Muslim India Diserang, Puluhan Orang Tewas
Sedikitnya 30 orang tewas dalam bentrokan yang terjadi antara Muslim India dan suku Bodo di daerah pegunungan Assam dekat perbatasan Ind...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2012/07/muslim-india-diserang-puluhan-orang.html
Sedikitnya 30 orang tewas dalam bentrokan yang terjadi antara Muslim India dan suku Bodo di daerah pegunungan Assam dekat perbatasan India-Bangladesh.
Bentrokan tersebut telah berlangsung selama beberapa hari dan sebagaian besar korban tewas akibat luka bacokan golok, lapor Reuters Selasa (24/7/2012), yang mengutip keterangan para pekerja kemanusiaan yang telah melihat kondisi mayat.
Polisi memulai tembakan ke arah massa yang melakukan pembakaran di distrik Kokrajhar.
Menurut laporan Reuters, kerusuhan terjadi di Kokrajhar yang didominasi oleh penduduk suku Bodo, sementara Hindustan Times melaporkan kerusuhan terjadi di daerah pemukiman mayoritas Muslim.
Hindustan Times menyebut 50.000 orang meninggalkan rumah-rumah mereka di distrik Kokrajhar, Chirang dan Dhubri, tempat terjadinya bentrokan antara Muslim dan Bodo. Ketegangan terjadi akibat sengketa lahan yang sudah berlangsung sejak lama di daerah kaki Pegunungan Assam itu. Bentrokan pecah sejak Jumat lalu.
Reuters melaporkan, Selasa pagi ratusan orang pria bersenjatakan tombak, kayu dan batu menyerang kereta api yang melintas di Kokrajhar, sehingga melukai sejumlah penumpang. Sementara itu di tempat lain, beberapa orang terluka akibat peluru yang ditembakkan aparat untuk membubarkan kerumunan sekitar 400 orang, kata seorang pejabat senior polisi.
Reuters melaporkan, sejak beberapa tahun belakangan suku-suku di India yang beragama Hindu dan Kristen gencar melancarkan serangan anti-imigran dan anti-Muslim atas penduduk asal Bangladesh. Suku Bodo dan Muslim (yang kebanyakan etnis Bengali) beberapa kali terlibat bentrok mematikan sejak tahun 1950-an. Sekitar 2.000 orang yang sebagian besar Muslim tewas dalam sebuah bentrokan yang terjadi sekitar 30 tahun silam di Assam.
Menurut polisi dan pejabat distrik setempat, bentrokan mulai terjadi sejak Jumat malam saat sejumlah pria tidak dikenal membunuh empat pemuda di Korajhar. Menyusul kejadian itu, kelompok suku Bodo menyerang warga Muslim setempat, yang dituding sebagai pelaku pembunuhan.
Kerusuhan yang melanda dusun-dusun di tiga distrik telah menghancurkan setidaknya rumah penduduk di 500 desa, kata pejabat polisi yang dikutip Reuters.
Hagrama Mohilary, pimpinan dewan suku di wilayah itu, memperingatkan bahwa bekas pasukan separatis sudah terlibat dalam bentrokan itu untuk membela desa-desa suku Bodo. Mohilary meminta bekas pasukan pemberontak itu meletakkan senjata, sebab mereka seharusnya menjadi pemantau gencatan senjata.
Seorang polisi senior yang tidak mau disebutkan namanya kepada Reuters mengatakan, suku Bodo menembaki desa-desa Muslim yang terletak dekat perbatasan Bhutan pada Senin malam. Menurut keteranganya, tidak ada korban yang dilaporkan dalam peristiwa itu.
Kementerian Pertahanan dan Kementerian Dalam Negeri berjanji akan menurunkan pasukan guna meredam bentrokan itu, lapor Hindustan Times.
Organisasi mahasiswa Bodo dikabarkan bersedia berdialog dengan organisasi mahasiswa minoritas untuk melakukan dialog terkait kerusuhan tersebut.(*)
Sumber: http://www.hidayatullah.com
Bentrokan tersebut telah berlangsung selama beberapa hari dan sebagaian besar korban tewas akibat luka bacokan golok, lapor Reuters Selasa (24/7/2012), yang mengutip keterangan para pekerja kemanusiaan yang telah melihat kondisi mayat.
Polisi memulai tembakan ke arah massa yang melakukan pembakaran di distrik Kokrajhar.
Menurut laporan Reuters, kerusuhan terjadi di Kokrajhar yang didominasi oleh penduduk suku Bodo, sementara Hindustan Times melaporkan kerusuhan terjadi di daerah pemukiman mayoritas Muslim.
Hindustan Times menyebut 50.000 orang meninggalkan rumah-rumah mereka di distrik Kokrajhar, Chirang dan Dhubri, tempat terjadinya bentrokan antara Muslim dan Bodo. Ketegangan terjadi akibat sengketa lahan yang sudah berlangsung sejak lama di daerah kaki Pegunungan Assam itu. Bentrokan pecah sejak Jumat lalu.
Reuters melaporkan, Selasa pagi ratusan orang pria bersenjatakan tombak, kayu dan batu menyerang kereta api yang melintas di Kokrajhar, sehingga melukai sejumlah penumpang. Sementara itu di tempat lain, beberapa orang terluka akibat peluru yang ditembakkan aparat untuk membubarkan kerumunan sekitar 400 orang, kata seorang pejabat senior polisi.
Reuters melaporkan, sejak beberapa tahun belakangan suku-suku di India yang beragama Hindu dan Kristen gencar melancarkan serangan anti-imigran dan anti-Muslim atas penduduk asal Bangladesh. Suku Bodo dan Muslim (yang kebanyakan etnis Bengali) beberapa kali terlibat bentrok mematikan sejak tahun 1950-an. Sekitar 2.000 orang yang sebagian besar Muslim tewas dalam sebuah bentrokan yang terjadi sekitar 30 tahun silam di Assam.
Menurut polisi dan pejabat distrik setempat, bentrokan mulai terjadi sejak Jumat malam saat sejumlah pria tidak dikenal membunuh empat pemuda di Korajhar. Menyusul kejadian itu, kelompok suku Bodo menyerang warga Muslim setempat, yang dituding sebagai pelaku pembunuhan.
Kerusuhan yang melanda dusun-dusun di tiga distrik telah menghancurkan setidaknya rumah penduduk di 500 desa, kata pejabat polisi yang dikutip Reuters.
Hagrama Mohilary, pimpinan dewan suku di wilayah itu, memperingatkan bahwa bekas pasukan separatis sudah terlibat dalam bentrokan itu untuk membela desa-desa suku Bodo. Mohilary meminta bekas pasukan pemberontak itu meletakkan senjata, sebab mereka seharusnya menjadi pemantau gencatan senjata.
Seorang polisi senior yang tidak mau disebutkan namanya kepada Reuters mengatakan, suku Bodo menembaki desa-desa Muslim yang terletak dekat perbatasan Bhutan pada Senin malam. Menurut keteranganya, tidak ada korban yang dilaporkan dalam peristiwa itu.
Kementerian Pertahanan dan Kementerian Dalam Negeri berjanji akan menurunkan pasukan guna meredam bentrokan itu, lapor Hindustan Times.
Organisasi mahasiswa Bodo dikabarkan bersedia berdialog dengan organisasi mahasiswa minoritas untuk melakukan dialog terkait kerusuhan tersebut.(*)
Sumber: http://www.hidayatullah.com