Pembantaian Muslim Myanmar Berlanjut
Pasukan keamanan Myanmar berpatroli di negara bagian Rakhine, menyusul berlanjutnya kekerasan yang terjadi atas Muslim Myanmar oleh pen...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2012/06/pembantaian-muslim-myanmar-berlanjut.html
Pasukan keamanan
Myanmar berpatroli di negara bagian Rakhine, menyusul berlanjutnya kekerasan
yang terjadi atas Muslim Myanmar oleh penduduk mayoritas Budha di daerah itu.
Dilansir
oleh Al
Jazeera, pasukan pemerintah, Senin (11/6/2012) terlihat mengumpulka
mayat-mayat dari puing-puing rumah yang hangus terbakar pada akhir pekan.
Sementara penduduk yang ketakutan berlindung di rumah-rumah mereka.
Polisi
di ibukota Sittwe, mengumpulkan empat mayat, salah satunya perempuan yang
diduga dari etnis Rakhine yang mengampung di sungai. Tiga orang lainnya
terbungkus selimut, namun tidak diketahui identitasnya.
Polisi
mengevakuasi dua keluarga Muslim dari kawasan yang sama, karena rumah mereka
berada di antara rumah-rumah penduduk Rakhine yang didominasi warga Budha.
Daerah itu merupakan tempat tinggal kelompok minoritas Muslim yang dikenal
sebagai orang Rohingya.
Sementara
itu, penduduk Muslim yang banyak terdapat di kota Maungdaw, mengungsi ke
pos-pos polisi terdekat, seiring dengan pemberlakuan jam malam di daerah itu.
Seorang
jurufoto Associated
Press di Sittwe mengaku melihat banyak rumah terbakar di distrik Mi
Zan.
Toko-toko,
sekolah dan bank, serta pasar besar Sittwe tutup. Sejumlah orang Rakhine
terlihat berdiri di depan rumah-rumah mereka dengan membawa pedang buatan sendiri,
atau mengendarai sepeda motor.
“Kami
belum tidur selama lima hari,” kata Ma Ohn May, penduduk Sittwe pemilik toko
kain berusia 42 tahun.
Tentara
ikut diterjunkan di kota Maungdaw dan Buthidaung untuk membantu polisi.
PBB Ikut
Mengungsi
Aksi
pembakaran rumah dan kekerasan yang berlangsung sejak hari Jumat lalu
sedikitnya sudah mengambil nyawa tujuh orang dan menghanguskan ratusan rumah. Ketegangan
itu merupakan lanjutan dari peristiwa pembantaian 10 warga Muslim Myanmar oleh
warga Budha di Rakhine.
Pada
hari Ahad pagi ( 3/6/2012), Persatuan Patriotik Rakhine membagikan selebaran di
kota Taunggup, yang berisi berisi foto wanita Budha bernama Ma Thida Htwe dan
cerita tentang pemerkosaan yang dialaminya tanggal 28 Mei lalu Dalam selebaran
itu mereka menuduh warga Muslim sebagai pelaku pemerkosaan dan pembunhan atas
wanita tersebut.lapor koran The New Light of Myanmar (5/6/2012).
Taunggup adalah sebuah kota pinggiran pantai di negara bagian Rakhine, sekitar
200 kilometer arah barat Yangon.
Disulut
oleh selebaran itu, sekelompok massa terdiri dari sekitar 300 orang menyerang
sebuah bis yang mengangkut penumpang Muslim dekat Thandwe di jalan menuju
Yangon. Ratusan orang itu membunuh 10 Muslim Myanmar dan menghancurkan
kendaraan yang mereka tumpangi, kata jurubicara pemerintah.
“Para
korban diserang saat dalam perjalanan pulang dari Thandwe untuk tujuan ibadah,”
tulis koran Myanmar tersebut.
Al
Jazeera melaporkan, akibat ketegangan yang terus
berlanjut itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa ikut mengevakuasi 44 pekerjanya,
serta keluarga mereka, dari markas yang ada di Maungdaw negara bagian Rakhine,
kata koordinator bantuan kemanusiaan PBB di Yangon, Ashok Nigam.
Tidak
bisa menyelamatkan diri
AFP
melaporkan, petugas perbatasan Bangladesh mengusir balik delapan perahu yang
mengangkut sekitar 300 Muslim Rohingya –kebanyakan perempuan dan anak-anak–
yang berusaha menyelamatkan diri.
“Ada
lebih dari 300 Rohingya di perahu-perahu yang datang dari kota Akyab (Sittwe)
Myanmar. Penumpangnya sebagian besar perempuan dan anak-anak, yang kebanyakan
menangis dan kelihatan sangat ketakutan,” kata Shafiqur Rahman, seorang penjaga
perbatasan Bangladesh berpangkat mayor kepada AFP.
“Kesemua
delapan perahu itu didorong kembali ke wilayah Myanmar,” imbuhnya.
“Keadaannya
seperti kotak sumbu,” kata Phil Robertson, wakil direktur Human Rights Watch
wilayah Asia. “Orang-orang itu merasa seperti terjebak dalam sebuah kotak,
dikelilingi musuh, dan tingkat frustasinya sangat tinggi.”
Minoritas
Muslim tidak diakui
Warga
Muslim adalah kelompok minoritas di negara Myanmar (dulu bernama Burma/Birma),
yang mayoritas penduduknya beragama Budha. Negara bagian Rakhine berbatasan
dengan Bangladesh, sebuah negara berpenduduk mayoritas Muslim.
Penduduk
Muslim di Myanmar kebanyakan keturunan etnis minoritas Bengali, yang kemudian
biasa disebut sebagai suku Rohingya.
Muslim
Rohingya dianggap pemerintah Myanmar sebagai imigran ilegal dari Bangladesh.
Pemerintah tidak mengakui mereka secara resmi sebagai etnis minoritas bagian
dari negara Myanmar.
Padahal,
sebagian dari orang Rohingya sekarang merupakan keturunan dari orang Rohingya
yang sudah menetap di Myanmar selama berabad-abad.
Pemerintah
Myanmar bersikukuh menyatakan orang Rohingya tidak punya negara. Kelompok-kelompok
pemerhati hak asasi manusia mengatakan bahwa orang Rohingya sudah sejak lama
mengalami diskriminasi.
Badan
pengungsi PBB memperkirakan, terdapat sekitar 800.000 orang Rohingya di tiga
distrik di Rakhine.
Pada
hari Ahad (10/6/2012) di Yangon, sekitar 600 orang Rakhine berkumpul di tempat
suci Budha di Pagoda Shwedagon, menuntut “orang-orang Bengali” (Rohingya) agar
“diusir dari Myanmar.”
Jumlah
kasus kekerasan yang dialami Muslim Myanmar diyakini banyak yang tidak
dilaporkan media, terutama oleh media pemerintah. Di bawah penguasa militer
sebelumnya, peristiwa pembantaian semacam itu biasanya dibiarkan begitu saja
tanpa ada pemberitaan dan hanya mendapat perhatian sebentar.*
Sumber: http://hidayatullah.com