Memperbanyak Shalawat Di Hari Jumat
Bershalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dilakukan oleh siapapun pasti akan diterima Allah. Bershalawat adalah a...
http://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2014/01/memperbanyak-shalawat-di-hari-jumat.html
Bershalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dilakukan oleh siapapun pasti akan diterima Allah. Bershalawat adalah afdlalul a’mal, dimana ia adalah dzikir para malaikat yang bertempat di ujung-ujung surga. Diantara barakah shalawat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam terhadap surga adalah bertambahnya luas surga ketika dibacakannya shalawat. Bertambah luasnya surga oleh shalawat bukan dzikir lain semisal tasbih, dikarenakan surga pada dasarnya tercipta dari nur Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Oleh sebab itu, surga merindukan Rasulullah seperti halnya seorang anak merindukan orang tuanya. Andai tiada kuasa Allah, maka saat Rasulullah masih hidup, surga akan keluar menuju Rasulullah. Nanti, ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam masuk surga berserta umatnya, maka surga menjadi semakin luas, berbahagia dan bergembira tiada tara.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى الله عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً
Artinya: “Barang siapa bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali”. (HR. Muslim)
Menurut Al-Imam Al-Ghazali, makna shalawat Allah yang dimaksud dalam hadits adalah diperolehnya berbagai macam karamah, nikmat yang besar, anugerah yang sempurna untuk Rasulullah sesuai apa yang layak bagi beliau dan untuk orang yang bershalawat sesuai apa yang layak baginya. Adapun shalawat kita dan para malaikat adalah permintaan tercurahkannya kesempurnaan-kesempurnaan itu kepada Rasulullah.
Menurut Syaikh Atha’illah As-Sakadandari dalam kitab “Tajul ‘Arus”, satu kali shalawat Allah kepada seseorang, akan melenyapkan seluruh kesusahan dirinya di dunia dan akhirat. Menyitir perkataan As-Sakhawi yang menukil dari Imam Al-Fakihani, As-Sakandari menyatakan bahwa yang paling dicari oleh umat-umat terdahulu dan umat-umat terakhir hanya satu kali shalawat Allah kepadanya. Ketika seorang yang berakal disuruh memilih antara dimasukkannya catatan amal kebaikan seluruh makhluk dalam buku catatan amalnya dan shalawat Allah kepadanya, maka ia tidak akan memilih kecuali shalawat Allah kepadanya. Nah, bagaimana jika Allah dan seluruh malaikatNya secara terus menerus dalam masa yang tidak terbatas selalu bershalawat kepada seorang hamba, karena ia selalu bershalawat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Di bagian lain dalam kitabnya, As-Sakandari juga mengatakan bahwa seseorang yang selama hidupnya banyak menanggung kewajiban puasa dan lain sebagainya, namun untuk memenuhi itu dirasa tidak cukup waktu, lantaran usianya yang sudah lanjut, maka hendaknya ia memperbanyak shalawat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Karena kalaupun seseorang telah menghabiskan umurnya dengan taat kepada Allah lalu ia bershalawat kepada Rasulullah satu kali, maka satu kali shalawat itu akan mengunguli semua pahala taat yang telah ia lakukan selama hidupnya. Hal ini disebabkan karena Allah bershalawat kepada seseorang atas dasar ketuhananNya. Maka bagaimana jika Allah bershalawat kepada sepuluh kali untuk satu kali shalawat yang ia kalukan. Sungguh hidup menjadi sangat berbahagia.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
أَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنَ الصَّلاَةِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِي تُعْرَضُ عَلَيَّ فِي كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَيَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّي مَنْزِلَةً
Artinya: “Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari jumat. Maka sesungguhnya shalawt umatku akan diperlihatkan kepadaku pada hari jumat. Barang siapa termasuk orang yang paling banyak bershalawat kepadaku, maka ia adalah orang yang paling dekat derajatnya denganku”.
Shalawat selalu disunatkan kapan saja dan dalam kondisi apapun dengan segala pengecualiaanya. Menurut Imam As-Syafi’i, bershalawat pada hari jumat lebih disunatkan.
Ibnu Hajar dalam kitab Ad-Dur Al-Mandlud mengatakan bahwa bershalawat di hari jumat membuahkan pahala yang lebih besar dari pada membaca al-Quran selain surat Al-Kahfi. Karena membaca al-Kahfi sudah dinash hadits akan kesuannatannya untuk dibaca di hari jumat.
Dalam kitab al-Mawahib al-Laduniyah, Al-Qisthillani mengatakan bahwa menurut Ibnul Qayyim hikmah dikhususkannya hari jumat untuk memperbanyak shalawat adalah karena Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah majikan seluruh makhluk. Sedangkan hari jumat adalah majikan seluruh hari dalam seminggu. Maka membaca shalat di hari tersebut akan mempunyai keistimewaan yang tersendiri.
Hikmah yang lain adalah bahwa seluruh kebaikan yang diperoleh seluruh umat Rasulullah di dunia dan akhirat disebabkan oleh jasa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Lalu Allah akan mengumpulkan seluruh kebaikan dunia dan akhirat untuk umat beliau karena Rasulullah. Sedangkan kemuliaan teragung untuk umat beliau akan dihasilkan pada hari jumat. Di hari jumat Allah mengantarkan umatnya ke rumah-rumah dan istana-istana mereka di surga. Hari jumat adalah hari ditambahkannya anugerah Allah untuk umat Rasulullah ketika mereka memasuki surga. Hari jumat adalah hari raya bagi umat Rasulullah di dunia, hari dimana Allah akan mengabulkan seluruh permintaan dan keperluan mereka. Hari itu Allah tidak akan menolak permintaan umat Rasulullah yang berdoa kepadaNya. Semua itu adalah atas jasa-jasa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Oleh sebab itu sebagai ungkapan syukur terima kasih atas jasa-jasa tersebut dan sebagai pemenuhan sebagian kecil hak-hak beliau, maka adalah sebuah keharusan bagi umat beliau untuk memperbanyak shalawat kepada beliau di hari jumat.
Wallahu'alam