Empat Sebab Mendapat Syafaat Rasulullah

Dalam hadits disebutkan bahwa di surga terdapat syafaat khusus yang bergantung pada sebab-sebab khusus pula. Orang yang melakukan sebab-s...

Dalam hadits disebutkan bahwa di surga terdapat syafaat khusus yang bergantung pada sebab-sebab khusus pula. Orang yang melakukan sebab-sebab tersebut akan mendapatkan syafaat itu. Jika ia mempunya dosa atau maksiat, dan ia belum bertaubat darinya, hingga ia mati maka Allah akan mengampuninya dengan syafaat tersebut berdasarkan kehendak dan kebijaksanaannya. Jika ia tidak berdosa, maka derajatnya di surga akan diangkat lantaran syafaat tersebut.

Di sini akan disebutkan empat penyebab mendapatkan syafaat tersebut.

1. Membaca Doa Sesudah Adzan
Diriwayatkan Muslim dan beberapa rawi hadits dari Ibnu Umar –radliyallahu ‘anhuma—Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam—bersabda:

إذا سمعتم المؤذن ، فقولوا مثل ما يقول ، ثم سلوا الله لي الوسيلة ، فإنها مزلة في الجنة لا تنبغي إلا لعبد من عباد الله ، وأرجوا أن أكون أنا هو ، فمن سأل الله لي الوسيلة حلت له الشفاعة

Artinya: “Jika kalian mendengar mu’adzin, maka ucapkanlah seperti ucapannya. Lalu mintalah untukku wasilah kepada Allah. Wasilah ialah tempat di surga, yang tidak diberikan kecuali untuk seoranng hamba dari hamba-hamba Allah. Dan saya berharap ia adalah aku. Barang siapa memintakan untukku wasilah kepada Allah, maka halal banginya syafaatku”.

Al-Bukhari meriwayatkan dari Jabir –radliyallahu ‘anhu sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam—bersabda: “Barang siap berkata sesudah mendengar adzan:

اللهم رب هذه الدعوة التامة والصلاة القائمة آت محمدا الوسيلة والفضيلى وابعثه مقاما محمودا الذي وعدته

maka halal baginya syafaatku”.

Al-Baihaqi menambahkan dalam riwayatnya:

إنك لا تحلف الميعاد
2. Berziarah Ke Makam Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam
. Dari Hathib –radliyallahu ‘anhu—ia berkata bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

من زارني بعد موتي فكأنما زارني في حياتي ، ومن مات بأحد الحرمين بعث من الآمنين يوم القيامة

“Barang siapa berziarah kepadaku sesudah aku mati, maka seakan-akan ia berziarah kepadaku semasa aku hidup. Barang siapa mati di salam satu dua tanah haram, maka ia akan dibangkitkan bersama orang-orang yang selamat di hari kiamat”.

Dari ‘Umar radliyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

من زارني كنت له شفيعا أو شهيدا يوم القيامة

“barang siapa berziarah kepadaku, maka aku akan menyafaatinya atau menjadi saksi di hari kiamat”.

Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dari Anas –rsdliyallahu ‘anu—bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من زارني محتبسا إلى المدينة كان في جواري يوم القيامة

“Barang siapa berziarah kepadaku maka ia akan bersamaku di hari kiamat”.

Dari Abdullah bin Umar radliyallahu ‘anhuma, Rasulullah SAW bersabda:

من زار قبري وجبت له شفاعتي

“Barang siapa berziarah ke makamku, maka wajib baginya syafaatku”

Yakni Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam akan memberi kekhususan kepadanya dengan syafaat, bukan untuk yang lain, berupa ditambahkannya kenikmatan surga, diringankannya kesusahan di hari itu, masuk surga tanpa melewati hisab, diangkatkan derajatnya di surga, ditambahkannya (masa) melihat kepada Allah subhanahu wa ta’ala, atau nikmat-nikmat dan kemulian yang lain.

Hadits-hadit di atas adalah dalil sharih (jelas) tentang anjuran dan disyariatkannya ziarah Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam.

3. Meninggal di Madinah
Sebab mendapatkan syafaat Rasulullah yang lain ialah meninggal di Kota Madinah. Diriwayatkan At-Tirmidzi dari Ibnu Umar radliyallahu anhuma bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

من استطاع أن يموت بالمدينة فليمت بها فإني أشفع لمن يموت بها

“Barang siapa mampu mati di Madinah, maka matilah disana. Sesungguhnya aku akan memberi syafaat bagi orang yang mati di sana”.

Dari Abdullah bin Ibad, ia berkata bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أول من أشفع له أهل المدينة ، ثم أهل مكة ثم أهل طائف

“Orang yang pertama kali mendapat syafaatku ialah penduduk Madinah, lalu penduduk Mekah lalu penduduk Thoif”.

4. Merperbanyak Shalawat Kepada Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam
At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban dari Ibnu Mas’ud radliyallahu anhu bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إن أولي الناس بي يوم القيامة أكثرهم علي صلاة

“orang yang paling berhak atas syafaat dan kemuliaanku di hari kiamat ialah orang yang paling banyak bersholawat kepadaku”.

Dari Ruwaifi’ bin Tsabit Al-Anshari radliyallahu ‘anhu, Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

من قال اللهم صل على محمد وأنزله المقعد المقري عند يوم القيامة وجبت له شفاعتي

“Barang siapa berkata ‘ya Allah limpahkanlah rahmat ta’dzim kepada nabi Muhammad dan tempatkanlah beliau di tempat tertinggi di surga’, maka wajib baginya syafaatku”.

At-Thabrani dengan sanad yang baik (jayyid) dari Abu Darda’ radliyallahu ‘anhu, Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

من صلى علي حين يصبح عشرا ، وحين يمسي عشرا أدركته شفاعتي يوم القيامة

“Barang siapa bershalawat kepadaku ketika pagi sepuluh kali dan ketika sore sepuluh kami, maka ia akan bertemu syafaatku di hari kiamat”.

Sumber: Adz-Dzakhair al-Muhammadiyah hlm. 384-387 

Related

Akhlaq-Tashawuf 8923112863610438228

Follow Us

Facebook

TERBARU

Arsip

Statistik Blog

item