Riyadloh Dan Keampuhan KH. Jauhari Zawawi
Sudah sekitar 17 tahun kita Al-Maghfurlah KH. Jauhari Zawawi meninggalkan kita. Pada saat tulisan ini diposting, Haul ke-17 kewafatan be...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2011/01/riyadloh-dan-keampuhan-kh-jauhari.html?m=0
Sudah sekitar 17 tahun kita Al-Maghfurlah KH. Jauhari Zawawi meninggalkan kita. Pada saat tulisan ini diposting, Haul ke-17 kewafatan beliau kurang satu hari lagi. Dipastikan -seperti haul-haul beliau sebelumnya- haul tahun ini pasti akan dibanjiri puluhan atau mungkin ratusan ribu pengunjung, baik dari kalangan alumni, simpatisan dan pecinta beliau, sebagai bukti kecintaan mereka kepada figur ulama pendiri dan pengasuh awal PP. Assunniyyah Kencong ini.
Dari banyak sumber terutama para alumni, KH. Jauhari Zawawi adalah sosok ulama yang disamping alim, santri KH. Hasyim Asy'ari, beliau juga seorang ulama yang senang riyadloh mulai dari kecil sampai beliau wafat. Sebenarnya penulis merasa menyesal, meski sebagai santri, penulis tidak pernah bertatap muka dengan beliau. Penulis yang baru nyantri kepada beliau sekitar bulan Dzul Hijjah, dua bulan sebelum beliau wafat, pada saat mendaftar tidak sowan kepada beliau, juga tidak kepada masyayikh lain, hingga beliau wafat. Penyesalan terjadi karena penulis tidak patuh pada Tata Tertib PP. Assunniyyah yang mewajibkan santri baru untuk sowan kepada beliau. Juga disebabkan penulis tidak bisa melihat wajah beliau secara langsung sebagai sarana transformasi ideologi dari beliau kepada penulis, sehingga beliau dapat menularkan ideologi dan prinsip yang baik kepada penulis. Karena sudah jamak, keyakinan dan prinsip seorang guru akan lebih cepat menular kepada murid melalui tatap muka. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa kita dianjurkan Rasulullah SAW. untuk sering berkumpul dengan para ulama dan shalihin. Para ulama mengatakan bahwa salah satu obat hati yang tembangnya dipopulerkan kembali oleh Opick adalah berkumpul dengan orang-orang shalih. Alasan lain penyesalan penulis adalah penulis tidak bisa menerima ijazah atau amalan-amalah langsung dari beliau sebagai bekal dalam belajar dan hidup.
Seperti dijelaskan dimuka beliau adalah ulama yang senang riyadloh. Berikut adalah informasi mengenai riyadloh beliau, yang dikutip dari Buku Biografi Beliau, yang disusun oleh putra beliau yang ke-2, KH. A. Sadid Jauhari.
Ketika masih remaja, KH. Jauhari Zawawi senang berpuasa tujuh hari dan berbuka hanya dengan tujuh suap nasi. Hari berikutnya dikurangi sesuap, hingga pada hari terakhir, beliau berbuka hanya dengan sesuap nasi, tanpa lauk. Beliau pernah dawuh bahwa ketika beliau melakukan riyadloh di makam Sunan Kalijaga, Kadilangu Demak, beliau bermimpi bertemu dengan Nabi Musa AS. Tapi sayang sebelum Nabi Musa sempat bersabda, beliau keburu terjaga karena mendengar suara halilintar yang sebenarnya tidak pernah ada.
Saat mukim di Mekah, beliau pernah melakukan riyadloh di Jabal Nur. Disana beliau uzlah selama seminggu dan tidak boleh berbuat maksiat sama sekali, termasuk memandang wanita ajnabiyah. Konon, riyadloh semacam ini adalah diantara riyadloh untuk memperoleh kedigdayaan berupa bisa menghilang dari hadapan lawan.
KH. Jauhari Zawawi memang sangat menganjurkan santrinya agar senang riyadloh. Beliau dawuh, "Bila atsar (manfaat/dampak) dari riyadloh yang kita lakukan tidak nampak dalam diri kita, maka insya Allah, akan nampak pada anak cucu kita".
Mbah Zawawi, ayah beliau mempunyai banyak ijazah doa. Bahkan meski sudah pikun, Mbah Zawawi masih hafal doa jaljalut. KH. Hamid Pasuruan pernah dawuh kepada salah seorang putranya, KH. Ni'amullah Zawawi, bahwa Mbah Zawawi adalah kanzud du'a (gudang doa). Rupanya kelebihan Sang Ayah, menurun kepada KH. Jauhari. Suatu ketika KH. Masduqi Mahfudz, Malang berencana pergi ke Situbondo untuk meminta ijazah syarah jaljalut kepada KH. As'ad Syamsul Arifin. Beliau singgah ke Kencong, ke ndalem KH. Jauhari Zawawi yang memang masih ada hubungan famili. Ternyata di Kencong lah KH. Masduqi Mahfudz menemukan apa yang beliau cari.
KH. Abdullah Shidiq pernah berpesan kepada putranya Gus Lutfillah, "Santri Kyai Hasyim As'ari itu ada yang memperoleh ilmu, ada yang memperoleh martabat kepemimpinan dan ada yang memperoleh kejadugan. Ketiga-tiganya itu ada pada KH. Jauhari. Maka mengajilah kepadanya walau hanya satu kalimah". Karena pesan inilah Gus Lutfillah menyempatkan diri ngaji "Ihya' Ulumiddin" di Assunniyyah Kencong setiap Hari Jumat pagi.
H. Ridwan, tetangga PP. Al-Anwar Sarang pernah bilang kepada KH. A. Sadid Jauhari bahwa KH. Jauhari Zawawi bisa mengiris-iris pisang dengan hanya mengiris bayang-bayangnya di tanah.
KH. Ihsan Taufiq, Labruk punya banyak pengalaman tentang keampuhan KH. Jauhari Zawawi. Dia bercerita bahwa saat Agresi Militer Belanda II ke Kencong, pondok dibubarkan dan santrinya disuruh pulang, berjuang di daerah masing-masing. KH. Ihsan Taufiq dan teman-temannya oleh KH. Jauhari Zawawi, hanya dibekali gedebok (kulit pohon pisang). Alhamdulillah, walaupun hampir semua orang digeledah Belanda, ada pula yang ditangkap, KH. Ihsan dan teman-temannya dengan izin Allah lolos dari pemeriksaan tentara Belanda.
Masih menurut KH. Ihsan. Suatu hari KH. Jauhari Zawawi mengajaknya memikat burung perkutut di Gumukmas. Saat menemukannya, KH. Jauhari dawuh, "Iku San! manuk apik!, awe-awe'en!". KH. Ihsan hanya geli dalam hati, mana mungkin ia dapat menangkap burung yang terbang lepas hanya dengan melambaikan tangan?. Tapi ia menuruti saja dawuh itu. Dan ternyata setelah ia melambaikan tangan, burung itu hinggap di pundaknya.
Saat H. Ihsan diperintah KH. Jauhari Zawawi bergabung dengan para pejuang di Surabaya, ia diberi pesan, "Mengko awakmu ning kono nemu botol akeh. Botol-botol kuwi jejer-jejeren, terus wacakno dunga iki!". Ketika sampai di Surabaya ia benar-benar menemukan banyak botol, lalu ia melakukan apa yang menjadi pesan KH. Jauhari Zawawi. Ternyata botol-botol itu lenyap dari pandangan mata. Konon, botol-botol itu berubah menjadi tentara penjuang mempedayai tentara Belanda.
Diantara Ijazah Doa KH. Jauhari
1. Doa untuk melindungi diri dari syetan : Sebelum tidur, baca ayat kursi lalu basmalah 21 kali. Belau berkata, doa ini ma'tsur dari Rasulillah SAW, riwayat Abu Hurairah.
2. Mendatangkan Rizki: Membaca asma Allah لطيف sebayak 129 kali tanpa tawasul dan basmalah, setelah shalat isyak. Kemudian membaca:
الله لطيف بعباده يرزق من يشاء وهو القوي العزيز
Kemudian ulangi bacaan-bacaan tadi sampai 129 kali. Sehingga jumlah asma Allah لطيف dibaca sampai 16641 kali. Setelah itu baca doa:
اللهم وسع علي وزقي اللهم عطف علي خلقك اللهم كما صنت وجهي عن السجود لغيرك فصنه عن ذل السؤال لغيرك برحمتك يا أرحم الراحمين
3. Pembersihan diri (Fida'), yaitu membaca surat Al-Ikhlas 1000 kali.
Sumber: KH. Jauhari Zawawi, Pengelana, Pejuang, Da'i yang mukhlis dan konsis.