakukan ibadah di bulan Ramadhan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa beribadah dalam bulan ramadlan dengan iman dan berharap pahala, maka diampuni dosanya yang telah lalu”.

Sebagian ulama berpendapat, ibadah di bulan Ramadhan cukup dilakukan dengan mengerjakan shalat tarawih.

Kedua: Puasa Hari Arafah
Puasa Arafah yaitu puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 9 dzulhijjah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ صِيَامَ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ ذُنُوْبَ السَّنَةِ الْمَاضِيَةِ وَالْمُسْتَقْبَلَةِ

“Sesungguhnya berpuasa hari arafah akan melebur dosa-dosa tahun yang telah lalu dan tahun yang akan datang”.

Ketiga: Membaca amin bersamaan dengan imam setelah fatihah dalam shalat.
Dalam shalat jamaah, makmum tidak diperkenankan melakukan pekerjaan shalat bersamaan dengan imam, kecuali ketika mengucapkan amin setelah fatihah. Jika amin makmum dan imam dapat dilakukan bersamaan, maka pada saat itu pula para malaikan mengucapkan amin. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إذَا أَمَّنَ الْإِمَامُ فَأَمِّنُوا فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِينُهُ تَأْمِينَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Bila imam membaca amin, maka bacalah amin bersamanya. Karena barang siapa aminnya bersamaan dengan aminnya malaikat, maka diampuni dosanya yang telah lalu”.

Keempat: Melakukan shalat dhuha
Shalat dhuha adalah shalat sunat paling sedikit dua rakaat dan paling banyak delapan rakaat. Waktunya dimulai setelah beberapa menit, sesudah terbitnya matahari, hingga masuk waktu dzuhur. Waktu yang panjang untuk melakukannya. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ حَافَظَ عَلَى شُفْعَةِ الضُّحَى غُفِرَ لَهُ ذُنُوبُهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْل زَبَدِ الْبَحْرِ 

"Barang siapa menjaga hitungan genap shalat dhuha, maka diampuni dosanya, meskipun seperti buih lautan".

Kelima: Membaca al-Ikhlas dan al-Mu'awiidzatain sesudah shalat jumat.
Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ قَرَأَ إذَا سَلَّمَ الْإِمَامُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ قَبْلَ أَنْ يُثْنِيَ رِجْلَهُ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ سَبْعًا سَبْعًا غفر لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ وَأُعْطِيَ مِنْ الْأَجْرِ بِعَدَدِ كُلِّ مَنْ آمَنَ بِاَللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ

“Barang siapa membaca al-Fatihah, qul huwallahu ahad, qul a’udzu birabbil falaq dan qul a’udzu birrabbinnas tujuh kali lipat setelah selesainya imam dari shalat jum'at, maka diampuni dosanya yang lalu dan dosa yang akan datang. Dan ia diberi pahala sebanyak hitungan orang yang beriman kepada Allah dan hari kiamat.

Diantara syarat untuk mendapat fadilah bacaan ini adalah membacanya dalam posisi duduk seperti posisi duduk saat tasyahud akhir, tidak berubah dan belum membaca atau melakukan hal lain sekira dianggap memisah antara shalat dan  bacaan tersebut.

Keenam: Menjawab adzan
Rasulullah bersabda:

مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ الْمُؤَذِّنَ : أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا  عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ , رَضِيتُ بِاَللهِ رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا غُفِرَ لَهُ ذَنْبُهُ

“Barang siapa ketika mendengar orang yang adzan dia berkata: Asyhadu an la ilaha 'illallah dst, maka akan diampuni dosanya.

Ketujuh: Membaca doa ketika memakai pakaian
Doanya adalah:

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِى كَسَانِيْ هَذَا وَرَزَقَـنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّى وَلاَ قُوَّةٍ

"Segala puji bagi Allah yang telah memakaikan pakaian ini kepadaku dan memberi rizki pakaian itu, tanpa ada daya dan kekuatan dariku".

Kedelapan: Membaca doa sesudah makan
Doanya adalah:

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هٰذَا الطَّعَامَ وَرَزَّقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ وَلَا قُوَّةٍ

"Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan makanan ini kepadaku dan memberi rizki makanan itu, tanpa ada daya dan kekuatan dariku".

Kesembilan: Mengajarkan al-Quran kepada anaknya
Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ عَلَّمَ ابْنَهُ الْقُرْآنَ نَظَرًا غُفِرَ لَهُ مَـا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَـأَخَّرَ، وَمَنْ عَـلَّمَ إِيَّـاهُ ظَاهِرًا بَـعَثَ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى صُوْرَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ 

“Barang siapa mengajarkan Al Qur’an pada anaknya dengan cara melihat maka terampuni dosanya awal dan akhir, dan barang siapa mengajarkan Al Qur’an pada anaknya dengan cara hafalan maka Allah akan membangkitkannya pada hari kiamat seperti bulan purnama".

Itulah sembilan amal dari sekian banyak amal yang mampu melebur dosa. Wallahu a'lam

Related

Khazanah 3168697270429388008

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Facebook

TERBARU

Arsip

Statistik Blog

item