Rasulullah Lahir Sudah Dikhitan
Rasululloh صلى الله عليه وسلم lahir pada hari senin, 12 Robiul Awal tahun Gajah. Pendapat ini adalah pendapat yang masyhur menurut jum...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2011/12/rasulullah-lahir-sudah-dikhitan.html?m=0
Rasululloh صلى الله عليه وسلم lahir pada hari senin, 12 Robiul Awal tahun Gajah. Pendapat ini adalah pendapat yang masyhur menurut jumhur ulama.
Hari senin adalah hari yang berbarokah. Al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbas, beliau berkata: "Rasulullah صلى الله عليه وسلم lahir pada hari senin, beliau hijrah dari Mekah ke Madinah pada hari senin dan wafat hari senin".
Beliau lahir dalam keadaan sudah dikhitan dan dengan ari-ari sudah terpotong. Begitu menurut Abul Faraj bin Al-Jauzi dan pendapat ini dipilih oleh As-Suyuthi dalam kutab "Al-Khosho'is".
At-Thabrani dalam "Al-Awsath" meriwayatkan bahwa beliau dikhitan ketika malaikat datang kepada beliau untuk membelah dadanya, saat beliau diasuh oleh Halimah As-Sa'diyah.
Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah dalam "Zadul Ma'ad 1/18-19 menuturkan riwayat yang dianggapnya dhaif, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم dikhitan oleh Abdul Muttholib ketika beliau berumur tujuh hari.
Orang-orang yang mengingkari bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم lahir dalam keadaan telah dikhitan sebenarnya tidak bersandar pada hadits shahih, bahkan sebaliknya. As-Suyuthi mengumpulkan banyak hadits tentang hal ini. Diantaranya adalah apa yang diriwayatkan oleh At-Thabrani dalam "Al-Awsath", juga Abu Nu'aim, Al-Khathib dan Ibnu `Asakir, dari Anas رضي الله عنه bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
من كرامتي على ربي أني ولدت مختونا ولم ير أحد سوأتي
"Diantara karamahku atas Tuhanku ialah aku dilahirkan dalam keadaan dikhitab dan tidak ada seorangpun yang melihat sauahku".
Hadits ini dishahihkan oleh Ad-Dhiya' dalam kitab "Al-Mukhtaroh".
Al-Hakim dalam "Al-Mustadrok" mengatakan bahwa hadits-hadits yang menyatakan Rosululloh صلى الله عليه وسلم lahir dalam keadaan sudah dikhitan adalah mutawatir. (Al-Khosho'ish al-Kubro: 1/90)
Pada saat ini, sebagian orang mempertentangkan masalah ini. Dan pada intinya, ketika ada hadits yang menjelaskan keistimewaan dan karomah Rasulullah صلى الله عليه وسلم mereka segera mengingkari dan mencelanya tanpa melakukan muroja'ah terhadap kitab-kitab dan pendapat-pendapat para ulama. Wallohu a'lam bisshowab
Sumber: Adz-Dzakho'ir Al-Muhammadiyah: 18-19