Dihyah Al-Kalby: Sahabat Nabi Tertampan (2-Habis)
Khaibar adalah kota Yahudi Bani Nadhir yang teletak pada 150 km sebelah utara Madinah. Kota besar ini mempunyai benteng yang kokoh dan...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2017/12/dihyah-al-kalby-sahabat-nabi-tertampan.html?m=0
Khaibar adalah kota Yahudi Bani Nadhir yang teletak pada 150 km sebelah utara Madinah. Kota besar ini mempunyai benteng yang kokoh dan berlapis-lapis, hingga pasukan Romawi pun tidak mampu menembusnya. Tanahnya yang subur, membuat kota ini rindang dengan perkebunan kurma dan hamparan pertanian yang luas.
Di akhir-akhir Muharram tahun 7 H, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersama 1400 orang sahabat menyerang Khaibar. Inilah kali pertama umat Islam mengadakan penyerangan, setelah sebelumnya hanya bertahan dari penyerangan. Penyebab utama penyerangan adalah sikap penduduk Khaibar yang memperlihatkan permusuhan kepada umat Islam. Dalam perang Khandaq penduduk Khaibar berkoalisi dengan pasukan Quraisy dalam melakukan pengepungan terhadap Madinah. Mereka juga bersekongkol dengan kaum munafiqin dan kaum Arab Badui dalam menentang Rasulullah. Mereka pula yang memberikan dorongan kepada Yahudi Bani Quraidzah untuk mengkhianati perjanjian mereka dengan kaum Muslimin.
Pengepungan terhadap benteng Khaibar telah dimulai. Tetapi kokohnya bentengKaum Yahudi Bani Nadhir itu, membuat para sahabat tidak mampu berbuat banyak. Mereka kembali dengan kondisi kepayahan. Inilah saatnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menunjuk Ali bin Abi Thalib untuk memimpin penyerangan terhadap Khaibar. Tepat! Berkat kepemimpinan Ali satu persatu Benteng Khaibar jatuh ke tangan kaum muslimin.
Saat ghanimah Khaibar dibagi-bagikan, seorang perempuan yang sangat cantik bernama Shofiyah putri Huyai pimpinan Bani Nadhir menjadi jatah Dihyah Al-Kalbi, sahabat tertampan itu. Para sahabat geger! Kecantikan Shofiyah membuat mereka terpesona. Seorang sahabat datang melapor kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah! Engkau telah memberi Dihyah Shofiyah binti Huyai putri bangsawan Quraidzah dan Bani Nadzir. Dia tidak pantas kecuali untuk Engkau!”.
Atas perintah Allah dan agar tidak terjadi pertikaian di kalangan sahabat, gara-gara Shofiah, Rasulullah menikahi sendiri Shofiyah, setelah ia masuk Islam, dengan mahar kemerdekaannya. Pernikahan beliau dengan Shofiyah membuat Bani Nadzir berbondong-bondong masuk Islam.
Shofiyah sebelumnya bersuamikan Kinanah bin Rabi’ yang terbunuh dalam perang Khaibar ini. Sebelum perang terjadi, Shofiyah ditampar suaminya itu, hingga matanya lebam. Penyebabnya adalah karena ia bercerita kepada suaminya itu bahwa dirinya telah bermimpi melihat bulan yang jatuh di pangkuaannya. Sebelum ditampar suaminya itu berkata: “Tiada mimpi ini kecuali engkau berharap menjadi suami Raja Hijaz Muhammad”.
Rupanya mimpi ini adalah isyarat dari Allah, bahwa ia akan menjadi bagian dari ummahatul mu’minin, radliyallahu ‘anhunnad ajm’ain.
Wallahu A’lam