Malaikat Maut pun Terheran-heran
Seorang lelaki, sebut saja Fulan datang kepada Nabi Sulaiman untuk sebuah keperluan. Tiba-tiba datang seorang lelaki berbadan kekar, berk...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2010/10/malaikat-malik-pun-terheran-heran.html?m=0
Seorang lelaki, sebut saja Fulan datang kepada Nabi Sulaiman untuk sebuah keperluan. Tiba-tiba datang seorang lelaki berbadan kekar, berkulit hitam, berambut gimbal, dengan mata melotot tajam dan terus mengawasi gerakan si Fulan. Si Fulan ketakutan. Ia merasa tidak aman dengan orang yang baru ia ketahui itu. Ia pun memohon kepada nabi Sulaiman untuk mengusir lelaki berkulit hitam itu pergi.
Maka diusirlah lelaki itu dari pendapa istana Nabi Sulaiman. Karena masih merasa tidak aman, si Fulan memohon lagi kepada Nabi Sulaiman untuk menerbangkan dirinya ke negeri India, jauh dari Jerusalem, ibu kota kerajaan Sulaiman, menggunakan kendaraan angin yang biasa ditumpangi nabi Sulaiman. Sejenak kemudian, ia pun melesat jauh ke India.
Maka diusirlah lelaki itu dari pendapa istana Nabi Sulaiman. Karena masih merasa tidak aman, si Fulan memohon lagi kepada Nabi Sulaiman untuk menerbangkan dirinya ke negeri India, jauh dari Jerusalem, ibu kota kerajaan Sulaiman, menggunakan kendaraan angin yang biasa ditumpangi nabi Sulaiman. Sejenak kemudian, ia pun melesat jauh ke India.
Lelaki berkulit hitam datang lagi. Nabi Sulaiman bersabda kepada lelaki yang tak lain adalah Malaikat maut itu : "Ada apa gerangan? Wahai Izrail! Adakah engkau mau mencabut nyawaku?". "Tidak, Tuanku!", Jawab Izrail. "Aku hendak bersilaturrahmi kepada Anda, dan selanjutnya aku akan ke India untuk mencabut nyawa seorang manusia di sana!. Tapi ketika aku pertama kali masuk ke sini tadi, aku kaget dan heran, mengapa orang yang telah diperintahkan Allah kepadaku untuk dicabut nyawanya, ada di sini, dan ia masih sehat-sehat saja. Menurut daftar catatanku hari ini, semestinya ia berada di India".
Nabi Sulaiman bersabda : "Pergilah ke India, baru saja ia aku terbangkan kesa". Maka berangkatlah malaikat Izrail ke India.
Begitulah rahasia Allah, siapapun tidak akan mengerti, termasuk para malaikan, kecuali orang-orang yang merasa dekat dengannya.
Sumber : Ceramah KH. A. Sadid Jauhari pada Pengajin IKPL di Lumajang tahun 2003