Mondok di Assunniyyah Kencong Hanya 225 Ribu
Inilah kebijakan baru pengasuh Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember untuk santri yang mondok di PP. Assunniyyah. Kebijakan ini m...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2011/04/mondok-di-assunniyyah-kencong-hanya-250.html?m=0
Inilah kebijakan baru pengasuh Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember untuk santri yang mondok di PP. Assunniyyah. Kebijakan ini membuat santri lebih bisa berkonstrasi di dalam belajar. Kebijakan yang baru diterapkan sekitar satu minggu saat tulisan ini diposkan itu berupa dihapusnya dapur yang menjadi tempat gendok (memasak: jawa) santri putra yang berada di lantai bawah Gedung Daerah B. Dapur yang dulu berlantaikan paving kini berubah berlantaikan keramik putih, menjadi tempat makan umum bagi santri tanpa bersusah payah gendok. Enak kan!
Dalam menjalankan kebijakan ini pengurus menetapkan kewajiban membayar i'anah syahriyah hanya sebesar Rp. 250.000,- mencakup semua item i'anah syahriyah, baik pondok atau madrasah. Murah bukan?. Jadi, wali santri cukup memberi kiriman uang sebesar Rp. 225.000,- kepada anaknya dalam sebulan, tidak perlu mengirimi beras dan lain sebagainya. Namun, biaya 2250.000 itu tentu saja belum memasukkan biaya pembelian kitab dan alat-alat tulis.
Dalam menjalankan kebijakan ini pengurus menetapkan kewajiban membayar i'anah syahriyah hanya sebesar Rp. 250.000,- mencakup semua item i'anah syahriyah, baik pondok atau madrasah. Murah bukan?. Jadi, wali santri cukup memberi kiriman uang sebesar Rp. 225.000,- kepada anaknya dalam sebulan, tidak perlu mengirimi beras dan lain sebagainya. Namun, biaya 2250.000 itu tentu saja belum memasukkan biaya pembelian kitab dan alat-alat tulis.
Menurut KH. Ahmad Sadid Jauhari sebagai salah satu pengasuh PP. Assunniyyah Kencong, kebijakan ini dibuat karena beliau prihatin atas sambat sebagian wali santri tentang besarnya biaya yang harus dikirim kepada anaknya. Kebijakan ini dapat meminimalisir perbuatan goroh (berbohong) yang dilakukan santri kepada orang tuanya mengenai biaya yang harus dikirimkan.
Upaya yang dilakukan pengasuh didalam meringankan beban wali murid sebenarnya bukan melalui kebijakan ini. Kebijakan lain berupa larangan merokok bagi santri ibtidaiyah dan dilarangnya koperasi menjual rokok. Kebijakan ini dikeluarkan dengan memanfaatkan momen kunjungan Habib Salim As-Syathiri ke PP. Assunniyyah yang membaiat santri untuk meninggalkan rokok.
Alumni dan semua masyarakat muslim tentu tidak akan rugi memondokkan anaknya di PP. Assunniyyah. Disamping untuk menjaga moral anak dengan ilmu agama yang saat ini mulai ditinggalkan yang terbukti dengan merosotnya jumlah santri di pondok-pondok pesantren yang masih mempertahankan sistim pendidikan salafnya, PP. Assunniyyah sudah bisa dibilang mampu memenuhi tuntutan jaman yang kini sedang mengagungkan pendidikan formal (umum). Bagi yang mondok di Assunniyyah jangan khawatir, ijazah pendidikan formal masih bisa didapat meski tidak bersekolah layaknya anak-anak yang sekolah di sekolah umum.
Kegiatan-kegiatan pendidikan agama juga tidak perlu dikhawatirkan mulai jam 03.00 dini hari, hingga jam 22.00 santri digembleng dengan pendidikan-pendidikan agama dan dzikir-dzikir yang sering menjadi wirid kalanngan pengikut thariqah Ba'alawi, seperti Ratib Al Haddad, Al Athas dan lain-lain.
Para guru pendidik di PP Assunniyyah tidak perlu diragukan lagi kwalitas keilmuaanya. Syeikh Muhammad Salim Al-Abbasi dari Zabid Yaman saat berkunjung ke PP. Assunniyyah, 19/03/2011 lalu mengakui akan hal ini. Jadi, jangan ragu untuk memondokkan anak ke PP. Assunniyyah.