Mengenal Hakikat Cinta (1)
Pepatah Melayu mengatakan “Tak kenal maka tak sayang. Tak sayang berarti tak cinta”. Begitulah! Tidak akan dapat tergambarkan wujud cinta...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2012/09/mengenal-hakikat-cinta-1.html?m=0
Pepatah Melayu mengatakan “Tak kenal maka tak sayang. Tak sayang berarti tak cinta”. Begitulah! Tidak akan dapat tergambarkan wujud cinta kecuali setelah mengetahui dan mengenal yang dicintai. Inilah keistimewaan makhluk hidup yang mempunyai daya untuk mengenal dan mengetahui, yang membedakannya dari benda mati.
Sesuatu yang dapat dikenal dan diketahui ada yang mempunyai sifat yang sesuai dengan karakter seseorang, cocok dan memberikan kenyamanan baginya. Ada pula yang bersifat bertolak belakang dengan seseorang, membuatnya lari dan menjadikannya merasa tersakiti. Sesuatu yang diketahui mampu memberikan kenyamanan dan ketenteraman tentu akan disenangi dan dicintai. Sebaliknya, sesuatu yang memberikan rasa sakit dan ketidaknyamanan tentu akan dibenci.
Makna mencinta adalah adanya kecenderungan watak kepada apa yang dicinta. Ketika kecenderungan tersebut semakin menjadi, maka timbulah apa yang disebut rindu. Dan makna membenci ialah berpalingnya watak dari sesuatu. Ketika kebencian ini semakin kuat, maka inilah yang disebut mengutuk (maqt). Penjelasan ini adalah pondasi awal dari hakikat makna cinta.
Ketika cinta timbul setelah ternyadinya pengetahuan dan pengenalan, membuat cinta menjadi bermacam-macam sesuai dengan banyaknya sesuatu yang dapat diketahui dan banyaknya indera yang berfungsi sebagai alat mengenal dan mengetahui sesuatu. Kecantikan wajah seorang wanita akan dirasakan kenikmatannya bagi orang yang mampu melihat, suara merdu seorang biduan hanya dapat dinikmati oleh orang yang mempunyai pendengaran yang sehat, dan manisnya gula akan dapat dirasakan kenikmatannya oleh lidah yang normal. Setelah sesuatu yang dikenal dan diketahui oleh panca indra dapat dirasakan kenikmatan dan keindahannya, maka timbullah kecenderungan watak (baca: cinta) kepadanya. Memang cinta tak pernah salah memilih.
Ada sesuatu yang membedakan manusia dan binatang, yaitu diberinya manusia indera keenam berupa hati yang membuat manusia mampu menjangkau, mengenal dan mengetahui hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh panca indera. Sebagai contoh ialah sabda Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam—yang menyatakan bahwa shalat adalah sesuatu yang membuat hati beliau terasa sejuk dan tenteram, hingga beliau mencintainya. Keindahan dan kenikmatan shalat tidak mungkin dilihat oleh mata, tidak dapat didengar telinga dan tidak dapat dirasakan oleh lidah. Indera keenam inilah yang akan dapat mengantarkan manusia menemukan keindahan Sang Maha Pencipta, hingga timbul rasa cinta dan rindu kepadaNya.
Selanjutnya, untuk mengetahui hakikat makna cinta, perlu dipahami bahwa yang jelas dan pasti seseorang sangat mencintai dirinya sendiri. Cinta kepada diri sendiri dapat diartikan adanya kecenderungan akan terus berlangsungnya kehidupan dirinya dan terpenuhinya kebutuhan dan kesenangan dirinya. Juga adanya ketidakmauan dirinya akan kematian, kesusahan dan ketidaknyamanan. Oleh sebab itu kebencian utama manusia adalah kematian, bukan karena sakitnya sakarat pati, dan bukan pula karena adanya siksa sesudah mati. Andai saja mati tidak terasa sakit, atau siksa sesudah mati tidak ada, itupun tidak akan mampu membuat manusia mau kepada kematian, minimal tidak benci kepadanya.
Akibat kecintaan manusia kepada dirinya sendiri ini, maka kecintaannya kepada yang lain tidak akan terwujud kecuali dalam diri yang dicinta ada semacam manfaat yang mendukung kecintaannya kepada dirinya. Kesenangan seseorang kepada makanan, karena makanan dianggap akan mampu melangsungkan kehidupan dirinya. Bahkan, kecintaannya kepada anak-anaknya yang membuat dirinya membanting tulang memenuhi kebutuhan mereka dan merawat mereka dengan sepenuh hati, bukan semata-mata hanya karena diri mereka, tetapi karena mereka mendukung kecintaannya kepada diri sendiri, berupa kelangsungan keturunan yang dianggap sebagai kelanjutan hidupnya setelah ia meninggal.
Bersambung