Syekh Yusuf al-Makassari: Penyebar Islam Dari Goa
Sejarah mencatat sejumlah nama ulama penyebar Islam di Gowa, di antaranya Syekh Yusuf al-Makassari. Nama lengkapnya Muhammad Yusuf bin Ab...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2012/10/syekh-yusuf-al-makassari-penyebar-islam.html
Sejarah mencatat sejumlah nama ulama penyebar Islam di Gowa, di antaranya Syekh Yusuf al-Makassari. Nama lengkapnya Muhammad Yusuf bin Abdullah Abu al-Mahasin at-Taj Khalwati al-Makassari, yang kemudian lebih terkenal di Sulawesi dengan gelar Tuanta Salamakari Goa (Guru Kami yang Agung dari Gowa). Ia merupakan ulama terkemuka nusantara pada abad ke-17 M yang berasal dari Gowa.
Sejak kecil, Syekh Yusuf dipersiapkan oleh ayahnya untuk menjadi mubaligh. Ia belajar ilmu agama Islam dari Sayid Ba Alwi bin Abdullah at-Tahir, seorang ulama asal Arab yang menetap di Bontoala, Makassar. Pada masa itu, Bontoala menjadi pusat pengajaran Islam.
Setelah beberapa lama belajar kepada Sayid Ba Alwi, Syekh Yusuf memutuskan untuk kembali ke Gowa dan menikah dengan putri Raja Gowa Sultan Alauddin.
Di Gowa, ia menyebarluaskan ilmu agama yang diperolehnya dari Sayid Ba Alwi kepada masyarakat setempat.
Pada 1644, beliau memutuskan meninggalkan istrinya untuk memulai pengembaraan menuntut ilmu di luar daerahnya. Dia ke Banten, kemudian ke Aceh untuk memperdalam ilmu agamanya selama lima tahun.
Setelah dari Aceh, ia melanjutkan perjalanan ke Timur Tengah untuk melanjutkan menuntut ilmu. Syekh Yusuf kembali ke nusantara sekitar 1664 M atau 1672 M, setelah mengembara selama 28 tahun di Timur Tengah.
Sebagian sumber menyebutkan bahwa ia kembali ke Gowa sebelum akhirnya menuju Banten. Di Banten, ia menikahi putri Sultan Ageng Tirtayasa. Ia kemudian memilih untuk menetap di Banten.
Pengetahuan yang luas yang dimiliki oleh Syekh Yusuf menjadikan Banten terkenal dengan pusat pendidikan Islam dan menjadikan Syekh Yusuf menjadi ulama yang terkemuka. Banyak orang yang datang dari penjuru nusantara untuk menjadi muridnya.
Sedangkan, Syekh Yusuf ditangkap oleh pasukan Belanda karena kegigihannya mengusir penjajah dari bumi nusantara. Pada September 1684, Syeikh Yusuf al-Makassari bersama dua istrinya, beberapa anak, 12 murid, dan sejumlah perempuan pembantu dibuang ke Pulau Ceylon, kini Sri Lanka.
Dari Sri Lanka, Syekh Yusuf beserta para pengikutnya kemudian dibuang ke Tanjung Harapan, Afrika Selatan. Di Afrika Selatan, Syekh Yusuf tetap berdakwah dan memiliki banyak pengikut. Ia pun mengembuskan napas terakhirnya pada 23 Mei 1699 M.