Mengunjungi SDK Santo Yusuf Gg. 2 Sukoreno
Pagi sekitar jam 8.00 WIB beberapa waktu lalu, saya bersama tiga orang teman guru dari SMP Diponegoro dan MTs. Al-Ma’arif Wonorejo Kencon...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2012/06/mengunjungi-sdk-santo-yusuf-gg-2.html?m=0
Pagi sekitar jam
8.00 WIB beberapa waktu lalu, saya bersama tiga orang teman guru dari SMP
Diponegoro dan MTs. Al-Ma’arif Wonorejo Kencong mengunjungi SDK Santo Yusuf
Gg.2 Sukoreno dalam rangka Sosialisasi Penerimaan Peserta Didik Baru tahun
pelajaran 2012-2013. Saat masuk lokasi sekolah yang asri dan bersih, kami
disambut para siswa yang sedang istirahat, menyalami kami dengan mencium tangan
kami. Saat masuk kantor sekolah yang berdiri di samping sebuah gereja yang
megah ini, kami disambut kepala sekolah dengan ramah dan langsung mempersilakan
kami menuju ruang kelas 6 dengan dipandu oleh Bapak Sukimin, seorang guru
muslim yang juga warga Sukoreno Gg. 1, gang bekas tempat mangkal wanita tuna susila.
Melihat
tahun-tahun sebelumnya, sekolah dasar katholik ini rutin menyumbangkan satu dua
alumninya untuk belajar di SMP Diponegoro dan MTs. Al-Ma’arif Wonorejo Kencong,
walaupun sosialisasi yang dilakukan masih dengan pendekatan secara umum kepada
siswa kelas terakhir, tidak dengan pendekatan secara khusus kepada individu
siswa atau kepada orang tua mereka.
Setelah
sosialisasi selesai, kami sempat berbincang dengan Bapak Sukimin seputar keadaan
umum SDK ini. SDK ini berdiri di daerah yang berpenduduk majemuk. Di daerah ini
lima agama ada, namun mayoritas adalah pemeluk Islam. Ketika kami menelusuri
gang yang beraspal paving menuju ke lokasi SDK, kami melihat ada sampai lima
musholla. Di daerah yang majemuk ini, siswa-siswi SDK Santo Yusuf ini juga
terdiri dari penganut kelima agama tersebut, namun sesuai dengan keterangan Bpk
Sukimin, 75 persen siswa adalah anak dari penganut muslim.
Berbeda dengan
SD Wonorejo di Sidoreno yang mempunyai guru Agama Islam, di SDK ini pendidikan
agama hanya pendidikan Agama Katholik, dan ini maklum, karena SD ini adalah
sekolah swasta milik gereja katolik. Namun, yang membuat kami prihatin, mengapa
mayoritas siswa di SDK ini beragama Islam? Apakah tidak ada sekolah lain selain
SDK ini? Tentu saja ada! Di sebelah utara ada SDN, dan kalau ke utara lagi
berdiri MI Miftahul Ulum, dengan ciri keNUannya yang khas.
Keberadaan SDK
ini bukan berarti tidak berdampak bagi siswa-siswi muslim yang bersekolah di
sana. Walaupun pihak SDK menampakkan sikap toleran kepada siswa-siswi muslim,
namun ini patut untuk dicurigai, karena mengaca kepada kejadian-kejadian di
daerah lain, hal seperti ini merupakan bagian dari proyek missionaris Kristen dalam
upaya kristenisasi. Menurut keterangan, ada beberapa lulusan muslim SDK ini yang
melanjutkan ke SMP Don Bosco Semboro yang juga berlatang belakang Katholik,
dengan fasilitas antar jemput. Hal ini adalah indikasi dari proyek tersebut.
Bagaimana
ini?