Membunuh Rasa Malas
“Seandainya”, kalimat ini begitu akrab dalam kehidupan sehari-hari. Disadari atau tidak, sebagian besar orang boleh jadi biasa mengucap...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2012/05/membunuh-rasa-malas.html?m=0
“Seandainya”,
kalimat ini begitu akrab dalam kehidupan sehari-hari. Disadari atau tidak,
sebagian besar orang boleh jadi biasa mengucapkannya, “Seandainya aku melakukan
ini, tentunya begini dan begini, tidak justru begini.” Ungkapan ini berkonotasi
sebagai angan-angan semu dan sesuatu yang tidak akan terjadi.
Nabi
Muhammad shallallahu alaihi wasallam sangat tidak menyukai umatnya mengumbar
kata-kata “seandainya”. Beliau mewanti-wantikan kepada mereka bahwa kalimat
“kalau” (seandainya) adalah tipu daya setan. Orang yang selalu mengumbar kata ini
adalah pemalas yang hanya bisa berhasrat tapi tak bersemangat.
Jika
kita sudah benar-benar dijangkiti rasa malas, maka cepat-cepatlah berusaha
melawan dan membuangnya jauh-jauh. Malas adalah sifat buruk yang wajib
dihindari oleh semua muslim. Malas adalah ciri-ciri orang munafik. Firman Allah
dalam al-Qur’an (artinya):
“Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.
Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut
Allah kecuali sedikit sekali.” (QS an-Nisa’ [4]: 142)
Jika
kita mulai kedatangan tamu yang bernama ‘malas’ dan kita ingin mengusirnya,
berikut ini beberapa tips yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam:
1)
Perbanyak Doa
Doa
adalah senjata orang mukmin, begitulah Nabi menegaskan. Ibnu Qayyim dalam
karyanya al-Jawâb al-Kâfî li Man Sa’ala ‘anid-Dawâ’ asy-Syâfi, menjelaskan
bahwa obat mujarab untuk menyembuhkan jiwa orang mukmin yang sudah terjangkiti
berbagai penyakit adalah berdoa dan bersungguh-sungguh dalam doa. Di antara doa
yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk menanggulangi
rasa malas adalah:
اللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ
وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْبُخْلِ والْجُبْنِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ
غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ. رواه أبو داود
“Ya
Allah aku berlindung kepada-Mu dari kegelisahan dan kesusahan, dan aku
berlindung pada-Mu dari kelemahan dan sifat malas, dan aku berlindung kepada-Mu
dari sifat kikir dan pengecut, dan aku berlindung pada-Mu dari hutang yang tak
mampu ditanggung serta kesewenangan orang yang tak mampu dilawan.” (HR Abu
Dawud)
2)
Lawanlah Setan dan Nafsu
Malas
sebenarnya berasal dari setan. Setan akan terus berusaha mengusik dan membujuk
nafsu manusia untuk malas, baik dalam menunaikan ibadah maupun dalam aktivitas
yang lain. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda:
“Setan
mengikatkan tiga ikatan di belakang kepala salah seorang dari kalian ketika
tidur. Pada setiap ikatan setan mengatakan, “Malam masih panjang, tidurlah.”
Apabila salah seorang dari kalian terjaga dari tidur, lalu menyebut nama Allah,
maka akan terlerai satu ikatan. Jika ia mengambil wudu, maka terlerai satu
ikatan lagi. Dan jika ia salat, maka terlerailah semua ikatan. Jika demikian,
maka ia akan bangun di waktu pagi dalam keadaan rajin serta lapang hatinya.
Jika ia tidak (melakukannya), maka ia bangun pagi dalam keadaan buruk jiwanya
dan diliputi rasa malas.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibn Hibban, dan lainnya)
Hadis
ini menunjukkan bahwa malas berasal dari setan dan kita harus berusaha terus
melawannya dengan tidak menuruti apapun yang dibisikkan olehnya. Jika setan
sudah bisa dikalahkan, maka malaspun akan hilang.
3)
Menimba Ilmu
Timbalah
ilmu sebanyak mungkin. Dengan ilmulah seseorang akan menjadi orang yang rajin
dan cekatan dalam hidupnya. Mengapa ilmu? Apa hubungan antara ilmu dengan
rajin? Gambaran sederhananya begini: ketika seseorang sudah mengetahui
(memiliki ilmu) tentang fadilah dan keutamaan ibadah tertentu, maka pastinya
akan menyebabkan ia rajin melakukan ibadah tersebut. Hal itu apabila dia
memiliki keyakinan yang kuat tentang apa yang dipelajari. Orang yang memiliki
ilmu mengenai keutamaan salat jamaah, ia akan terdorong untuk rajin mengerjakan
salat jamaah. Begitupun ketika seseorang tahu bahwa malas berasal dari setan
dan merupakan sifat orang munafik, dia akan memiliki dorongan untuk
mengusirnya.
Sejalan
dengan hal tersebut, sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, “Salat yang
paling berat bagi orang munafik adalah salat Isyak dan salat Subuh. Seandainya
mereka mengetahui pahala yang ada pada keduanya, niscaya mereka akan datang
untuk salat walaupun harus merangkak.” (HR an-Nasa’i, ath-Thabrani, dan
al-Baihaqi)
Sabda
tersebut menunjukkan betapa pentingnya pengetahuan mengenai hakikat sesuatu.
Ilmu menyebabkan semangat dan sikap seseorang terhadap sebuah amal berubah 180
derajat. Ilmu akan menuntun seseorang untuk rajin dan cekatan dalam mengisi
waktu dengan kegiatan yang bermanfaat.
Sumber: http://sidogiri.net/artikel/detail/31