Ketika Sayyidah Fathimah Bermenantukan Sayyidina Umar
Tiada yang paling dicinta Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di antara putra-putri beliau lebih dari Sayyidah Fathimah Az-Zahra’. B...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2014/11/ketika-sayyidah-fathimah-bermenantukan.html?m=0
Tiada yang paling dicinta Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di antara putra-putri beliau lebih dari Sayyidah Fathimah Az-Zahra’. Beliau yang dilahirkan dari rahim Sayyidah Khadijah al-Kubra adalah pemimpin wanita-wanita surga, ibunda Sayyidina Al-Hasan dan Al-Husain, pemimpin para pemuda surga.
Banyak keutamaan dan keistimewaan yang berikan Allah kepada beliau. Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dari sayyidina ‘Ali karramallahu wajhah, beliau berkata:
أخبرنى رسول الله صلى الله عليه وسلم إن أول من يدخل الجنة انا وفاطمة (رواه ابن سعد)
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengabarkan kepadaku bahwa sesungguhnya orang yang pertama kali masuk surga adalah saya dan Fathimah (HR. Ibnu Sa’ad)
Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah, beliau berkata berkata:
إذا كان يوم القيامة نادى مناد يامعشر الخلائق طأطئوا رؤوسكم حتى تجوز فاطمة بنت محمد (رواه الحاكم والطبرانى وابو حاكم)
“Jika telah tiba hari kiamat, seseorang memanggil-manggil; ‘Wahai semua makhluk, tundukkanlah kepala kalian, hingga Fathimah binti Muhammad lewat’”. (HR. Al-Hakim, At-Thabrani dan Abu Hakim).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
أفضل نساء أهل الجنة خديجة بنت خويلد وفاطمة بنت محمد ومريم بنت عمران وآسية بنت مزاحم
“Wanita ahli surga yang paling utama dalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Maryam bin Imran dan Asiyah binti Muzahim”.
Dari rahim beliau penerus keturunan Rasulullah dilahirkan. Dalam kitab Tarikhnya, Adz-Dzahabi mengatakan bahwa nasab Rasulullah telah berakhir, kecuali dari sayyidah Fatimah. Beliaulah satu-satunya putri Rasul yang melahirkan anak laki-laki, dan mereka langsung dinisbatkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, tidak kepada Ali bin Abi Thalib sebagai ayah kandung mereka, sehingga seluruh keturunan Al-Hasan dan Al-Husain dari garis laki-laki dianggap sebagai keturunan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Dalam al-Jami’ ash-Shaghir Imam As-Suyuthi mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
كل بنى آدم ينتمون الى عصبة الا ولد فاطمة فانا وليهم وانا عصبتهم
“Setiap anak adam dinisbatkan kepada ashabah (ahli waris laki-laki), kecuali anak Fathimah, maka aku adalah wali mereka dan aku adalah ashabah mereka”.
Syaikh Muhammad Abduh al-Yamani menambahkan bahwa diantara keistimewaan sayyidah Fathimah adalah tidak terputusnya keturunan beliau hingga hari kiamat.
Sebenarnya Sayyidah Fathimah mempunyai tiga orang putra dan dua orang putri, yaitu Al-Hasan, Al-Husain, Al-Muhsin, Ummu Kultsum dan Zainab radliyallahu anhum. Al-Muhsin wafat saat masih kecil. Sedangkan sayyidah Ummu Kultsum dinikah oleh Sayyidina Umar bin Khathab dan Sayyidah Zainab dinikah oleh Abdulah bin Ja’far bin Abi Thalib.
Saat sayyidina Umar datang kepada sayyidina Ali bin Abi Thalib untuk melamar Sayidah Umi Kultsum, Sayyidina Ali karramallahu wajhah berkata: “Putriku masih kecil”. Kemudian beliau menyarankan Sayyidina Umar untuk melamar putri saudaranya yakni Ja’far bin Abi Thalib. Sayyidina Umar menuturkan bahwa lamaran yang ia lakukan lantaran beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
كل سبب ونسب منقطع الى يوم القيامة ما خلا سببى ونسبى (رواه الطبراني)
“Setiap sabab dan nasab akan terputus hingga hari kiamat, kecuali sababku dan nasabku”.
Sayyidina Ali lalu menerima lamaran itu. Dari perkawinan sayyidina Umar dan Ummi Kultsum lahir dua anak yaitu Zaid dan Ruqayyah.
Hubungan mushaharah antara Sayyidina Ali dan Sayyidina Umar menunjukkan adanya hubungan yang sangat baik diantara keduanya. Hal ini juga menunjukkan dengan jelass akan kebohongan kalangan Syiah yang mengatakan bahwa ada perseteruan dan kebencian antara Sayyidina Ali dan Sayyidina Umar, dan Sayyidah Fathimah dan Sayyidina Umar radliyallahu anhum.
Lebih parah lagi, para pemimpin kaum syiah membuat riwayat palsu seputar pernikahan Sayyidina Umar dan Umi Kultsum. Mereka mengatakan bahwa Umi Kultsum yang dinikahi Umar bin putri Sayyidina Ali dan Fathimah. Tetapi ia adalah Jin yang berwujud sayyidah Umi Kultsum.
Dalam cerita yang lain disebutkan bahwa pernikahan tersebut terjadi atas dasar taqiyah yang diperlihatkan oleh sayyidina Ali di hadapan sayyidina Umar. Mereka menganggap pernikahan itu adalah pernikahan secara lahir, bukan pernikahan yang sebenarnya.
Memang, kita tidak perlu heran akan kelakukan kaum Syiah ini. Apa yang mereka lakukan hanya berdasar kebodohan, kebencian dan kedengkian. Mereka berkata mencintai ahlul bait, tetapi sebenarnya mereka para pengkhianat ahlul bait, dengan bukti pernyataan-pernyataan mereka tentang hal-hal yang tidak sepantasnya dinisbatkan kepada Ahlul bait.