Allah Itu Dzat Yang Maha Indah
Allah SWT adalah dzat yang menciptakan bentuk dan rupa. Dialah Allah yang maha suci, tidak punya bentuk da...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2011/03/allah-itu-dzat-yang-maha-indah.html?m=0
Allah SWT adalah dzat yang menciptakan bentuk dan rupa. Dialah Allah yang maha suci, tidak punya bentuk dan rupa. Allah berfirman:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَىءٌ وَهُوَ السّمِيعُ البَصِير" [سورة الشورى/11].
"Tidak ada sesuatu yang menyerupai Allah. Dan Dialah dzat yang maha mendengar lagi maha melihat". (QS. As Syura: 11)
Dalam hadits disebutkan:
إنّ الله جميلٌ يحبّ الجمال
"Sesungguhnya Allah adalah dzat yang maha indah dan mencintai keindahan". (HR. Thabrani dan Al Hakim)
Makna Allah adalah dzat yang maha indah bukan berarti indah dalam bentuk dan rupa. Tetapi yang dimaksud ialah indah dalam sifat. Juga bermakna Allah adalah dzat yang berbuat baik. Makna indah dalam sifat ialah Allah mempunyai sifat-sifat yang sempurna. Sedangkan makna Allah adalah dzat yang berbuat baik ialah bahwa Allah berbuat baik kepada hambanya dan bersifat dermawan kepada mereka dengan nikmat-nikmatNya. Adapun makna Allah mencintai keindahan ialah bahwa Allah senang perbuatan yang bersifat memperbaiki (ihsan).
Maka manusia tidak dinilai dari bentuk lahir yang diciptakan Allah, tetapi ia dinilai berdasarkan niat dan amalnya. Dalam hadits disebutkan:
ثلاثٌ مَن كُنّ فيهِ وَجَدَ حَلاوَة الإيمان أن يكونَ اللهُ ورسُولُه أحَبَّ إليهِ مما سِواهُما وأنْ يُحِبَّ المرءَ لا يُحبُّه إلا للهِ وأنْ يَكرَهَ أنْ يَعُودَ في الكُفرِ كمَا يَكرَهُ أن يُقذَفَ في النّار"رواه البخاري ومسلم.
"Tiga perkara, barang siapa berada didalamnya ia akan menemukan manisnya iman, (yaitu) Allah dan RasulNya lebih ia cintai dari pada yang lain, tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah dan membenci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana ia membenci dirinya dibuang ke neraka". (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Maknanya ialah iman seseorang akan menjadi kuat jika cintanya kepada Allah dan RasulNya lebih besar dari pada sesuatu yang lain, dan jika ia membenci kekufuran dengan kebencian yang sangat.
Dengan demikian, seseorang tidak akan disebut sebagai mukmin yang sempurna dan menjadi kekasih Allah, kecuali ia menjadikan Allah dan RasulNya lebih ia cintai dari pada yang lain. Allah dan RasulNya lebih ia cintai dari pada harta, anak-anak dan manusia seluruhnya. Dan ketika ia mencintai mukmin yang lain, maka ia mencintai mereka karena Allah, bukan karena harta dan pangkat.
Jika ketiga perkara ini mampu dicapai, maka ia akan menjadi mukmin yang sempurna, dimana Allah akan memberikannya naungan di saat tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Wallahu A'lam bish shawab