Siapakah Ahli BID'AH?
Allah berfirman : أفمن زين له سوء عمله فرءاه حسنا فإن الله يضل من يشاء ويهدي من يشاء فلا تذهب نفسك عليهم حسرات إن الله عليم بذات الصدور ، ...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2010/10/siapakah-ahli-bidah.html?m=0
Allah berfirman :
أفمن زين له سوء عمله فرءاه حسنا فإن الله يضل من يشاء ويهدي من يشاء فلا تذهب نفسك عليهم حسرات إن الله عليم بذات الصدور ، فاطر 8
Artinya: "Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan) ? Maka Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; Maka janganlah dirimu binasa Karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". (QS. Fathir: 8)
Ayat tersebut di atas menjelaskan bagaimana orang yang merasa dirinya benar, padahal ia telah dikelabui setan, hingga dirinya memandang kejelekan sebagai sebuah kebaikan, dan sebaliknya, ia memandang kebaikan sebagai sebuah kejelekan. Betapa pintarnya setan bermain-main dalam hati manusia, Tiada yang sanggup melawannya kecuali mendapat pertolongan dari Allah SWT. Semoga Allah selalu memberi petunjuk kepada kita dan tidak menggelincirkan kaki kita dari jalan-jalan yan Ia ridai. Amin.
Ditengah zaman yang semakin jauh dari masa hidup Rasulullah SAW, manusia semakin sulit menemukan ajaran Islam yang murni dari beliau. Bid'ah-bid'ah yang semakin tumbuh subur disetiap jengkal kehidupan beragama, ditambah semakin parahnya kecenderungan manusia pada dunia, semakin menenggelamkan nilai-nilai keagamaan yang benar, atau bahkan menghilangkan sama sekali nilai-nilai agama dalam kehidupan. Sangatlah benar apa yang disabdakan Rasulullah SAW, bahwa golongan baik (khairu ummah) adalah golongan yang menemui kehidupan beliau. Dan sejelek-jelek golongan ialah golongan yang paling jauh ke depan dari masa kehidupan Rasulullan. Merekalah yang akan menemui langsung kehancuran alam semesta pertanda hari kiamat telah tiba.
Ketika ajaran agama semakin beragam, apa yang harus dilakukan untuk menemukan ajaran yang benar secara pasti? Rasulullah SAW telah memerintahkan umatnya untuk tetap berjalan di atas apa yang menjadi keyakinan, dan menjadi amaliah mayoritas muslimin, sebab beliau juga telah memberikan informasi kepada umatnya bahwa, umat ini tidak akan pernah bersepakat dalam sebuah ajaran yang tidak sesuai (sesat). Rasulullah bersabda :
فإذا رأيتم الإختلاف فعليكم بالسواد الأعظم ، رواه ابن ماجه
Artinya : "Jika kalian melihat perbedaan pendapat maka berpegang teguhlah kepada 'as-sawad al-a`dham'," (HR. Ibnu Majah)
Yang dimaksud as-sawad al-a'dham ialah sekelompok besar kaum muslimin. Begitu Al-Allamah As-Sundi memberikan penta'wilan, dan As-Suyuthi pun berpendapat demikian. Maka, --AL-HAMDULILLAH-- dari zaman ke zaman Ahlussunnah wal jama'ah adalah kelompok terbesar, dan merekalah kelompok yang berpegang teguh terhadap Al-Qur'an dan Sunnah dan apa yang menjadi keyakinan dan amaliah para pendahulu kita; para sahabat, tabi'in dan ulama-ulama ahli ijtihad. Dengan demikian, kelompok yang keluar dari keyakinan mayoritas umat Islam, adalah kelompok ahli bid'ah yang keluar dari ajaran-ajaran islam yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Untuk menghindari jebakan ahli bid'ah yang dapat menjerumuskan umat Islam kepada jurang kenistaan yang tidak diridai Allah SWT, para ulama telah memberikan ciri-ciri mereka, di dalam banyak kitab yang mereka karang, sesuai dengan informasi yang diberikan Rasulullah SAW, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Suka Menjelek-jelekkan Kelompok Lain.
Seorang ulama mengatakan bahwa, disaat ada sekelompok umat Islam berusaha memperkuat keimanan masyarakat dan berusaha berdakwah mengislamkan umat lain, malah ada sekelompok orang malah sibuk memberi "cap" kafir untuk orang Islam. Inilah ciri-ciri ahli bid'ah itu. Mereka senang menjelek-jelekkan, menyalahkan, menganggap sesat, membid'ahkan, bahkan mengkafirkan umat Islam sendiri. Lihat saja buku-buku mereka! Dengarlah ceramah-ceramah mereka. Simaklah diskusi mereka! Apa judulnya? Tentu saja mulai dulu hingga sekarang tak ada yang lain, kecuali: itu salah, itu bid'ah, ini jelek, ini kafir, dan seterusnya.
2. Kementhus
Inilah lagak mereka, KEMENTHUS alias merasa benar sendiri, tidak mau merendah diri, dan merasa paling pintar serta tidak mau bersopan santun. SOMBONG!
3. Suka Main Belakang
Ini lagi. Ternyata mereka penakut, tidak mau terang-terangan, dan suka main dibelakang. Mereka mau unjuk gigi kalau berada di hadapan kelompok mereka sendiri. Pernah terjadi seorang teman penulis yang tidak sabar "mengganyang" mereka, karena sudah keterlaluan. Ada saran dari teman yang lain, bagaimana umpama mereka diundang untuk dialog. Ternyata, sudah dikirimkan undangan beberapa kali, mereka tidak datang juga. Akhirnya teman penulis tadi nekat mendatangi tempat mereka. Eh lagi-lagi! Teman penulis tadi malah ditemui orang-orang yang tidak tahu apa-apa. Juragannya tidak mau keluar.
Ada lagi kejadian lain. Saat sekelompok aktifis ahlussunnah mau membongkar kesalahan dalam sebuah buku yang mereka tulis, maka diajaklah mereka untuk berdialog. Selanjutnya sama saja. Mereka tidak mau datang karena alasan kurang sehat dan alasan keamanan. Padahal sudah menyatakan pasti hadir, dan keamanan pun siap siaga.
4. Menempatkan dalil tidak pada tempatnya
Dalam rangka memperkuat paham mereka, serta sebagai alat menyerang kelompok yang tidak sepaham, acap kali mereka menggunakan ayat Al-Qur'an atau hadits, dengan memberi tafsiran dan ta'wilan yang tidak semestinya. Misalnya, ayat-ayat Al-Qur'an yang sebenarnya menjelaskan orang-orang kafir, malah dibuat untuk menyerang kelompok Islam lain. Kok Bisa?!!!
Para ulama mengatakan bahwa semua apa yang mereka katakan, mereka tulis, mereka diskusikan, adalah pembauran (talbis) terhadap ajaran Islam dan penyesatan terhadap umat Islam yang awam. Jika ada seorang mukmin yang ahli tauhid dan sama sekali tidak melakukan tindakan syirik, lalu digolongkan kepada orang-orang kafir, maka inilah sebuah kebohongan yang besar. Maha Suci Allah.
Ulama juga menyebutkan bahwa, mereka tidak mempunyai kaidah yang dapat dibuat sandaran, dan tidak ada satu madzhabpun mendukung mereka. Sebenarnya kebanyakan mereka hanyalah orang-orang yang baru saja mengerti agama, para pemula pencari ilmu agama, yang semunya masih dapat digolongkan sebagai orang awam dan tidak dapat digolongkan sebagai bagian dari para ulama. (wallahu a'lam)
Sumber: "Al-Ajwibah al-Ghaliya fil firqah an-najiyah" karya Al-Habib Zainal abidin Ba'alawi