Ibnun Nafis: Penemu Ilmu Peredaran Darah
Beliau bernama lengkap Abul Hasan 'Ala'uddin Ali bin Abil Hazm Al-Qarasyi Ad-Dimasyqi, terkenal dengan julukan Ibnun Nafis atau ...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2013/06/ibnun-nafis-penemu-ilmu-peredaran-darah.html
Beliau bernama lengkap Abul Hasan 'Ala'uddin Ali bin Abil Hazm Al-Qarasyi Ad-Dimasyqi, terkenal dengan julukan Ibnun Nafis atau al-Qarasyi. Beliau adalah seorang yang alim dan ahli kedokteran yang telah memberikan kontribusi yang besar dalam dunia kedokteran. Beliau dianggap sebagai penemu ilmu peredaran darah sebelum ilmuan Inggris William Harvey (1578-1675). Beliau juga merupakan penemu dan pembesar ahli fisiologi pada abad pertengahan yang menjadi landasan penting bagi perkembangan dunia kedokteran modern.
Beliau lahir di Damaskus, Suriah pada tahun 607 H / 1210 M dalam lingkungan keluarga yang taat beragama. Julukan al-Qarasyi adalah nisbat kepada desa Qarasy, dekat Damaskus. Menurut pendapat yang rajih ia keturunan bangsa Quraisy, dari kabilah Bani Makhzum. Julukan al-Qarasyi ini muncul saat kitab "Al-Mujiz" karangannya untuk pertama kali dicetak.
Ulama yang bermadzhab Syafi'i ini sejak kecil sudah berpetualang dalam ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang sains dan kedokteran. Diantara gurunya dalam ilmu kedokteran adalah Ibnud Dakhwar, bersama Ibnu Abu Ushaibah pengarang kitab 'Uyun al-Anba' fi Thabaqat al-Athibba', yang juga seorang ahli kedokteran.
Selain ahli dalam ilmu kedokteran, beralum juga alim dalam ilmu fiqh, mantiq, nahwu dan ilmu hadits. Beliau juga sebagai penghafal al-Quran dan menguasai banyak hadits-hadits Rasulullah SAW.
Pada tahun 1236 M/633 H, beliau berpetualang ke Kairo Mesir, dan bekerja di rumah sakit An-Nashiri. Setalah itu ia pindah ke rumah sakit Al-Mansuri yang didirikan oleh Sultan Qalawun dan menjadi manager di sana. Beliau juga menjadi dokter pribadi Sultan Dhahir Babrus diantara tahun 1260 dan 1277 M.
Kontribusi Ilmiah
Pada tahun 1242 beliau menerbitkan kitab Syarah Tasyrif Qanun Ibnu Sina yang memuat teori-teori penting dalam ilmu anatomi, terutama teori tentang peredaran darah paru-paru. Kitab ini adalah salah satu kitab terpenting dalam mengungkap secara rinci tentang ilmu anatomi, patologi dan fisiologi, sebagaimana teori-teori yang disampaikan oleh Ibnu Sina.
Dalam kitab ini Ibnun Nafis antara lain menulis bahwa paru-paru itu terdiri dari unsur-unsur atau cabang-cabang trachea (buluh pernafasan), cabang-cabang arteria venosa dan cabang-cabang vena arteriosa. Ketiga unsure tersebut dirangkaikan oleh jaringan lunak berpori.
Beliau juga mengarang kitab Asy-Syamil fi as-Shina'ah at-Thibbiyah, kitab ensiklopedi kedokteran setebal 43 jilid yang dinilai sebagai kitab yang berisi teori yang amat mendasar dan mempunyai pengaruh yang besar dalam system pengobatan modern. Kitab ini direncanakan akan berjumlah 300 jilid, tetapi yang berhasil dirampungkan hanya sejumlah 80 jilid sebelum akhirnya beliau wafat.
Diantara karya-karya beliau dalam bidang kedokteran ialah: Al-Muhadzab fil Kahl, Al-Mujiz fit Thib, Syarh Tasyrih Jalanius, Bughyatut Tholibin Wa Hujjatil Mutathabbibin, Ar-Ramad, dan masih banyak yang lain.
Dalam selain ilmu kedokteran, kitab yang berhasil dikarangnya adalah, Thariq al-Fashahah (Nahwu), Syarh At-Tambih karangan Asy-Syairazi (fiqh), Sarah al-Hidayah (Mantiq), Ar-Risalah Al-Kamilah (sirah nabawiyah), Muhtashar fi Ilm Ushul al-Hadits (Mushtalah hadits), Fadil bin Nathiq (Nahwu), dan lain-lain.
Beberapa diantara kitab-kitab itu masih dapat dijumpai di perpustakaan internasional Godley, Oxford, Inggris.
Ibnun Nafis wafat di Kairo saat berumur 80 tahun setelah mengalami sakit parah selama 6 hari. Para dokter berusaha mengobatinya, hingga sebagian mereka mengusulkan agar beliau diobati dengan khamr (arak). Namun beliau beliau berkata:
لا ألقى الله وفي جوفي شيء من الخمر
"Saya tidak akan bertemu dengan Allah SWT, jika dalam mulutku ada sedikit khamr sedikit saja"
Pada subuh hari jumat, 24 Dzul Qo'dah 687 H / 17 Desember 1288 M, beliau menghadap kepada Allah SWT. Rumah, kitab dan semua yang beliau miliki diwakafkan ke Rumah sakit Al-Manshuri, Kairo yang sebelumnya beliau berkata: "Sesungguhnya lilin-lilin ilmu harus memberi penerangan setelah aku mati".
Sumber Rujukan:
- Majalah Aula Edisi 06/SHN XXXN/Juni 2013