Keistimewaan Umat Muhammad: Kaum Yahudi pun merasa Iri (2)
Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia terbaik, majikan seluruh keturunan nabi Adam. Ada banyak keistimewaan ...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2014/11/keistimewaan-umat-muhammad-kaum-yahudi.html
Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia terbaik, majikan seluruh keturunan nabi Adam. Ada banyak keistimewaan yang dianugerahkan Allah kepada beliau yang tidak pernah diberikan kepada nabi dan rasul sebelumnya. Begitu pula bagi umat beliau. Banyaknya keistimewaan bagi umat beliau, menunjukkan bahwa umat umat Islam sebagai umat beliau merupakan sebaik-baik umat yang diturunkan Allah ke muka bumi.
Pada artikel sebelumnya, telah disebutkan sebagian keistimewaan-keistimewaan itu. Berikut akan dilanjutkan keistimewaan-keistimewaan umat ini yang tidak pernah diberikan kepada umat sebelumnya
5. Adzan dan Iqamah
Adzan dan iqamah adalah keistimewaan umat ini. Hal ini dapat dibuktikan oleh informasi dari kitab-kitab sirah nabawiyah yang menjelaskan tidak adanya tanda untuk mengumpulkan kaum muslimin pada zaman Rasulullah untuk menunaikan shalat. Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dalam kitab thabaqahnya dari hadits-hadits mursal Sa’id bin Al-Musayyib bahwa sebelum disyariatkannya adzan dan iqamah sahabat Bilal hanya mengumandangkan “ash-shalatu jami’ah” untuk menunaikan shalat. Lalu ia berkonsultasi kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat tentang apa yang dapat dijadikan sarana untuk mengumpulkan kaum muslimin untuk melaksanakan shalat. Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-2 setelah kenabian. Sebagian sahabat mengusulkan lonceng layaknya kaum nasrani. Ada lagi yang mengusulkan terompet seperti umat Yahudi. Sahabat lain mengusulkan untuk menyulut api hingga dapat dilihat kaum muslimin sebagai pertanda dimulainya shalat.
Abdullah bin Zaid bin Tsa’labah al-Anshari bermimpi bertemu seorang lelaki yang mengajarinya adzan dan iqamah. Saat pagi tiba ia sowan kepada Rasulullah dan menceritakan mimpi itu. Ia matur kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah. Saya bermimpi bertemu seseorang yang membawa dua baju berwarna hijau. Lalu ia menghadap kiblat dan berkata: ‘Allahu akbar allahu akbar…. hingga lafadz adzan selesai’. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya itu adalah mimpi yang benar, insya’allah. Bangkitlah menuju Bilal dan ajarkan apa yang telah engkau mimpikan lalu adzanlah ia dengannya”.
Umar bin Khathab mendengar suara adzan yang dikumandangkan Bilal. Beliau keluar dari rumah dan berkata: “Demi Allah yang mengutusmu dengan benar wahai Rasulullah, sesungguhnya aku juga bermimpi seperti apa yang dia mimpikan”.
Hadits adzan ini shahih seperti diriwayatkan Abu Dawud, Imam Ahmad, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah.
Meskipun ada hadits yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dan Ibu Asakir bahwa nabi Adam ketika diturunkan di India merasa gelisah. Malaikat Jibril lalu mendatanginya, memanggilnya dengan adzan, seperti yang telah disebutkan, adzan dan iqamah sebagai keistimewaan umat ini tidak dapat terbantahkan. Karena pensyariatan adzan iqamah bagi umat ini adalah sebagai pertanda untuk shalat, sedangkan pada nabi Adam tidak demikian adanya.
6. Basmalah
Bismillahirrahmanirrahim adalah keistimewaan umat ini yang diberikan Allah. Keistimewaan basmalah bagi umat ini adalah basmalah dengan lafadz Arabiyah dan dengan susunan sebagaimana yang kita ketahui. Adapun riwayat tentang keluarnya nabi Adam dari surga dengan mengucapkan basmalah, maka sebenarnya basmalah yang beliau ucapkan tidak diwahyukan kepada beliau tetapi hanya diilhamkan.
Al-Hafidz Ibnu Hajar mempertegas bahwa basmalah tidak diturunkan Allah kepada umat selain umat Muhammad, kecuali kepada nabi Sulaiman bin Dawud. Namun basmalah yang diwahyukan kepada nabi Sulaiman sebagaimana diceritakan Allah dalam surat An-Naml, tidak dalam bahasa arab dan tidak dengan susunan basmalah saat ini.
7. Membaca Amin
Diceritakan dari sayyidah ‘Aisyah dari Rasulullah shallalahu alaihi wasallah, beliau bersabda:
ما حسدتنا اليهود على شيء ما حسدتنا على السلام والتأمين
Artinya: “Kaum Yahudi tidak merasa iri kepada kita atas sesuatu yang seperti keirian mereka atas salam dan amin”.
8. Disyariatkannya Ruku’
Sayidina Ali mengatakan bahwa rukuk yang pertama kali dilakukan dalam shalat adalah shalat ashar. Dari sini sebagian ulama menjelaskan bahwa sebelum ruku’ disyariatkan pada shalat ashar dimaksud, dalam shalat yang dilakukan Rasulullah tidak terdapat ruku’. Demikian pula dalam shalat yang diperintahkan Allah kepada bani Israil.
9. Barisan dalam Shalat berjamaah
Umat terdahulu melakukan shalat sendiri-sendiri. Baru umat ini yang dianjurkan berjamaah dalam shalat sehingga membentuk barisan sebagaimana barisan para malaikat. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
فضلنا على الناس بثلاث، جعلت صفوفنا كصفوف الملائكة ... الحديث
Artinya: “Allah memberikan keutamaan kebada kita lebih dari yang lain dengan tiga perkara yaitu bahwa barisan-barisan kita dalam shalat seperti barisan para malaikat”.
10. Disyariatkannya Salam
Salam adalah pintu untuk saling mencintai dan saling menyayangi serta menjadi sarana untuk menyempurkan iman. Sebagaimana hadits sayyidah ‘Aisyah pada keistimewaan yang ke-7 bagi umat ini, maka sebenarnya salam tidak pernah diberikan kepada umat selain Islam.
Diriwayatkan dari al-Baihaqi dari Abu Umamah, Rasulullah bersabda bahwa Allah menjadikan salam sebagai penghormatan bagi pemeluk agama ini, serta menjadikan salam sebagai keamanan bagi para kafir dzimmi.
Diriwayatkan oleh Abu Hatim dari Muqatil bin Hibban, ia mengatakan bahwa pada jaman Jahiliah manusia mengucapkan selamat pagi atau selamat sore. Kemudian Allah menggantinya dengsan salam.
Bersambung