Mengapa Harus Curiga Kepada Allah?

Permintaanmu akan sesuatu dari Allah adalah kecurigaan. Permintaanmu padaNya agar Dia lebih dekat adalah kepergianNya darimu. Permintaanm...

Permintaanmu akan sesuatu dari Allah adalah kecurigaan. Permintaanmu padaNya agar Dia lebih dekat adalah kepergianNya darimu. Permintaanmu pada selainNya adalah sedikitnya rasa malumu kepadaNya. Dan permintaanmu akan sesuatu dari selainNya adalah kejauhan jarakmu dariNya.

Begitulah salah satu untaian hikmah Syaikh Ibnu Atho'illah As-Sakandari dalam "Al-Hikam".

Permintaan yang dapat digambarkan dari seorang hamba ada empat macam, seperti yang diungkap dalam hikmah diatas. Ketika dikatakan bahwa sebuah permintaan seseorang akan sesuatu dari Allah adalah sebuah kecurigaan tidak mendasar, maka hal ini disebabkan adanya rasa tidak percaya bahwa Allah pasti akan memberi nikmat-nikmatnya walaupun tanpa harus diminta. Permintaan semacam ini adalah sebuah kecurigaan dan tuduhan bahwa Allah akan menyia-nyiakan dirinya. Padahal Dia maha memberi, maha tahu akan keadaan hambaNya, dan maha kuasa akan segala-galanya.

Sebuah permintaan kepada Allah agar Dia lebih dekat disebut sebagai kepergian Allah dari seorang hamba, dikarenakan bahwa sesuatu yang berada disisi tidak perlu diminta untuk lebih dekat. Allah selalu berada di samping manusia, dekat tak berbatas. Jika Dia diminta untuk lebih dekat, maka permintaan itu adalah sebuah wujud ketidaksadaran akan kedekatanNya, dan sebuah anggapan akan kepergiaanNya meninggalkan kita.

Adalah sebuah tanda akan sedikitnya rasa malu kita kepada Allah, jika kita meminta pada selainNya. Padahal adanya sifat malu dalam diri kepada Allah merupakan salah satu dorongan untuk lebih merasakan kedekatanNya dari diri kita. Adakah rasa malu kepada Allah dalam diri kita, jika selain dzatNya selalu kita sebut dan selalu kita ingat? Adakah rasa malu kita kepada Allah disebut besar, jika kita mengalahkan Allah sekadar untuk memperhatikan yang lain?

Jika seorang hamba meminta sesuatu dari selain Allah, maka hal itu menunjukkan bahwa dirinya jauh dari Allah SWT. Jika kita merasa Allah dekat dari kita, maka yang lain terasa jauh. Jika kita menyaksikan bahwa Allah berada di sisi kita, maka hanya Allah lah yang menjadi kecukupan kita. Wallahu a'lam bish shawab

Related

Serabi dan Bulan Rajab

Bulan rajab adalah bulan yang paling afdhol ketiga sesudah Ramadhan dan Muharram. Dibulan ini, tepatnya tanggal 27 rajab umat Islam memperingati kejadian diwajibkannya shalat lima waktu dalam seha...

Mustahilkah Kejadian Isro' Mi'roj?

Isro’ mi’roj tersusun dari dua kata arab; isro’ dan mi’roj. Isro’ adalah perjalanan dimalam hari dari Masjidil Harom ke Masjidil Aqsho. Sedangkan mi’roj -yang berarti naik- adalah perjalanan dari...

Mushaf Tertua di Uzbekistan

Tak banyak yang tahu kalau di ibu kota Uzbekistan, Tasykent, terdapat peninggalan Islam yang amat penting: Mushhaf Al Qur’an Tertua. Ini merupakan pengingat akan peran penting Asia Tengah da...

Posting Komentar

emo-but-icon
:noprob:
:smile:
:shy:
:trope:
:sneered:
:happy:
:escort:
:rapt:
:love:
:heart:
:angry:
:hate:
:sad:
:sigh:
:disappointed:
:cry:
:fear:
:surprise:
:unbelieve:
:shit:
:like:
:dislike:
:clap:
:cuff:
:fist:
:ok:
:file:
:link:
:place:
:contact:

TerpopulerTERBARUArsip

Arsip

Statistik Blog

6,297,760
item