Semoga Allah Menghindarkan kita dari Tujuh Perkara
إنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ ونَسْتَهْدِيْهِ وَنَشْكُرُهُ وَنَعُوْذُ باللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ ...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2011/03/semoga-allah-menghindarkan-kita-dari.html
إنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ ونَسْتَهْدِيْهِ وَنَشْكُرُهُ وَنَعُوْذُ باللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَن يَهْدِ الله فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لـَهُ وأشهَدُ أنّ محمّدًا عبدُهُ ورسُوْلُهُ مَن بَعَثَه اللهُ رحمةً للعالمين هَاديًا ومُبَشِّرًا ونذيرًا بلّغَ الرسالةَ وأدَّى الأمانةَ ونَصَحَ الأُمّةَ فَجَزَاهُ اللهُ عنّا خَيْرَ مَا جزَى نبيًّا مِن أنبيائِه، صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلامُه عليَهِ وعَلَى آلِهِ وأصحابه ، صلاةً وَسَلاَمًا دائِمَيْنِ متَلاَزِمَيْنِ إلى يَوْمِ لِقَائِهِ ، أمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ الله، فإني أوصِيْكُمْ ونَفْسِيْ بتقْوَى الله العلي القدير القائل في كتابِهِ الْكَرِيْمِ : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ .
Hadirin Sidang yang dirahmati Allah!
Saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada para hadirin semuanya, untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah. Taqwa ialah menjalankan perintah dan menjahui segala larangannya. Dengan taqwa, kita akan dijaga oleh Allah keterhinaan baik di dunia maupun diakhirat. Bertaqwalah kepada Allah dimanapun berada dan jangan kita meninggalkan dunia ini kecuali dalam keadaan membawa iman.
Hadirin Sidang yang dirahmati Allah!Saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada para hadirin semuanya, untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah. Taqwa ialah menjalankan perintah dan menjahui segala larangannya. Dengan taqwa, kita akan dijaga oleh Allah keterhinaan baik di dunia maupun diakhirat. Bertaqwalah kepada Allah dimanapun berada dan jangan kita meninggalkan dunia ini kecuali dalam keadaan membawa iman.
Rasulullah SAW memohon perlindungan kepada Allah dari tujuh perkara. Diriwayatkan oleh Muslim dari Anas Bin Malik RA, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَاْلكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ اْلقَبْرِ وَفِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
"Ya Allah!, aku berlindung kepadaMu dari sifat lemah, malas, pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur dan fitnah kehidupan dan kematian" (HR. Muslim).
Yang pertama dan kedua, Rasulullah SAW memohon perlindungan dari sifat lemah dan malas. Lemah berarti tidak mempunyai kekuasaan, sedang malas ialah tidak adanya semangat dan sedikitnya kesenangan dalam diri untuk melakukan kebaikan, padahal ada kemungkinan dan kesempatakan melakukannya. Kedua sifat ini adalah penyakit yang mampu mencegah seseorang untuk melakukan kewajiban dan membuka pintu-pintu keburukan. Ketika melakukan amal kebajikan dan sungguh-sungguh di dalam melakukannya merupakan jalan cepat menuju keselamatan, maka sifat lemah dan malas adalah jalan menuju celaka.
Allah SWT memerintahkan kita melakukan amal kebajikan. Dia berfirman:
Allah SWT memerintahkan kita melakukan amal kebajikan. Dia berfirman:
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ
"Katakan (wahai Muhammad) beramalah (kebaikan), maka Allah akan melihat amal (kebajikanmu), juga RasulNya dan orang-orang yang beriman". (QS. At Taubah: 105)
Amal kebaikan adalah wajib, dan meninggalkannya hukumnya haram. Meninggalkan amal kebaikan diakibatkan oleh lemah dan malas ini. Ayat tersebut di atas mencela kedua sifat ini, hingga Rasulullah SAW memohon kepada Allah agar dijauhkan dari keduanya, dengan melangengkan kemampuan ketika ada dan memudahkan sarana-sarananya ketika tidak ada.
Hadirin sidang jumat yang dirahmati Allah.
Yang ketiga dan keempat, Rasulullah meminta kepada Allah agar dijauhkan dari sifat pengecut dan kikir. Sifat pertama adalah sifat yang berhubungan dengan diri dan sifat kedua berhubungan dengan harta. Barang siapa tidak mempunyai keberanian dalam melawan kehendak-kehendak nafsu dan bisikan-bisikan syetan, atau tidak berani melawan musuh dan mempertahankan kebenaran dari pendapat-pendapat yang batil, maka dialah orang-orang yang pengecut. Dan barang siapa tidak mau memberi kasih sayang kepada fakir miskin dengan mensedekahkan sebagian hartanya, atau tidak rela untuk menafkahkan hartanya untuk jalan kebaikan, maka dialah orang-orang yang kikir, sesuai dengan firman Allah:
وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
"dan orang-orang yang memendam emas dan perak, dan tidak menafkahkannya di jalan Allah. Maka berilah kabar gembira bagi mereka dengan siksa yang pedih". (QS. At Taubah: 34)
Allah memerintahkan kita dalam banyak ayat Al-Qur'an untuk melakukan jihad fi sabilillah dengan tenaga maupun dengan harta, dimana dengan ayat-ayat itu Dia melarang kita untuk bersifat pengecut dan kikir. Orang-orang yang mampu menghindarkan sifat kikir disebut Allah sebagai orang-orang yang beruntung:
وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Barang siapa dijaga dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung:. (QS. Al Hasyr: 9)
Hadirin rahimakumullah
Yang kelima, Rasulullah memohon kepada Allah agar dihindarkan dari usia terlalu tua, (ardzalil umur), seperti yang tersebut dalam riwayat lain. Rasulullah memohon kepada Allah agar dihindarkan dari usia ini, disebabkan dalam usia ini banyak sifat-sifat yang terhina, seperti kacaunya pikiran, berkurangnya kemampuan akal dan perasaan, kaburnya pengelihatan dan pendengaran, dan ketidakmampuan melakukan ibadah secara sempurna.
Hadirin rahimakumullah
Yang kelima, Rasulullah memohon kepada Allah agar dihindarkan dari usia terlalu tua, (ardzalil umur), seperti yang tersebut dalam riwayat lain. Rasulullah memohon kepada Allah agar dihindarkan dari usia ini, disebabkan dalam usia ini banyak sifat-sifat yang terhina, seperti kacaunya pikiran, berkurangnya kemampuan akal dan perasaan, kaburnya pengelihatan dan pendengaran, dan ketidakmampuan melakukan ibadah secara sempurna.
Yang keenam, Rasulullah SAW memohon perlindungan kepada Allah dari siksa kubur. Ahlussunnah wal jamaah sepakat bahwa siksa kubur benar-benar ada. Allah berfirman:
وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ
Artinya: "alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" di hari Ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan". (QS. Al An'am: 93)
Dalam shahih al-Bukhari disebutkan bahwa Rasulullah SAW melewati dua buah kuburan, lalu beliau bersabda: "Sungguh keduanya disiksa (dalam kubur). Sungguh keduanya tidak disiksa karena melakukan dosa besar". Lalu beliau bersabda lagi, "Ya! Salah satunya disiksa karena ia seorang pengadu domba. Dan yang lain (disiksa) karena tidak membersihkan diri dari kencing".
Rasulullah mengajarkan kita bagaimana cara agar terhindar dari siksa kubur. Yaitu dengan istiqamah membaca surah Al Mulk setiap malam.
Para Hadirin sidang jumat yang berbahagia.
Yang ketujuh, Rasulullah memohon perlindungan dari fitnah dalam hidup dan mati. Yang dimaksud fitnah dalam hidup ialah ketidakmampuan manusia untuk bersabar menghadapi cobaan dan musiabah di dunia, dan ketidakmampuan menghilangkan ketergantungan kepada keinginan duniawi. Sedangkan yang disebut fitnah ketika mati ialah apa yang diisyaratkan Allah SWT dalam firmanNya:
Yang ketujuh, Rasulullah memohon perlindungan dari fitnah dalam hidup dan mati. Yang dimaksud fitnah dalam hidup ialah ketidakmampuan manusia untuk bersabar menghadapi cobaan dan musiabah di dunia, dan ketidakmampuan menghilangkan ketergantungan kepada keinginan duniawi. Sedangkan yang disebut fitnah ketika mati ialah apa yang diisyaratkan Allah SWT dalam firmanNya:
وَلَوْ تَرَى إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا الْمَلَائِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ
"Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri)". (QS. Al Anfal: 50)
نَسْأَلُ اللهَ تَعَالَى أَنْ يَتَوَفَّانَا عَلَى كَامِلِ اْلإِيْمَانِ، وَأَنْ يُدْخِلَنَا الْجَنَّةَ بِأَمَانٍ. آمِيْن. هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ ، إِنَّ اللهَ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ
sip......
BalasHapus