Kisah Nabi Yahya Alaihis Salam (1)
Nabi Yahya adalah putra nabi Zakariya ‘alaihimassalam. Nasabnya sampai kepada nabi Ya’qub alaihissalam. Dengan begitu ia adalah salah s...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2016/09/kisah-nabi-yahya-alaihis-salam-1.html?m=0
Nabi Yahya adalah putra nabi Zakariya ‘alaihimassalam. Nasabnya sampai kepada nabi Ya’qub alaihissalam. Dengan begitu ia adalah salah satu nabi-nabi dari kalangan Bani Israil yang telah menyampaikan apa yang diperintahkan Allah dan berjihad di jalanNya dengan sebenar-benarnya.
Dalam al-Qur’an nama Nabi Yahya disebut sebanyak empat kali dalam masing-masing surat dari Ali Imran, Al-An’am, Maryam dan surat al-Anbiya’. Allah subhanahu wa ta’ala begitu memujinya, menyematkan sifat baik, taqwa, shaleh dan istiqamah dalam dirinya. Allah juga mengangkatnya sebagai nabi pada saat ia masih kecil dan menjadikannya sebagai pemimpin kaumnya.
Allah berfirman:
يَايَحْيَى خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا (12) وَحَنَانًا مِنْ لَدُنَّا وَزَكَاةً وَكَانَ تَقِيًّا (13) وَبَرًّا بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا عَصِيًّا (14) وَسَلَامٌ عَلَيْهِ يَوْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا (15) [مريم: 12-15]
Artinya: “Wahai Yahya!, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak. Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi kami dan kesucian (dan dosa). dan ia adalah seorang yang bertakwa. Dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.” (QS. Maryam: 12-15)
Nabi Yahya dilahirkan tiga bulan sebelum kelahiran nabi Isa juga yang merupakan saudara sepupunya. Maryam ibunda nabi Isa adalah saudara isteri nabi Zakaria, ayah nabi Yahya. Pendapat lain mengatakan tiga tahun. Nama Yahya adalah nama yang diberikan Allah. Nama ini belum pernah dipakai orang-orang sebelumnya, yang menunjukkan bahwa nabi Yahya adalah nabi yang mempunyai keutamaan di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Allah berfirman:
يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَى لَمْ نَجْعَل لَّهُ مِن قَبْلُ سَمِيًّا [مريم: 7]
Artinya: “Hai Zakaria, Sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan Dia”. (QS. Maryam: 7)
Nabi Yahya lahir saat kedua orang tuanya, terutama ibunya sudah mencapai usia lanjut, yang besar kemungkinan ibunya tidak dapat mengandung. Tetapi Allah maha kuasa akan segalanya. DihadapanNya kelahiran Nabi Yahya dari ibunya yang sah tua renta, bukan urusan sulit, sebagaimana Allah telah menciptakan Nabi Adam yang selumnya tidak pernah ada.
Anugerah Allah berupa lahirnya nabi Yahya adalah pengkabulan Allah terhadap doa yang dipanjatkan oleh Nabi Zakaria dengan ikhlas, jauh dari sifat riya di tempat yang terhindar dari pengelihatan orang lain. Dalam doa itu ia keluhkan kekhawatirannya kepada Allah akan ketidakmampuan para penggantinya setelah beliau meninggal untuk melakukan urusan agama atau bahkan mengganti agama mereka. Para pengganti Nabi Zakaria yang dimaksud adalah anak-anak pamannya yang merupakan sejelek-jelek bangsa Israil. Nabi Zakaria berharap doa beliau kali ini dikabulkan oleh Allah seperti halnya doa-doa yang beliau panjatkan pada saat sebelumnya
Nabi Yahya mempunyai suara yang bagus, tampan wajahnya serta kuat melakukan taat kepada Allah semenjak kecil. Baliau tumbuh dalam kebaikan, ketaqwaan, kebersihan dan kesucian seperti halnya nabi-nabi yang lain. Beliau jauh dari kemewahan dan kenikmatan. Masa muda beliau habiskan di padang pasir tandus, dengan hanya memakan dari apa yang dimudahkan Allah kepada beliau. Nabi Yahya banyak melakukan ibadah, menyendiri dan dan sering menangis karena takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Pakaian beliau sederhana yang terlihat lusuh, tidak punya harta, budak ataupun amat. Beliau juga tidak punya tempat tinggal. Ketika malam tiba, beliau beristirahat tidur di tempat, dimana beliau berada saat itu.
Allah subhanahu wa ta’ala memberi nabi Yahya ilmu dan derajat kenabian saat beliau masih kecil. Dalam al-Quran Allah berfirman:
يَا يَحْيَى خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا
Artinya: “Wahai Yahya! Pelajarilah kitab Taurat dengan bersemangat dan sungguh-sungguh!. Dan Kami memberinya kepahaman, ilmu dan kenabian saat dia masih kecil”. (QS. Maryam).
Diceritakan ketika anak-anak seusia nabi Yahya mengajaknya untuk bermain, beliau menjawab: “Pekerjaan kami bukan untuk bermain”.
Beliau juga dijadikan Allah sebagai orang yang mempunyai rasa kasih sayang yang besar, sebagaimana Allah juga menjadikan hal tersebut, sebagai peringai para nabi yang lain. Rasa kasih sayang ini menjadi begitu besar beliau berikan kepada kedua orang tuanya, sebagai amal bakti kepada mereka. Beliau juga dianugerahi sifat sabar, rendah diri, bertaqwa, jauh dari keharaman dan perbuatan menuruti syahwat, dan tidak ada keangguhan dalam hatinya. Beliaulah yang pertama kali membenarkan apa yang telah diwahyukan kepada nabi Isa. Semoga untuk keduanya shalawat dan salam.
Beliau juga tidak pernah menikah, bukan karena tidak mampu atau terpaksa. Beliau tidak melakukannya atas kehendak dirinya sendiri, sebagai bagian dari bukti sifat beliau yang tidak senang untuk menuruti keinginan syahwat. Bukan karena beliau tidak punya dzakar, sebagaimana dituduhkan oleh orang-orang yang senang menyandangkan sifat-sifat yang tidak layak bagi seorang nabi.