Al-Fatihah; Induk Al-Quran
Surat al-Fatihah adalah surat pertama dalam al-Quran. Allah membuka kitab suci umat Islam ini dengan surat al-Fatihah disebabkan surat al...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2013/01/al-fatihah-induk-al-quran.html?m=0
Surat al-Fatihah adalah surat pertama dalam al-Quran. Allah membuka kitab suci umat Islam ini dengan surat al-Fatihah disebabkan surat al-Fatihah mengumpulkan semua apa yang menjadi tujuan dalam al-Quran. Oleh sebab itu surat al-Fatihah mempunyai beberapa nama, seperti Ummul Qur’an dan Ummul Kitab.
Al-Hasan bin Abil Hasan al-Bahsri salah satu pembesar tabi’in (w=11 H) mengatakan bahwa Allah SWT mencantumkan ilmu-ilmu yang terkandung dalam kitab-kitab terdahulu di dalam Al-Quran. Ilmu dalam al-Quran tersimpan dalam surat-surat pendek (al-mufashal) dan ilmu dalam surat-surat pendek itu terdapat dalam surat Al-Fatihah. Orang yang mampu mengetahui tafsir Al-Fatihah dengan sempurna, berarti ia sama dengan dengan orang yang memahami tafsir kitab-kitab yang telah diturunkan oleh Allh SWT.
Ketika menjelaskan kandungan ilmu-ilmu dalam al-Quran, Mahmud bin Umar bin Muhammad Az-Zamakhsyari, dalam Al-Kasyaf mengatakan bahwa ayat-ayat al-Quran mengandung puja dan puji kepada Allah, menjelaskan ibadah, kewajiban dan larangan, janji pahala dan ancaman neraka. Dan surat al-Fatihah mengandung itu semua.
Al-Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam “Mafatih al-Ghuyub” mengatakan bahwa tujuan yang dicanangkan dalam al-Quran, semuanya menetapkan empat hal yaitu: (1) Ketuhanan, (2) Hari kiamat, (3) Kenabian, dan (4) penetapan qadha’ dan qadar. Keempat hal tersebut diatas terkandung semuanya dalam al-Quran.
Menurut beliau, “alhamdu lillahi rabbil ‘alamin” menunjukkan ketuhanan, “maliki yaumiddin” menunjukkan bahwa semua apa yang terjadi berdasar qadla’ dan qadar Allah, dan “ihdinasshirathal mustaqim” hingga akhir surat menunjukkan penetapan qadha’ Allah dan kenabian.
Ath-Thibi mengatakan bahwa al-Fatihah mengandung empat macam ilmu yang merupakan dasar agama. Pertama adalah ilmu ushul, dimana intinnya adalah usaha untuk ma’riah kepada dzat Allah dan sifat-sifatnya. Allah mengisyaratkan hal ini dalam al-Fatihah melalui firmanNya: “rabbil ‘alamin arrahmanirrahim”. Ilmu ushul juga mengajarkan ma’rifah terhadap hari pembalasan, dimana Allah mengisyaratkannya dalam ayat “maliki yaumiddin”.
Kedua: ilmu al-furu’ dimana ia dilandasi dengan beberpa ibadah. Allah menjelaskannya dalam “iyyaka na’budu”.
Ketiga: ilmu yang dalam menghasilkan kesempurnaan, yaitu ilmu akhlak, dimana tujuannya adalah sampai (wushul) kepada Allah, tenggelam dalam keesaanNya dan berjalan diatas jalan istiqamah. Allah menjelaskannya dalam ayat “iyyaka nasta’in” dan “ihdinas shirathal mustaqim”.
Keempat: ilmu tentang kisah dan informasi umat-umat terdahulu; tentang kebahagiaan dan azab yang mereka dapat. Allah berfirman dalam Al-Fatihah “an’amta ‘alaihim ghairil maghdhubi ‘alaihim waladh dhallin”.
Menurut Hujjatul Islam Al-Imam Al-Ghazali tujuan-tujuan al-Quran ada enam; tiga adalah yang terpenting dan tiga yang lain bersifat penyempurna. Keenam tujuan tersebut terdapat dalam Al-Fatihah.
Pertama adalah penjelasan tentang Allah sebagai satu-satunya tuhan yang pantas disembah. Tujuan ini terkandung dalam ayat-ayat awal dalam al-Fatihah.
Kedua: Al-Quran mengandung penjelasan tentang shirat al-Mustaqim (jalan yang lurus). Allah SWT menjelaskannya dalam al-Fatihah ayat 6.
Ketiga: Al-Quran memberikan informasi tentang kondisi ketika kembali kepada Allah, yakni hari akhirat. Al-Fatihah memberikan isyarat tentangnya dalam ayat 4.
Keempat: Al-Quran menginfortmasikan bagaimana keadaan orang-orang yang berbuat taat, seperti dijelaskan dalam firman Allah dalam Al-Fatihah “al-Ladzina an’amta ‘alaihim”.
Kelima: Al-Quran menjelaskan tentang bagaimana keadaan orang-orang yang kafir. Allah mengisyaratkannya melalui firmannya “al-Maghdlubi ‘alaihim” dan “adh-dhallin”.
Keenam: Al-Quran menjelaskan bagaimana cara beribadah. Allah berfirman dalan al-Fatihah “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in”.
Sumber: “Asrar tartib Al-Quran” Karangan As-Suyuthi hal 49 – 52 [al-Maktabah asy-Syamilah].