Metode Penggunaan Hadits Oleh Syiah
Syiah ialah kelompok sempalan yang menganut paham mencintai ahlul bait Rasulullah SAW, namun pada kenyataannya tidak demikian. Mereka mengak...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2011/02/metode-penggunaan-hadits-oleh-syiah_19.html?m=0
Syiah ialah kelompok sempalan yang menganut paham mencintai ahlul bait Rasulullah SAW, namun pada kenyataannya tidak demikian. Mereka mengaku sebagai pengikut pembesar-pembesar ahlul bait semisal Al-Hasan dan Al-Husein, Ali bin Abi Thalib, Al-Husein bin Zaid dan Ja'far As-Shadiq (radliyallahu 'anhum), dan mereka melaknat dan menghujat Abu Bakar, Umar, Utsman, Muawiyah bin Abi Sufyan, Amr bin Ash dan para pengikutnya. Sebenarnya Rasulullah telah memperingatkan akan kemunculan kelompok ini, sebagaimana hadits riwayat Al-Imam Ahmad, Ad-Daruqutni, Adz-Dzahabi, dan At-Thabrani dari mayoritas sahabat, diantaranya adalah Ali bin Abi Thalib:
سيأتي من بعدي قوم لهم نبز يقال لهم الرافضة ، فإن أدركتهم فاقتلوهم فإنهم مشركون : قال علي كرم الله وجهه : قلت يا رسول الله : ما العلامة فيهم ؟ قال: يقرظونك بما ليس فيك ويطعنون على السلف
"Akan datang sesudahku kaum yang mempunyai julukan rafidhoh. Jika kamu menemuinya,maka perangilah, karena sesusungguhnya mereka adalah orang-orang musyrik". Ali KW berkata: "Apa tanda-tanda mereka?". Rasulullah SAW manjawab: "Mereka memujimu dengan sesuatu yang tidak ada dalam dirimu dan mereka menghujat para sahabat".
Untuk memperkuat ideologi, mereka mempergunakan dalil-dalil Al-Quran dan hadits. Dalam tulisan kali ini, akan dijelaskan sedikit mengenai metode kaum syiah dalam mempergunakan hadits sebagai hujjah bagi ideologi mereka. Metode yang mereka lakukan diantaranya adalah:
1. Mempergunakan hadits shahih dengan pemahaman yang sempit sesuai dengan akidah mereka, seperti hadits berikut:
إِنِّى تَارِكٌ فِيكُمُ الثَّقَلَيْنِ أَحَدُهُمَا أَكْبَرُ مِنَ الآخَرِ كِتَابُ اللَّهِ حَبْلٌ مَمْدُودٌ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الأَرْضِ وَعِتْرَتِى أَهْلُ بَيْتِى وَإِنَّهُمَا لَنْ يَفْتَرِقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَىَّ الْحَوْضَ
Rasulullah SAW bersabda : aku tinggalkan pada diri kalian 2 hal, salah satunya lebih besar dari yang lain, yaitu kitabullah (al-Qur'an) sebuah tali penghubung yang dibentangkan dari langit ke bumi, dan keturunannku ahlu bait-ku, sesungguhnya keduanya tidak akan terputus hingga datang sewaktu di telaga Haudh "(H.R. Tirmidzi, Ahmad, Ibn Abi Syaibah, Abi Ya'la, dan lain-lain).
Dengan hadits ini mereka menyangka bahwa Rasulullah memerintahkan umatnya untuk berpegang teguh kepada Ahlul bait. Hadits ini juga mareka jadikan wasilah untuk mendapatkan harta yang bukan menjadi hak mereka (aklu amwalinnas bil bathil), mereka memerintahkan kaum awam untuk mengeluarkan seperlima (khumus) harta mereka atas nama ahlul bait.
2. Menggunakan hadits dho'if untuk menyuramkan kepahaman orang awam bahwa hadits tersebut adalah hadits yang membatalkan paham kelompok selain mereka. Kaum Syiah juga menggunakan hadits maudlu' yang mereka buat dan menyatakan bahwa hadits itu terdapat dalam kitab-kitab hadits ahlussunnah wal jamaah. Hal ini banyak mereka lakukan, sehingga banyak hadits-hadits mereka yang sebenarnya berasal dari riwayat-riwayat para penyair dan dari kitab-kitab tarikh.
3. Menggunakan hadits-hadits yang mereka anggap shahih, seperti hadits:
من أحب هذين - أي الحسن والحسين - وأباهما كان معي في درجتي في الجنة ، رواه الترمذي
"Barang siapa mencintai keduanya
(Hasan dan Husein) dan ayah mereka, maka ia akan bersamaku dalam derajatku di surga". (HR. At-Tirmidzi)
(Hasan dan Husein) dan ayah mereka, maka ia akan bersamaku dalam derajatku di surga". (HR. At-Tirmidzi)
4. Menggunakan hadits-hadits shahih, tetapi sadz dan mukhtalaf dalam sanadnya, karena banyak hadits-hadits lain yang lebih dipercaya sanadnya.
5. Menolak hadits-hadits yang bertentangan dengan ideologi mereka, seperti hadits:
وإن الأنبياء لم يورثوا درهما ولا دينارا ولكن ورثوا العلم
"Sesungguhnya para nabi tidak meninggalkan warisan dirham, tidak pula dinar. Tetapi mereka meninggalkan warisan ilmu".
Dimana mereka melaknat Abu Bakar yang tidak memberikan tanah Fadak kepada Fatimah, berdasarkan hadits ini.
6. Menggunakan hadits-hadits masyhur dan mempunyai jalur sanad yang banyak, namun sebenarnya hadits ini tidak ada (lam yatsbut), seperti hadits:
أنا مدينة العلم وعلي بابها
Rasulullah SAW bersabda: "Aku kota ilmu dan Ali pimtunya".
Mereka juga menggunakan hadits yang shahih menurut ahlussunnah wal jamaah, seperti hadits:
من كنت مولاه فهذا علي هو مولاه
"Barang siapa yang aku menjadi majikannya, maka inilah Ali yang akan menjadi majikannya".
Hadits ini mereka gunakan sebagai hujjah untuk menyerang kelompok lain
7. Merubah lafadz hadits
8. Sebagian ulama-ulama Syiah menyandangkan nisbat ulama ahlus sunnah pada nama mereka seperti, Al-Kinji Asy-Syafi'i, Al-Qanduzi Al-Hanafi dan lain-lain. Hal ini menjadi sarana pengelabuan bagi kalangan awam ahlus sunnah, hingga kitab-kitab yang mereka karang menjadi sumber rujukan ahlussunnah.
Sumber: Ahadits Yahtajju biha As-Syi'ah, karya: Abdurrahman Muhammad Sa'id