Cinta Ahlul Bait Adalah Wajib

Sudah ramai diketahui baik oleh kalangan khusus atau kalangan awam, bahwa hukum mencintai ahlul bait Rasulullah dan dzuriyah -nya adalah ...

Sudah ramai diketahui baik oleh kalangan khusus atau kalangan awam, bahwa hukum mencintai ahlul bait Rasulullah dan dzuriyah-nya adalah wajib bagi seluruh umat Islam. Terdapat banyak ayat-ayat Al-Quran dan sunnah nabawiyah yang berisi anjuran dan perintah mencintai mereka. Hal ini juga dikatakan oleh ulama-ulama sahabat dan tabi'in serta imam-imam kaum salaf.

Ayat-ayat al-Quran yang menunjukkan kewajiban mencintai ahlul bait diantaranya adalah firman Allah kepada Rasulullah –shallallahu alayhi wa sallam-:


قُلْ لاَ أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلاَّ الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى

Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan". (QS. As-Syuura: 23)

Imam Ahmad, At-Thabrani, dan Al-Hakim meriwayatkan bahwa ketika turun ayat ini, para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, siapakah keluarga anda, yang wajib atas kami untuk mencintai mereka?". Rasulullah menjawab: "Ali, Fathimah dan kedua anak mereka". (Hadits ini diriwayatkan Ahmad dalam Fadla'il as-Shahabah: 2/669, At-Thabrani dalam Al-Kabir: 3/47 dari hadits Ibnu Abbas).

Said bin Jubair –radhiyallahu anhu—berkata bahwa yang dimaksud "al-qurba" ialah keluarga Rasulullah –shallahu alayhi wa sallam--. (HR. Al-Bukhari: 4541)

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas –radhiyallahu anhuma—tentang firman Allah dalam surat As-Syura ayat 23 tersebut, bahwa kebaikan adalah mencintai keluarga Nabi Muhammad -shallallahu alayhi wa sallam-. Keterangan ini disebutkan oleh Ats-Tsa'alabi dalam kitab Tafsirnya. (Imam As-Suyuthi menyebutkan hadits ini dalam Ad-Dur Al-Mantsur: 7/348)

Hadits-hadits yang menujukkan perintah mencintai ahlul bait sangat banyak. Diantaranya ialah hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas bin Abdil Mutthalib, sesungguhnya Rasulullah –shallallahu alayhi wa sallam—bersabda:
ما بال أقوام إذا جلس إليهم أحد من أهل بينتي قطعوا حديثهم؟ والذي نفسي بيده ، لا يدخل قلب امرئ الإيمان حتى يحبهم لله ولقرابتي

"Bagaimana sikap kaum yang ketika seorang ahli baitku duduk diantara mereka dan mereka memotong pembicaraan mereka? Demi dzat dimana diriku ada pada kekuasaanNya, Iman tidak akan masuk ke dalam hati seseorang kecuali ia mencintai ahli baitku karena Allah dan karena keluargaku". (HR. Ibnu Majah: 140)

Diceritakan pula dari Abdullah bin Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda:
أحبوا الله لما يغدوكم به من نعمه ، وأحبوني لحب الله ، وأحبوا أهل بيتي لحبي

"Cintaikah Allah karena ia telah memberikan nikmat-nikmatNya. Cintailah aku karena cinta kepada Allah dan cintailah keluargaku karena cinta kepadaku". (HR. At-Tirmidzi: 3789, Ahmad dalam Fadla'il as-Shahabah: 2/986, Al-Hakim: 3/162, Al-Baihaqi dalam Syubul Iman: 1/366).

At-Thabrani dan Abu As-Syaikh meriwayatkan bahwa Rasulullah –shallallahu alayhi wa sallam—bersabda: "Sesunggunya Allah azza wa jalla mempunyai tiga kehormatan, barang siapa menjaganya, maka Allah akan menjaga agama, dan dunianya. Dan barang siapa tidak menjaganya, maka Allah tidak akan menjaga agama dan dunianya". Diucapkan "Apakah itu?". Rasulullah menjawab: "Kehormatan Islam, kehormatanku dan kehormatan keluargaku". (HR. At-Thabrani dalam Al-Kabir: 3/126, Al-Awsath: 1/72 dari Abi Sa'id Al-Khudzriy –radliyallahu anhu--. Dlaif dalam sanadnya seperti yang dijelaskan dalam Majma' az-Zawaid (Al-Haitsami): 1/88)

Rasulullah –shallallahu alayhi wa sallam—bersabda:
لا يؤمن عبد حتى أكون أحب إلي من نفسه ، وتكون عترتي أحب إليه من عترته ، ويكون أهلي أحب إليه من أهله

"Seorang hamba tidak beriman kecuali aku lebih dicintainya dari pada dirinya sendiri, keturunanku lebih ia cintai dari pada keturunannya dan keluargaku lebih ia cintai dari pada keluarganya". (HR, At-Thabrani dalam Al-Kabir: 7/75, Al-Awsath: 6/59, Al-Baihaqi dalm Syu'bul Iman: 2/189. Menurut Al-Haytsami dalam Al-Majma', dalam sana ada Muhammad bin Abdurahman, ia jelek hafalannya dan tidak bisa dibuat hujjah).

Abu Bakar As-Shidiq mengatakan: "Jagalahh Nabi Muhammad –shallallahu alayhi wa sallam— dan keluarganya", yakni jagalah dan jangan menyakiti mereka. (HR. Al-Bukhari: 3509)

Sumber: Al-Ajwibah Al-Ghaliyah fi al-firqah an-najiyah: 184-187

Related

Akhlaq-Tashawuf 1034128670395146169

Follow Us

Facebook

TERBARU

Arsip

Statistik Blog

item