Firaun Tewas Karena Menunggang Kuda Jantan
Firaun raja Mesir musuh nabi Musa, tewas bersama sejumlah besar tentaranya tenggelam di laut Merah, saat mengejar nabi Musa dan bani Isra...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2011/11/firaun-tewas-tenggelam-karena.html?m=0
Firaun raja Mesir musuh nabi Musa, tewas bersama sejumlah besar tentaranya tenggelam di laut Merah, saat mengejar nabi Musa dan bani Israil yang melakukan hijrah karena kebutaan mata Firaun dan para pengikutnya atas ayat-ayat Allah yang terjadi di depan mata mereka.
Ada yang bertanya, mengapa Firaun sebagai raja yang cerdas dan kuat mau menyeberang lautan untuk mengejar nabi Musa, padahal dia menganggap nabi Musa sebagai tukang sihir. Semestinya dia harus sadar bahwa tindakan mengejar nabi Musa menerobos lautan yang terbelah adalah perbuatan yang sangat merugikan dan berdampak pada hilangnya nyawa.
Yang jelas, kematian Firaun adalah keputusan Allah bagaimanapun keadaannya. Namun, kebanyakan keputusan Allah selaras dengan adat (kebiasaan). Ketika ujung pisau kita goreskan ke kulit, tentu saja luka yang akan diterima. Timbulnya luka oleh goresan ujung pisau adalah salah satu bentuk adat (kebiasaan), walaupun pada hakikatnya yang member luka adalah Allah subhanahu wa ta'ala.
Saat Nabi Musa, Nabi Harun as. dan seluruh warga Bani Israil ditambah satu dua orang Mesir yang beriman pada Nabi Musa bergerak malam hari menuju Kan'an, membawa seluruh hartanya, Fir'aun murka dan segera mengumpulkan tentara dari seluruh penjuru Mesir untuk mengejar mereka. Rombongan besar Bani Israil yang dipimpin Nabi Musa itu mendekati pantai laut merah ketika mereka menyadari Fir'aun dan pasukannya telah terlihat di belakang mereka. Ada yang mengatakan tentara Fir'aun lebih dari satu juta orang sementara Bani Israil termasuk wanita dan anak-anak sekitar 600 ribu orang. Bani Israil yang terjepit mulai ketakutan. Mereka mulai mengeluh pada Nabi Musa. Tapi Nabi Musa tetap yakin bahwa pertolongan Allah sudah dekat.
Pada saatnya, Allah mewahyukan pada Nabi Musa agar beliau memukulkan tongkatnya ke air. Tiba-tiba terjadi hal yang sangat luar biasa. Lautan membelah dengan belahan-belahan sebesar gunung dan menciptakan 12 lorong bagi Bani Israil untuk menyeberang. Tiap-tiap suku memiliki jalannya sendiri. Allah juga memerintahkan angin bertiup agar dasar laut menjadi kering dan bisa dilalui dengan mudah.
Nabi Musa dan seluruh pengikutnya segera menyeberang. Firaun dan tentaranya diam terpaku, menganga melihat mukjizat besar itu. Hal seperti itu belum pernah ada diceritakan dalam legenda-legenda mereka. Firaun pun sebagai raja yang cerdas sangat waspada awalnya tidak mau bergerak mendekat ke laut, karena ia sadar dampak buruk akan ia dapatkan, jika nekat mengerjar Nabi Musa, menyeberang lautan.
Setelah seluruh Bani Israil menyeberang, Allah mengutus Malaikat Jibril berwujud penunggang seekor kuda betina, mendekati posisi Firaun. Kuda Firaun, seekor kuda jantan terbaik di Mesir terpancing. Kuda itu berahi melihat kuda betina Malaikat Jibril. Malaikat Jibril memacu kudanya masuk ke laut yang sedang terbelah. Kuda Firaun pun ikut masuk. Bala tentara Fir'aun yang melihat kejadian tersebut langsung menyerbu mengikuti Firaun. Ketika mereka semua sudah masuk, Allah memerintahkan Nabi Musa memukulkan kembali tongkatnya ke laut dan laut itu pun menutup kembali, menenggelamkan Firaun dan seluruh tentaranya. Setelah mati, jenazah Firaun diangkat kembali oleh Allah dan didamparkan di pantai, kemudian ditemukan oleh orang-orang Mesir yang menyusulnya. Selamatnya Bani Israil dan tenggelamnya Firaun dan bala tentaranya ini terjadi pada hari Asyura, 10 Muharram. Bani Israil pun memulai hari barunya tanpa kezaliman Firaun di bawah pimpinan Nabi Musa alaihis salam.
Sumber: Tafsir Al-Jamal alal Jalalain