Mengangkat Tangan Saat Berdoa
Pertanyaan: Kata mereka (salafy) do'a sambil mengangkat tangan itu bid'ah, yang betul menurut ajaran Rasululloh itu gimana si?...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2012/09/mengangat-tangan-saat-berdoa.html?m=0
Kata mereka (salafy) do'a sambil mengangkat tangan itu bid'ah, yang betul menurut ajaran Rasululloh itu gimana si? mohon penjelasannya, sekalian adab, tata cara, dan bacaan yang bener-bener dari Rosululloh tentang dzikir ba'da sholat dan dzikir di pagi dan petang hari!
Ibnu: ibnutamam0@gmail.com
Jawaban:
Mengangkat tangan saat berdoa termasuk adab dalam berdoa dan hukumnya sunat, bukan termasuk bid’ah seperti yang diucapkan kelompok Wahabi/Salafi. Ada banyak hadits yang menjadi dasar disyariatkannya mengangkat tangan saat doa, yang diriwayatkan oleh banyak perawi hadits sehingga hampir mencapai tingkat mutawatir. Mutawatir ialah riwayat yang diceritakan orang banyak sehingga dipastikan jauh dari kepalsuannya. Para ulama juga menulis kitab-kitab yang menjelaskan hadits-hadits mengangkat tangan saat doa ini. Diantaranya adalah kitab “Fadh al-Wi’a’ fi ahadits raf’al yadain fi al-du’a” yang dikarang oleh As-Suyuthi. Dalam kitab ini terdapat sekitar 100 hadits.
Al-Mubarokfuri dalam Tuhfah al-Ahwadzi (2/172) menyatakan bahwa diantara hadits-hadits tersebut ialah:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا (الحديث) ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ، يَا رَبِّ، يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ؟ (رواه مسلم [1015])
عَنْ سَلْمَانَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِيٌّ كَرِيمٌ، يَسْتَحْيِي مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ، أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا (رواه أبو داود والترمذي)
Dalam Tafsir Ibnu Abi Hatim (3/1048) disebutkan:
حدثنا أبى ، ثنا أبو معمر المنقري ، ثنا عبد الوارث ، ثنا علي بن زيد ، عن سعيد بن المسيب ، عن ابي هريرة ، ان رسول الله صلى الله عليه وسلم رفع يده بعد ما سلم وهو مستقبل القبلة ، فقال : اللهم خلص الوليد بن الوليد ، وعياش بن ابي ربيعة ، وسلمة بن هشام ، وضعفه المسلمين الذين لا يستطيعون حيلة ولا يهتدون سبيلا من ايدي الكفار
Dalam sanad hadits ada Ibnu Jad’an yang dianggap dla’if, namun Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya (3/172) mengatakan bahwa hadits tersebut mempunyai syahid (hadits lain yang menjelaskan sama) dalam kitab Shahih Bukhari selain dari jalur ini.
Selain hadits diatas masih banyak hadits-hadits yang lain.
Adapun adab-adab dzikir adalah sebagaimana disebutkan dalam Syarh Ratib al-Haddad (21-25) yang disusun oleh al-Habib Alwi bin Ahmad bin al-Hasan bin Abdillah bin Alawi al-Haddad Ba’alwi, secara ringkas berikut ini:
- Halalnya makanan dan minuman
- Tidak bersifat riya’
- Tidak dalam keadaan kenyang
- Mengucapkan dzikir atau doa sekira didengar oleh diri sendiri. Menurut Imam Nawawi yang lebih baik adalah berdzikir dengan lisan bersamaan dengan hati. Namun dzikir dengan lisan tidak dianjurkan (makruh) pada saat mulut terkena najis, berada dalam tempat najis, ketika mengeluarkan gas dan buang air.
- Dalam keadaan bertaubat
- Berusaha untuk selalu suci dari hadats dan najis
- Menghadap kiblat
- Khusyu’
- Adanya konsistensi antara anggota lahir dan batin
Setelah berdzikir atau berdoa dianjurkan untuk diam, mengosongkan hati dan tidak segera minum.
Dzikir Sesudah Shalat, sebagaimana tersebut dalam Syawariq al-Anwar 7-16 adalah :
1. أستغفر الله العظيم الذي لا إله إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه 3× لا إله إلا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد يحيي ويميت وهو على كل شيء قدير اللهم لا ما نع لما أعطيت ولا معطي لما منعت ولا ينفع ذا الجد منك الجد (صحيح البخاري: 8/90 كتاب الدعوات]
2. اللهم أجرنا من النار (7×)
3. اللهم أنت السلام ومنك السلام وإليك يعود السلام فحينا ربنا بالسلام وأدخلنا الجنة دار السلام
4. تباركت ربنا وتعاليت يا ذا الجلال والإكرام
5. آية الكرسي
6. تسبيح (33×)
7. حمدلة (33×)
8. تكبير (33×)
Untuk dzikir pagi dan petang bisa dengan membaca al-Wirdul Lathif, dimana semua bancaannya berdasarkan hadits dari Rasulullah SAW.