Mustahilkah Kejadian Isro' Mi'roj?
Isro’ mi’roj tersusun dari dua kata arab; isro’ dan mi’roj. Isro’ adalah perjalanan dimalam hari dari Masjidil Harom ke Masjidil Aqsho....
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2013/05/mustahilkah-kejadian-isro-miroj.html?m=0
Isro’ mi’roj tersusun dari dua kata arab; isro’ dan mi’roj. Isro’ adalah perjalanan dimalam hari dari Masjidil Harom ke Masjidil Aqsho. Sedangkan mi’roj -yang berarti naik- adalah perjalanan dari Masjidil Aqsho menuju sidrotul muntaha. Sidrotul muntaha sendiri merupakan ujung dari segala mahluk. Jika seluruh mahluk diumpamakan sebagai bangunan bertingkat maka sidrotul muntaha adalah lantai teratas.
Dalam menanggapi kejadian spektakuler itu manusia terbagi menjadi dua. Ada yang percaya dan ada yang tidak. Sejak dari zaman Nabi hingga sekarang selalu saja begitu. Abu Bakar Ra merupakan salah satu contoh orang yang percaya yang pada gilirannya beliau mendapat julukan dari Alloh sebagai Ash-shidiq. Artinya orang yang percaya. Sedangkan Abu Jahal merupakan salah satu contoh yang tidak percaya terhadap kejadian itu.
Bagaimana mungkin Nabi Muhammad dapat melakukan perjalanan dengan jarak tempuh ribuan kilometer hanya dalam waktu sekejap? Dengan apa ia melakukan hal itu? Lebih dari itu -lanjutnya- diluar batas atmosfir terdapat gas beracun yang seandainya dihirup oleh manusia niscaya ia akan mati seketika. Jika Nabi Muhammad benar-benar melakukan perjalanan itu niscaya ia telah mati. Begitu katanya.
Dengan apa Nabi Muhammad SAW melakukan isro’ mi’roj? Mungkinkah jarak ribuan kilo dapat ditempuh hanya dalam waktu sekejap? Mungkinkah beliau dapat selamat dari gas beracun yang berada diluar batas atmosfir?
1. Dengan Apa Nabi Muhammad SAW Melakukan Isro’ Mi’roj?
Buroq adalah kendaraan yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam kamus munawir, buroq diartikan sebagai Fars mujanah (Kuda bersayap)1. Ia lebih tinggi dari himar dan lebih rendah dari baghol.2 Di sini kita tidak akan membahas masalah bentuk, tetapi kita akan membahas kecepatannya dengan melihat arti kata buroq itu sendiri.
Buroq berasal dari gerund بروقاatau برقاkemudian digunakan sebagai nama benda mengikuti wazan فعال sehingga menjadi براق yang artinya kilat. Setiap hal yang berkilat disebut Baariq.3 Dapat dipahami mengapa kendaraan yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW disebut buroq? Sebab ia memiliki kecepatan kilat. Dengan kata lain ia memiliki kecepatan cahaya yaitu ±300.000 km/detik.
Kepahaman seperti ini sesuai dengan riwayat dalam Tafsir Ibn Katsir yang menjelaskan tentang kecepatan buroq yaitu sejauh mata melihat. Seperti ketika kita menggunakan senter. Kecepatan cahaya senter adalah sejauh pandangan mata. Jadi dengan apa Nabi Muhammad SAW melakukan isro’ mi’roj? Jawabannya adalah beliau melakukannya menggunakan sebuah kendaraan bernama buroq yang memiliki kecepatan cahaya.
2. Mungkinkah Jarak Ribuan Kilo Dapat Ditempuh Dalam Waktu Sekejap?
Sampai saat ini -selain buroq- tidak ada kendaraan berkecepatan cahaya. Sehingga orang-orang menganggap “mustahil” jarak ribuan kilo dapat ditempuh dalam waktu sekejap. Akan tetapi kemustahilan itu tidak akan terjadi manakala ada kendaraan yang memiliki kecepatan cahaya.
Buroq memiliki kecepatan cahaya. Ia mampu menempuh jarak 300.000 km dalam satu detik. Suatu kecepatan yang sangat luar biasa. Maka merupakan suatu hal yang sangat masuk akal jika Nabi Muhammad SAW mampu menempuh jarak ribuan kilo hanya dalam waktu sekejap. Ini bukan sihir dan juga bukan sulap. Melainkan fakta. Kita dapat membuktikannya secara ilmiyah menggunakan ilmu matematika dan fisika.
a. Bukti Matematis
Perjalanan isro’ mi’roj dimulai dari pertengahan malam hingga sebelum subuh. Saya tidak tahu secara pasti berapa jam waktu yang dibutuhan. Namun saya pernah mendengar keterangan dari guru saya bahwa kejadian itu hanya membutuhkan waktu sa’atan. Kebanyakan santri memaknai kata sa’atan sebagai waktu satu jam. Jadi katakanlah kejadian itu hanya membutuhkan waktu satu jam atau 3600 detik.
Jarak antara Masjidil Harom dan Masjidil Aqsho adalah sekitar 1233 km. Maka dengan kecepatan cahaya (300.000 km/detik) buroq mampu menempuh jarak tersebut tidak sampai satu detik. Dengan demikian ia masih memiliki waktu lebih dari 3599 detik untuk melakukan mi’roj dan segala kegiatan yang dilakukan oleh Nabi pada saat itu.
Tetapi kita tidak bisa membuktikannya secara matematis sebab kita tidak memiliki data mengenai jarak yang ditempuh saat mi’roj. Oleh karena itu kita akan membuktikannya secara fisika dengan meminjam hasil temuan Albert Einstein tentang teori relativitas.
b. Relativitas
Meskipun teori ini masih dalam perdebatan dikalangan ilmuwan namun setidaknya sebagian ilmuwan ada yang telah membuktikan kebenarannya. Studi tentang sinar kosmis adalah merupakan pembuktian kebenaran teori ini. Didapati bahwa di antara partikel-partikel sinar kosmis yang utama dengan inti-inti atom nitrogen dan oksigen di lapisan atmosfer atas, jauh ribuan meter di atas permukaan bumi, yaitu partikel Mu Meson (Muon), itu dapat mencapai permukaan bumi.
Padahal muon ini memiliki paruh waktu sebesar dua mikro detik yang artinya dalam dua per juta detik, setengah dari masa muon tersebut akan meleleh menjadi electron. Dan dalam jangka waktu dua perjuta detik, satu partikel yang bergerak dengan kecepatan cahaya sekalipun paling-paling hanya dapat mencapai jarak 600 m. Padahal jarak ketinggian atmosfer dimana muon terbentuk, dari permukaan bumi adalah 20.000 m yang mana dengan kecepatan cahaya dapat dicapai dalam jangka minimal 66 mikro detik.
Lalu bagaimana muon dapat melewati kemustahilan itu? ternyata selama bergerak dengan kecepatannya yang sangat tinggi -mendekati kecepatan cahaya- partikel muon mengalami efek sebagaimana diterangkan teori relativitas yaitu perlambatan waktu.
Teori relativitas membahas mengenai struktur ruang dan waktu serta mengenai hal-hal yang berhubungan dengan gravitasi.
Diterangkan bahwa perbandingan nilai kecepatan suatu benda dengan kecepatan cahaya akan berpengaruh pada keadaan benda tersebut. Semakin dekat nilai kecepatan suatu benda dengan kecepatan cahaya maka semakin besar efek yang dialaminya yaitu perlambatan waktu. Ketika kecepatan benda menyamai kecepatan cahaya, maka benda itupun sampai pada satu keadaan nol. Dan jika kecepatan benda itu melebehi kecepatan cahaya maka keadaan akan berubah. Efek yang dialami bukan lagi perlambatan waktu namun sebaliknya waktu menjadi mundur.
Buroq memiliki kecepatan cahaya sehingga saat isro’ mi’roj, Nabi Muhammad SAW berada pada titik nol. Artinya beliau tidak terpengaruhi oleh ruang waktu. Maka merupakan suatu kesalahan jika pengalaman yang spektakuler itu dikatakan tidak masuk akal. Kemustahilan itu hanya bagi mereka yang berada dalam ruang waktu dan yang terpengaruhi oleh waktu. Tetapi tidak bagi mereka yang menaiki kendaraan dengan kecepatan cahaya.
Jadi, mungkinkah jarak ribuan mil dapat ditempuh dalam waktu sekejap? Jawabannya adalah “mungkin” jika jarak itu ditempuh menggunakan kendaran dengan kecepatan cahaya, dan Nabi Muhammad SAW melakukan isro’ mi’roj menggunakan kendaraan berkecepatan cahaya.
3. Mungkinkah Nabi Muhammad Dapat Selamat Dari Gas Beracun Yang Berada Di Luar Batas Atmosfer?
Sebenarnya keterangan dari para Kyai dan Ulama sudah lebih dari cukup untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kata mereka hal itu sangat mungkin. Sebab dalam perjalanan itu Nabi Muhammad SAW tidak melakukannya dengan keinginannya sendiri. Melainkan beliau diundang oleh Alloh SWT. Perjalanan itu atas izin Alloh sehingga Alloh mempersiapkan segala sesuatunya agar perjalanan itu sukses dengan waktu sekejap tanpa ada halangan yang menghabat perjalanan itu, termasuk gangguan gas beracun.
Alloh mampu membuat gas itu beracun. Tentu saja Dia mampu menetralisir racun tersebut ketika Nabi Muhammad SAW melewatinya. Meskipun Nabi menghirup gas tersebut beliau tidak akan mati. Begitu keterangan para Kyai dan Ulama. Saya percaya dan puas terhadap keterangan yang mereka berikan. Tapi ternyata keterangan itu belum memuaskan orang-orang yang ingkar.
Apapun itu yang jelas kita semua tahu perjalanan itu menggunakan kendaraan berkecepatan cahaya. Kita tidak bisa merasakan bagaimana kecepatan kendaraan itu. Namun kita dapat memikirkannya. Kita dapat melihatnya dengan menggunakan senter. Kita arahkan senter ke suatu arah kemudian kita nyalakan senter tersebut. Maka cahayanya akan sampai ke jarak yang sangat jauh dalam waktu sekejap. Bayangkan seandainya kita menaiki kendaraan dengan kecepatan seperti itu. Mungkinkah kita memiliki kesempatan untuk menghirup aroma yang kita lewati? Jawabannya adalah “Tidak Mungkin.”
Maka mungkinkah Nabi Muhammad SAW dapat selamat dari gas beracun yang berada diluar batas atmosfer? Jawabannya adalah “mungkin” dan ini sangat masuk akal. Sebab beliau menggunakan kendaraan berkecepatan cahaya. Mustahil beliau sempat menghirup gas beracun yang ada di luar batas atmosfer. Oleh karena itu wajar saja bila beliau tidak mati.
4. Kesimpulan
Sebagaimana yang telah tampak secara nyata bahwa kejadian spektakuler yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW saat isro’ mi’roj adalah benar-benar terjadi dan sangat masuk akal. Sebab perjalanan itu menggunakan kendaraan berkecepatan cahaya yang dapat menempuh jarak ribuan kilo dalam waktu sekejap. Lebih dari itu suatu benda yang telah mencapai kecepatan cahaya akan berada pada titik nol. Artinya ia tidak berada didalam ruang waktu sehingga ia tidak terpengaruhi oleh waktu.
Maka merupakan suatu hal yang sangat saintifis dan objektif manakala kita menerima kebenaran kejadian spektakuler itu meskipun sampai saat ini manusia belum mampu menciptakan kendaraan berkecepatan cahaya. Sangat tidak ilmiyah jika ketidak mampuan ini dijadikan sebagai alasan untuk menolak adanya kendaraan berkecepatan cahaya seperti buroq kemudian perjalanan isro’ mi’roj disebut tidak masuk akal.
Justru kejadian itu merupakan bukti bahwa kekuatan Tuhan di atas segalanya sekalipun orang-orang atheis tidak mempercayai adanya Tuhan. Tidak peduli bagaimana kebencian mereka terhadap Tuhan. Sebab sain tidak berdiri atas kebencian melainkan atas objektifitas. Jika objektifitas telah hilang maka runtuhlah sain sebagaimana ideology atheis yang pasti runtuh dan hancur lebur dengan Kekuatan Tuhan. Wallohu a’lam.
Sumber: https://www.facebook.com