Endog-endogan: Tradisi Unik Peringatan Maulid Nabi Di Banyuwangi


Peringatan Maulid Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah ekspresi rasa syukur kepada Allah atas dilahirkannya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Di dalam memperingatinya, masyarakat muslim mempunyai tradisi yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan tidak adanya tuntunan baku di dalam memperingatinya.

Di Banyuwangi ada tradisi khas dan unik di dalam memperingati maulid Nabi. Tradisi itu dikenal dengan pawai "Endog-endogan" atau telur Maulid. Tradisi memperingai maulid yang sudah ada sejak ratusan tahun silam tersebut, selalu hadir dan digelar di setiap sudut kampung di Banyuwangi.

Puluhan Jodang (tiang dari batang pohon pisang yang juga dihias warna-warni) diarak keliling kampung. Pada setiap jodang, tertancap puluhan kembang endog atau kembang telur, yakni wadah kecil berhias kertas warna warni mirik bentuk bunga yang di dalamnya berisi telur bebek atau ayam yang sudah direbus matang.

Warga yang ikut mengarak atau pawai bershalawat bersama sebagai wujud doa berharap berkah dan syafa'at Nabi muhammad shallallahu alaihi wa sallam serta dijauhkan dari mara bahaya.

"Kegiatan ini punya makna yang luas. Selain untuk memperingati Maulid Nabi, kami ingin agar orang-orang di luar Banyuwangi merasakan spirit dan semangat warga kami yang begitu luar biasa dalam memperingati Maulid Nabi. Sehingga ini menjadi syiar budaya Islam yang asli produk kearifan lokal Banyuwangi," kata Anas, bupati Banyuwangi

Anas melanjutkan ada makna filosofi yang tinggi dari tradisi endog-endogan ini. Endog atau telur memiliki tiga lapisan, yakni kulit telur, putih telur dan kuning telur. Kulit telur diibaratkan sebagai lambang keislaman sebagai identitas seorang Muslim.

Putih telur, melambangkan keimanan, yang berarti seorang yang beragama Islam harus memiliki keimanan, yakni mempercayai dan melaksanakan perintah Allah SWT. Lalu kuning telur melambangkan keihsanan, dimana seorang Muslim yang beriman akan memasrahkan diri dan ikhlas dengan semua ketentuan Allah SWT.

"Islam, Iman dan Ihsan adalah harmonisasi risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang jika ditancapkan pada diri manusia akan menghasilkan manusia yang mencerminkan akhlak Rasulullah. Inilah makna Festival Endog-endogan agar kita selalu ingat dan menjalankan tuntunan Nabi," kata Anas.

Tradisi ini juga menjadi ajang silaturrahim antara umat Islam Banyuwangi sebagaimana hari raya idul Fitri. Mereka menganggap peringatan Maulid Nabi sebagai lebaran ketiga bagi warga Desa Sraten, juga dilengkapi dengan tradisi mudik bagi warganya yang berada di luar kota, seperti Bali, Surabaya, Lombok bahkan dari Sumatra pulang kedesa hanya untuk memeriahkan tradisi mauludan.

Dari berbagai simber

Related

Lintas Berita 8337709606466759351

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Facebook

TERBARU

Arsip

Statistik Blog

item