Asal Usul Tarhim Menjelang Subuh
Adalah suatu saat Nabi SAW melakukan Thowaf mengelilingi Ka’bah. Tiba- tiba beliau melihat seorang Arab Badui juga sedang Thowaf samb...
https://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2012/06/asal-usul-tarhim-menjelang-subuh.html?m=0
Adalah suatu saat Nabi SAW melakukan Thowaf mengelilingi Ka’bah. Tiba- tiba beliau melihat seorang Arab Badui juga sedang Thowaf sambil menyeru: “Ya- Kariim!” Maka Nabi pun dibelakangnya mengucapkan “Ya Kariim”. Maka Arab Badui itupun berpindah ke Rukun Tsani dan berdo’a: Ya Kariim. Maka Nabi, Sang kekasihpun menirukan “Ya Kariim”. Maka berpindahlah Arab Badui itu ke dekat Hajar Aswad dan berdo’a: Ya Kariim!!, Maka Nabi- Sang kekasihpun berdo’a: “Ya Karim”. Maka Sang Arab Badui itupun menoleh dan berkata: “Adakah kamu mentertawakan aku? Seandainya bukan wajahmu yang bercahaya dan penuh keramahan, pasti sudah kuadukan kepada kekasihku yakni baginda Muhammad!!”.
Maka Nabi SAW berkata kepadanya:”Apakah engkau belum mengenal Nabimu wahai saudara Arabku?” Maka Orang Badui itu berkata:”Demi Allah aku beriman padanya padahal aku belum pernah mengenalnya sejak aku memasuki Mekah dan aku belum pernah menjumpainya”. Maka Nabi pun berkata padanya: “Aku ini (Muhammad) Nabimu wahai saudara Arabku”. Maka Sang Badui itupu segera memeluk kehadapan Nabi dan mencium tangan beliau seraya berkata:”Bapak dan Ibuku sebagai penebusmu wahai Sang kekasihku” Maka Jibrilpun turun kepada Nabi dan berkata:”Wahai Sang Kekasih Allah, Allah mengucapkan salam untukmu dan berfirman kepadamu:” Katakanlah pada orang Badui itu apakah ia menyangka Aku tak akan menghisabnya ketika ia mengucapkan Ya Kariim?” Maka Orang Badui itu berkata:”Demi Allah wahai cahaya mataku, eyang dari Hasan dan Husain, Seandinya Robku menghisabku, maka akupun akan menghisab-Nya! Maka Bersabdalah Nabi:”Bagaimana engkau akan menghisab Robmu?” Badui berkata:”Jika Rob menghisabku atas dosa- dosaku, maka aku akan menghisab segala ampunan-Nya, dan jika Ia menghisabku atas segala keteledoranku, maka aku akan menghisab anugerah dan kemulyaan Nya”. Maka berkatalah Jibril Al- Amin: “Katakanlah pada orang ini:” Janganlah ia menghisab Ku, maka Aku pun tak akan menghisabnya”. Allohu Akbar!!!
(Riwayat ini oleh masyarakat mesir sering dibaca dengan lagu yang indah pada waktu menjelang shubuh untuk TARHIM
يا كريم
كاَنَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَطُوْفُ فِي الْكَعْبَةْ فَرَأَى أَعْرَابِيًّا يَطُوْفُ بِهاَ وَيَقُوْلُ : ياَ كَرِيْم , فَقَالَ النَّبِيُ صلى الله عليه وسلم وَرَاءَهُ : ياَ كَرِيْم – فاَنْتَقَلَ الْأَعْرَابِيُّ اِلَى رُكْنِ الثَّانِيْ وقاَلَ: يا كريم, فَقاَلَ النَّبِيُّ (صلى الله عليه وسلم) – فَقَالَ الْحَبِيْبُ (صلى الله عليه وسلم) وَرَاءَهُ : يا كريم, فَانْتَقَلَ الْأَعْرَابِيُّ اِلَى الْحَجَرِ الْأَسْوَدِ فَقاَلَ : يا كريم- فقال النبي (صلى الله عليه وسلم) – فقال الحبيب (صلى الله عليه وسلم) وراءه : يا كريم, فَالْتَفَتَ الْأَعْرَاِبي فَقاَلَ: أَتَمْزَحُوْنَنِيْ ياَ أَخَ الْعَرَبِ؟ وَاللهِ لَوْلاَ صَباَحَةُ وَجْهِكَ وَبَلَغَ طاَ لِقَتكَ لَشَكَوْت اِلَى حَبِيْبِيْ مُحَمَّداً- فَقاَلَ لَهُ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم أَوَلاَ تَعْرِفُ نَبِيَّكَ يا أخ العرب؟ قَالَ وَاللهِ أَمَنْتُ بِهِ وَلَمْ أَرَهُ وَدَخَلْتُ مَكَّةَ وَلَمْ أَلْقَهُ – قاَلَ لَهُ النَّبِيُّ (صلى الله عليه وسلم) اَنَا نَبِيُّكَ يا أخ العرب – فَانْكَبَّ الأعرابي عَلىَ يَدِ النَّبِيِّ يُقَبِّلُهاَ وَيَقُوْلُ: فِدَاكَ أَبِيْ وَأُمِّيْ ياَ حَبِيْبَ اللهِ – فَنَزَلَ جِبْرِيْلُ الْأَمِيْنُ عَلىَ النَّبِيِّ وَقاَلَ لَهُ : ياَ حَبِيْبَ اللهِ (صلى الله عليه وسلم) – اللهُ يُقْرِئُكَ السَّلاَمَ وَيَقُوْلُ لَكَ : قُلْ لِهَذاَ الأعرابي : أَيَظُنُّ إِنْ قاَلَ ياَ كَرِيْم أَنَّناَ لاَ نُحاَسِبُهُ؟ فَقاَلَ الأعرابي : وَاللهِ ياَ نَوْرَ الْعَيْنِ ياَ جَدَّ الْحَسَنَيْنِ , لَوْ حَاسَبَنِيْ رَبِّيْ لَأُحاَسِبَنَّهُ – قَالَ لَهُ النَّبِيُّ (صلى الله عليه وسلم) : وَكَيْفَ تُحاَسِبُ رَبَّكَ يا أخ العرب؟ قاَلَ: لَئِنْ حاَسَبَنِيْ عَلىَ ذَنْبِيْ حاَسَبْتُهُ عَلىَ مَغْفِرَتِهِ – وَإِنْ حاَسَبَنِيْ عَلىَ تَقْصِيْرِيْ حاَسَبْتُهُ عَلىَ جُوْدِهِ وَكَرَمِهِ – فَقاَلَ جِبْرِيْلُ الْأِمِيْنُ: ياَ حَبِيْبَ اللهِ , اللهُ يَقُوْلُ لَكَ – قُلْ لِهَذاَ الْأَعْرَابِيّ أَنْ لاَ يَحاَسِبَناَ وَلاَ نُحاَسِبُهُ – الله أكبر!!!
Asal Usul Shalawat Tarhim
shalawat ini pertama kali dipopulerkan di Indonesia melalui Radio Yasmara (Yayasan Masjid Rahmat), Surabaya pada akhir tahun 1960′an. Penciptanya adalah Shaikh Mahmoud Khalil Al Hussary, ketua Jam’iyyatul Qurro’ di Kairo, Mesir. Bagaimana asal mula ceritanya shalawat tarhim ini akhirnya bisa sampai ke Indonesia? Menurut Cak Nun Syaikh Al Hussary pernah berkunjung ke Indonesia—misi belum diketahui, mungkin dalam rangka study tour—dan beliau ‘dibajak’ di Lokananta, Solo untuk rekaman shalawat tarhim ini.
Syaikh Mahmoud Al-Hussary (1917-1980, محمود خليل الحصري) adalah ulama lulusan Universitas Al-Azhar dan merupakan salah satu Qâri’ (pembaca Quran) paling ternama di jamannya, sampai-sampai ia digelari Shaykh al-Maqâri (sing ahli qiroah). Syaikh Al-Hussary dikenal karena kepiawaiannya dalam membaca Qur’an secara tartîl. Ia mengatakan bahwa membaca Qur’an bukan semata-mata tentang irama (lagu) atau seni bacaannya, yang paling penting adalah tartîl: memahami bacaan Qur’an dengan baik dan benar, yaitu melalui studi kebahasaan (linguistik) dan dialek Arab kuno, serta penguasaan teknik pelafalan huruf maupun kata-perkata dalam Quran. Dengan begitu bisa dicapai tingkat kemurnian (keaslian makna) yang tinggi dalam membaca Al-Qur’an.