Tujuan Dibalik Ditinggalkannya Ali Bin Abi Thalib Ketika Nabi Hijrah
Tiga belas tahun lamanya Rasulullah berjuang di Mekah, menyebarkan risalah. Namun belum mam...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2010/11/tujuan-dibalik-ditinggalkannya-ali-bin.html?m=0
Tiga belas tahun lamanya Rasulullah berjuang di Mekah, menyebarkan risalah. Namun belum mampu meluluhkan hati penduduk Mekah, tetapi malah justru kemarahan mereka kepada Rasulullah semakin memuncak terlebih sesudah Rasulullah ditinggal oleh orang-orang yang mencintai dan melindungi beliau, Abu Thalib, paman beliau dan Khadijah isteri beliau. Akhirnya, empat puluh orang tokoh Quraisy mengadakan pertemuan di Darun-Nadwah dan memutuskan bahwa setiap kabilah-kabilah Quraisy harus memilih seorang pemuda untuk bersama-sama menangkap dan membunuh Rasulullah. Cara ini dilakukan agar Bani Hasyim tak akan berani menuntut balas dan menghadapi seluruh suku itu, dan akan membebaskan mereka dari pembayaran uang darah.
Saat itu tanggal 1 Rabiul Awal, Rasulullah صلى الله عليه وسلم berada di kediaman bersama Ali bin Abi Thalib, berencana untuk hijrah ke Madinah, menyusul para mukminin yang terlebih dahulu berangkat. Di luar para pemuda pilihan kabilah-kabilah Quraisy dengan pedang terhunus mengepung kediaman Rasulullah صلى الله عليه وسلم siap menangkap dan membunuh beliau. Di satu sisi persiapan yang dilakukan kaum Quraisy untuk membunuh beliau telah sempurna, namun di sisi lain Allah telah memberitahukan beliau tentang semua rencana kaum kafir Quraisy. Rasulullah akhirnya menyuruh Sayyidina Ali tidur di tempat tidur beliau dan mengenakan selimut yang biasa beliau pakai, sementara beliau sendiri hijrah ke Madinah.
Rasulullah keluar rumah, tidak ada seorang pun diantara para penyerang yang melihatnya. Allah memejamkan mata mereka sekejap, hingga mereka tidak sadar Rasulullah melewati mereka. Saat mereka memasuki kediaman Rasulullah, hanya Ali bin Abi Thalib yang mereka dapati.
Rasulullah terkenal dengan sifat amanahnya, hingga kaum Quraisy tetap percaya kepada beliau, meskipun beliau mereka musuhi. Tetap saja mereka menitipkan barang-barang mereka kepada Rasulullah, karena di Rasulullahlah tempat teraman. Ketika Rasulullah hendak meninggalkan Mekah, barang-barang titipan milik kaum Quraisy masih banyak berada di tangan Rasulullah. Karena itu, Sayyidina Ali diperintah oleh Allah untuk sementara tetap tinggal di Mekah untuk kemudian mengembalikan barang-barang titipan itu kepada orangnya. Tiga hari kemudian Sayyidina Ali menyusul Rasulullah hijrah ke Madinah.
صلى الله عليه وعلى آله وصحبه أجمعين وسلم تسليما كثيرا
اللهم ارزقنا كمال المتابعة له ظاهرا وباطنا في عافية وسلامة ، آمين