Kisah Nabi Nuh; Memulai Dunia Baru
Inilah saat, dimana Nabi Nuh beranggapan bahwa kaumnya sudah tidak mungkin mengikuti ajarannya. Nabi mengadu kepada Allah dan memohon...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2013/05/kisah-nabi-nuh-memulai-dunia-baru.html?m=0
واصنَعِ الفُلْكَ بأعيُنِنا وَوَحْيِنا ولا تُخاطِبني في الذينَ ظلموا إنَّهُم مُغرَقونَ (هود: 37)
Artinya: “Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan aku tentang orang-orang yang zalim itu; Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan”. (QS. Hud: 37)
Nabi Nuh segera melakukan perintah Allah, membuat perahu dari bahan kayu, besi dan lain-lain. Perahu Nuh sepanjang 80 meter, lebar 50 meter dab tinggi 30 meter. Menurut riwayat lain perahu Nabi Nuh mempunyai panjang 1200 meter dan lebar 600 meter terdiri dari tiga lantai. Lantai paling bawah dikhususkan untuk binatang, lantai kedua untuk para manusia dan lantai paling atas untuk para burung.
Apa yang dilakukan Nabi Nuh alaihissalam menjadi bahan tertawaan dan ejekan kaumnya, karena mereka tidak pernah tahu tentang perahu pada masa sebelumnya. Bahkan, mereka tega menjadikan perahu nabi Nuh sebagai tempat buang hajat serta tempat pembungan akhir. Tetapi Nabi Nuh tetap dalam kesabaran.
Perahu telah selesai dibuat, Allah lau berfirman:
حتى إذا جاءَ أمرنا وفارَ التَّنُّورُ قُلنا احْمِلْ فيها مِن كُلّ زوْجَينِ اثنينِ وأهلَكَ إلا مَن سَبَقَ عليهِ القولُ ومَنْ ءامَنَ وما ءامَنَ معهُ إلا قليلٌ (هود: 40)
Artinya: “Hingga apabila perintah Kami datang dan tungku telah memancarkan air, Kami berfirman: "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman." dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit”. (QS. Hud: 40)
At-Tannur dalam ayat menjadi pertanda akan datangnya bencana bagi seluruh penghuni bumi dan terselamatkannya nabi Nuh beserta para pengikutnya. Makna At-Tannur adalah waktu terbitnya matahari. Ada yang mengatakan tannur adalah sebuah batu di daerah Kufah. Isteri Nabi Nuh memberitahukan bahwa batu tersebut memancarkan air.
Sesuai perintah Allah Nabi Nuh menaikkan pengikutnya yang hanya berjumlah 80 orang, kecuali putranya yang bernama Kan’an yang tidak mau beriman. Pasangan berbagai macam jenis binatang juga dinaikkan. Jasad Nabi Adam juga dibawa dan selanjutnya dimakamkan kembali di Baitul Maqdis.
Saat ular dan kalajengking hendak masuk perahu, Nabi Nuh mencegah dan beralasan bahwa kedua jenis hewan itu berbahaya bagi yang lain. Kedua jenis hewan itu berkata; “Bawakah kami! Kami berjanji kepadamu, jika ada seseorang menyebut namamu, maka kami tidak akan menyakitinya”.
Dari sini, jika ada orang membaca ayat:
سَلامٌ عَلى نُوحٍ فِي الْعالَمِينَ (الصافات: 79)
maka ia akan diselamatkan dari bahaya ular dan kalajengking. Begitulah apa yang ditutukan oleh Al-Qusyairi.
Saat semua sudah berada di atas perahu, Allah azza wa jalla menurunkan hujan dari langit begitu derasnya, bumi memancarkan airnya, menenggelamkan semua yang ada. Perahu nabi Nuh berjalan diantara derasnya hujan dan derasnya pancaran air dari setiap penjuru bumi membentuk gelombang besar setinggi gunung.
Nabi Nuh alaihissalam memanggil putranya yang tidak mau bersamanya. Allah menceritakan:
وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ * قَالَ سَآوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ قَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ (هود : 42-43)
Artinya: “Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama Kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir. Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang Maha Penyayang". dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; Maka jadilah anak itu Termasuk orang-orang yang ditenggelamkan”. (QS. Hud: 42-43)
Sekelompok mufassirin mengatakan bahwa Allah menurunkan hujan itu selama 40 hari, mengakibatkan banjir yang sangat besar, menenggelamkan seluruh isi bumi, hingga gunung-gunung yang tinggi. Allah menyelamatkan nabi Nuh dan orang-orang yang beriman kepadanya dari kaum yang telah mendustakan ayat-ayat Allah. Mereka yang telah mendustakan itu adalah kaum yang buruk dan semunya ditenggelamkan oleh Allah azza wa jalla.
Perahu nabi Nuh terus berjalan mengelilingi bumi, tidak pernah menemukan daratan untuk berlabuh selama beberapa waktu, hingga terdampar di gunung Judiy di daerah Mosul, Irak. Menurut riwayat Qatadah, perahu Nuh berlayar selama 150 hari mulai tanggal 10 rajab. Allah berfirman:
وقيلَ يا أرضُ ابْلعي ماءَكِ ويا سماءُ أقْلِعي وَغيضَ الماءُ وقُضِيَ الأمرُ واستوت على الجودي وقيلَ بُعدًا للقومِ الظالمينَ (هود: 44)
Artinya: “Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan Hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim". (QS. Hud: 44)
Setelah satu bulan tidak dapat turun dari perahu yang terdampar, tepat tanggal 10 Muharam, air mulai surut. Nabi Nuh orang-orang yang bersamanya segera turun menginjakkan kaki di bumi, bersama salam dan barakah dari Allah. Inilah kehidupan baru, dimana populasi manusia sesudahnya berasal dari keturunan nabi Nuh alaihissalam. Allah berfirman:
وجَعلنا ذُريتهُ هُمُ الباقينَ (الصافات: 77)
Artinya: “Dan Kami jadikan anak cucunya (Nabi Nuh) orang-orang yang melanjutkan keturunan”. (QS. As-Shaffat: 77)
Imam Ahmad dari Samurah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa Sam adalah ayah bangsa Arab, Ham ayah bangsa Habasy dan Yafits adalah ayah bangsa Rum. Hadits ini adalah riwayat dari At-Tirmidzi.
Menurut riwayat Said bin Al-Musayyib bahwa putra nabi Nuh yang diselamatkan ada tiga yaitu Sam, Yafits dan Ham. Dari Sam lahir bangsa Arab, Persia dan Romawi. Dari Yafits lahir bangsa Turki, Siglabi dan Ya’juj Ma’juj. Sedangkan dari Ham lahir bangsa Qibty, Sudan dan Barbar.
Nabi Nuh hidup selama 1780 tahun. Makamnya ada di lingkungan Masjidil Haram. Ada yang mengatakan, makamnya ada di Biqa’ Lebanon yang kini terkenal dengan nama “Karak Nuh” yang dibangun di atasnya sebuah masjid. Allah memujinya dengan Abdun Syakur (hamba yang banyak bersyukur). Allah berfirman:
ذُريةَ مَنْ حَمَلنا معَ نوحٍ إنَّهُ كانَ عبدًا شكورًا (الإسراء: 3)
Artinya: “(yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya Dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur”. (QS. Al-Isra: 3)