Mosquita de Macau, Satu-Satunya Masjid di Macau
Kota Judi. Itu julukan populer Macau, sebuah “negara” kecil yang bertetangga sekaligus berstatus sama dengan Hong Kong sebagai wilayah ...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2011/11/mosquita-de-macau-satu-satunya-masjid.html?m=0
Kota Judi. Itu julukan populer Macau, sebuah “negara” kecil yang bertetangga sekaligus berstatus sama dengan Hong Kong sebagai wilayah administratif khusus (SAR, Special Administratvie Region) dalam negara China. Bedanya, Hong Kong bekas jajahan Inggris, Macau bekas jajahan Portugis.
Perjudian legal menumbuhkan kawasan peninggalan Portugis ini jadi kota yang sangat maju secara ekonomis dan gemerlap dalam segala hal. Casino bertebaran di seantero Macau.
Namun, di antara tempat-tempat judi, ada sebuah masjid, satu-satunya masjid di Macau, yakni Mosquita de Macau, di Ramal Dos Moros (Phone: (853) 28337273 Fax: (853) 337273).
Masjid itu menjadi markas (Head Office) Islamic Association. Dikenal pula sebagai pusat komunitas Muslim (Muslim Community Centre). Salah seorang imam masjid asal Timor Leste, Ustadz Yunus.
Letak Mosquita de Macau di ujung kota, jauh dari pusat keramaian. Suasana sehari-harinya sepi. Gerbangnya selalu digembok. Di balik gerbang itulah bangunan masjid seluas kira-kira 6,5 m x 12 m –lebih cocok disebut Mushola.
Masjid itu biasanya ramai hari Minggu. Sebagian besar jamaah masjid adalah pekerja asing, termasuk BMI/TKI. Seperti di Hong Kong, Minggu menjadi semacam “Hari Kemerdekaan” buruh migran. Mereka pun leluasa pergi ke mana saja. Pengajian untuk para pekerja Indonesia di Macau pun digelar di masjid ini.
Perantau Muslim Indonesia di Macau bisa berkunjung atau bergabung dengan Shelter MATIM, Majelis Ta’lim Macao (Al-Hasanah). Alamatnya di kawasan Rue de Silva. Jumlah perantau Indonesia di Macao ada sekitar 6.000 orang. Yang dibina oleh shelter sekitar 200 orang.
Organisasi lain yang membina perantau di Macao adalah Halimah. Dua organisasi inilah –MATIM dan Halimah—yang berperan membina rohani Islam dan lifeskill para perantau di Macao. Kedua organisasi menjalin hubungan erat dengan Dompet Dhuafa Hong Kong.
Shelter MATIM memusatkan kegiatan hari Minggu, “the perantau day”, hari libur umumnya para BMI. Dalam jadwal Ahad Shelter MATIM tertera rincian kegiatan, seperti tadarus Al-Quran, Iqra, kurus menjahit, dan kursus komputer. Di shelter ini pun ada koperasi dan perpustakaan.
Menurut catatan sejarah, Islam hadir di Macau sejak zaman Dinasti Ming. Pembawanya adalah para pedagang Arab dan Persia. Selama Perang Dunia II, etnis Muslim Hui memasuki Macau untuk menyelamatkan diri.
Diperkirakan jumlah Muslim “asli” Macau sekitar 400 orang lebih dari total penduduk Macau sekitar 1,2 juta jiwa. Kaum Muslim itu tergabung dalam organisasi “The Macau Islamic Society”. Namun, jika digabungkan dengan perantau Indonesia, jumlah Muslim di Macau diperkirakan lebih dari 5.000 orang. Salah satu referensi Islam di Macau adalah website http://islaminmacau.com/.
Macau terletak pada 70 km sebelah barat daya Hong Kong dan 145 km dari Guangzhou. Pemerintahan Portugal menyerahkan kedaulatan Macau kepada China tahun 1999. Penduduk Macau kebanyakan bertutur dalam bahasa Kantonis. Ada juga yang berbahasa Mandarin, Portugis, dan Inggris.
Sumber: http://ddhongkong.org