Ingin bermimpi Rasulullah? Bacalah Shalawat Ibrahimiyah!
Shalawat ibrahimiyah adalah shalawat yang kita baca pada tasyahud akhir dalam shalat. Shalawat ini adalah shalawat yang paling afdhal d...
http://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2013/11/ingin-bermimpi-rasulullah-bacalah.html
Shalawat ibrahimiyah adalah shalawat yang kita baca pada tasyahud akhir
dalam shalat. Shalawat ini adalah shalawat yang paling afdhal dan paling
sempurna, dari semua bentuk shalawat, baik yang diajarkan Rasulullah (ma’tsur)
atau tidak, sehingga shalawat ini dibaca dalam shalat. Al-Hafidh al-Iraqi dan
As-Sakhawi, shalawat ini mempunyai banyak riwayat, dengan lafadz yang tidak
sama antara satu riwayat dengan riwayat yang lain. Dan lafadz yang telah disepakati
keshahihannya adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
Lafadz shalawat
ini diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Baihaqi dan sekelompok ahli hadits, seperti
tersebut dalam syarah Dala’il al-Khairat.
Al-Bukhari
meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَالَ هَذِهِ الصَّلاَةَ شَهِدْتُ لَهُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ بِالشَّهَادَةِ وَشَفَعْتُ لَهُ
“Barang
siapa membaca shalawat ini, maka aku bersaksi untuknya di hari kiamat dengan
sebuah persaksian dan memberinya syafaat”.
Hadits ini
hasan, dan para perawinya adalah para perawi yang shahih.
Sebagian
ulama mengatakan bahwa barang siapa membacanya seribu kali, maka ia akan
bermimpi bertemu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Seperti yang
telah disebutkan, shalawat Ibrahimiyah ini adalah lafadz yang shalawat paling
utama. Para ulama memberikan alasan, karena shalawat ini adalah shalawat yang
diajarkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kepada para sahabat, setelah
mereka bertanya tentang bagaimana cara bershalawat kepada Rasulullah. Oleh sebab
itu, ketika seseorang bersumpah untuk membaca shalawat kepada Rasulullah dengan
lafadz shalawat yang paling afdhal, maka untuk memenuhi sumpah itu, ia harus membaca
shalawat ibrahimiyah ini, bukan lafadz shalawat yang lain, walaupun dalam hal
ini masih terdapat perbedaan pendapat.
Sayyidina
dalam Shalawat Ibrahimiyah
Para ulama
berbeda pendapat dalam hal boleh atau tidaknya menambah sayyidina dalam
shalawat, terutama dalam shalawat ibrahimiyah ini. Dalam riwayat hadits
shalawat ini memang tidak terdapat lafadz sayyidina, namun dalam syarah
al-Minhaj, Ar-Ramli mengatakan bahwa yang afdhol adalam menambah sayyidina, baik
dalam shalat atau tidak, karena ini bagaian dari adab. Pendapat serupa
dikatakan Ahmad bin Hajar dalam kitab Al-Jauhar al-Munadham.
Dalam satu
hadits Rasulullah bersabda:
لا تسيدوني في الصلاة
“Jangan
menambah sayyidina untukku dalam shalat”.
Menurut
sebagian para ahli hadits muta’akhirin, hadits ini adalah hadits batil yang
tidak mempunyai dasar. Bahkan penyebutan nama Rasulullah secara langsung tidak
mempunyai dalil yang memperbolehkan, sehingga para ulama mengharamkanya. Allah
berfirman:
لا تجعلوا دعاء الرسول بينكم
كدعاء بعضكم بعضاً
“Jangan
kau jadikan panggilan Rasul diantara kalian seperti panggilan sebagian kalian
kepada sebagian yang lain”.
Penyebutan
Nabi Ibrahim dalam Shalawat
Ya! Dalam shalawat
ini terdapat penyebutan nabi Ibrahim alaihissalam. Yang menjadi pertanyaan:
Mengapa yang disebutkan adalah nabi Ibrahim? Bukan Nabi Musa atau yang lain?. Jawabannya
adalah karena nabi Ibrahim adalah nabi yang paling afdhal setelah Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam. Alasan yang lain dikarenakan Allah subhanahu wa
ta’ala bertajalli kepadanya dengan keindahanNya. Oleh sebab itu, Rasulullah
mengajarkan dan memerintahkan bershalawat dengan shalawat ibrahimiyah ini
kepada umatnya, agar mereka mendapatkan tajalli Allah dengan keindahanNya. Meskipun
demikian, alasan terakhir ini tidak memberikan kesimpulan bahwa antara Rasulullah
dengan Nabi Ibrahim dalam tingkatan yang sama.
Wallahu
A’lam bish Shawab